“Sah! Katanya”: Film yang Membuat Nadya Arina Renungkan Makna Keluarga

Aktris Nadya Arina mengungkapkan bahwa perannya sebagai Marni dalam film “Sah! Katanya” memberinya pelajaran berharga mengenai arti penting keluarga. Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Rabu (16/4), Nadya menyampaikan bahwa pengalaman memerankan karakter tersebut membuatnya merenungkan kembali sikapnya terhadap orang-orang terdekat, seperti saudara dan orang tua. Ia menyadari bahwa hal-hal kecil yang dianggap sepele ternyata dapat memberikan dampak besar bagi anggota keluarga.

Tak hanya itu, Nadya juga merasakan kehangatan yang menyerupai keluarga baru selama proses syuting film tersebut. Ia menyebutkan bahwa bertemu dengan para pemain dan kru menciptakan ikatan emosional yang kuat, menjadikannya pengalaman yang sangat berkesan.

Film “Sah! Katanya” sendiri mengisahkan tentang Marni, anak bungsu dari empat bersaudara, yang harus menghadapi wasiat sang ayah untuk menikah dengan anak dari sahabat ayahnya. Perjalanan tersebut membawa Marni ke dalam konflik antara cinta dan tanggung jawab keluarga.

Disutradarai oleh Loeloe Hendra dan ditulis oleh Sidharta Tata bersama Dirmawan Hatta, film ini menjadi tantangan baru bagi mereka yang biasanya berkecimpung di genre festival dan laga. Loeloe mengatakan bahwa drama komedi ini dibuat dengan sentuhan segar agar bisa memberikan hiburan menyenangkan bagi penonton.

Film ini dibintangi oleh Dimas Anggara, Nadya Arina, Calvin Jeremy, dan sejumlah aktor lainnya, dan akan mulai tayang di bioskop Indonesia pada 24 April 2025.

6 Mahakarya Kyoto Animation yang Tak Boleh Dilewatkan Penggemar Anime

Kyoto Animation telah menjelma menjadi simbol kualitas tinggi dalam industri anime Jepang. Sejak didirikan pada tahun 1985, studio ini terus menghasilkan karya-karya luar biasa yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kuat dari sisi cerita dan pengembangan karakter. Salah satu karyanya yang paling ikonik adalah Hyouka, yang menghadirkan perpaduan cerdas antara misteri ringan dan kehidupan sekolah. Kisah Hotaro Oreki dan teman-temannya dalam memecahkan teka-teki harian sukses menarik perhatian penggemar genre slice of life dan detektif remaja.

Kemudian ada K-On!, anime bertema musik yang mengisahkan perjalanan sekelompok siswi SMA dalam membentuk band musik ringan. Dengan momen-momen hangat dan penuh tawa, anime ini menjadi favorit banyak penggemar karena atmosfer positif dan karakter yang menggemaskan. Di sisi lain, Kyoukai no Kanata membawa nuansa gelap dengan sentuhan fantasi dan romansa yang emosional, mengisahkan perjuangan seorang gadis pemburu iblis bersama makhluk setengah youmu.

Tak kalah menarik, Miss Kobayashi’s Dragon Maid hadir dengan komedi ringan yang menghangatkan hati. Interaksi lucu antara karakter manusia dan naga menjadi daya tarik tersendiri. Sementara Nichijou menawarkan humor absurd yang disampaikan lewat animasi penuh energi, cocok bagi penonton yang mencari tawa tanpa henti. Terakhir, Love, Chunibyo & Other Delusions! menggambarkan fase remaja penuh khayalan dengan cara yang lucu namun menyentuh.

Setiap anime produksi Kyoto Animation memiliki ciri khas dan kualitas yang menjadikannya layak ditonton oleh siapa pun, baik penggemar lama maupun penonton baru.

Judul: Pabrik Gula Masih Perkasa, Jumbo Tempel Ketat di Persaingan Film Lebaran 2025

Memasuki hari ke-10 setelah perilisan serentak film-film Lebaran 2025 pada 31 Maret lalu, persaingan di box office nasional semakin memanas. Dari lima judul utama yang tayang, yakni Pabrik Gula, Jumbo, Qodrat 3, Norma: Antara Mertua dan Menantu, serta Komang, film Pabrik Gula masih bertahan di posisi puncak. Berdasarkan data dari Cinepoint per 9 April 2025, film yang disutradarai oleh nama besar di industri ini telah ditonton lebih dari 3,18 juta penonton. Jika harga tiket rata-rata Rp35 ribu, pendapatan kotor film ini bisa mencapai sekitar Rp111,3 miliar, meskipun angka tersebut masih belum dipotong pajak dan biaya operasional lainnya.

Di posisi kedua, Jumbo menampilkan performa yang juga mengesankan dengan jumlah penonton mencapai 1.837.560, yang jika dikalkulasikan setara dengan pemasukan kotor sekitar Rp65 miliar. Qodrat 3 berada di posisi ketiga dengan 1.553.309 penonton, disusul Komang di urutan keempat dengan raihan 1.277.735 penonton. Sementara itu, Norma: Antara Mertua dan Menantu duduk di posisi kelima dengan 561.273 penonton.

Meski masa puncak penonton Lebaran telah berlalu, akhir pekan 11–13 April 2025 masih menjadi peluang emas untuk mendulang lebih banyak penonton. Namun, persaingan bakal semakin ketat karena film terbaru Pengepungan di Bukit Duri karya Joko Anwar dijadwalkan tayang mulai 17 April dan diprediksi menjadi film selanjutnya yang akan menyita perhatian publik.

Film “1 Kakak 7 Ponakan” Sentuh Budaya Keluarga Indonesia, Menbud Fadli Zon Beri Apresiasi

Setelah menyaksikan film “1 Kakak 7 Ponakan” (SaKaTuPu), Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan apresiasinya terhadap film yang diadaptasi dari sinetron populer era 90-an tersebut. Ia menilai bahwa film ini mencerminkan eratnya budaya kekeluargaan di Indonesia, yang berbeda dengan masyarakat Barat yang lebih individualis. Menurutnya, film ini menggambarkan dengan baik bagaimana keluarga di Indonesia selalu mengutamakan kebersamaan dan gotong royong.

Film berdurasi 131 menit ini menghadirkan banyak pesan moral tentang pentingnya peran keluarga dalam kehidupan. Fadli menyoroti bagaimana anak tertua dalam keluarga sering kali harus mengambil tanggung jawab besar untuk mengurus saudara-saudaranya. Kisah ini diperlihatkan melalui tokoh utama, Hendarmoko, seorang arsitek muda yang tengah mengejar impiannya. Namun, ketika ia mendapatkan peluang besar dalam kariernya, ia harus menghadapi kenyataan pahit setelah kehilangan kakak-kakaknya secara mendadak. Situasi ini memaksanya memilih antara mengejar ambisi atau merawat keponakan-keponakannya yang kini yatim piatu.

Fadli menonton film ini dalam sesi pemutaran privat yang diadakan oleh produser Manoj Samtani di Studio Premiere XXI, Lippo Mall Kemang, Jakarta, pada Jumat (28/3). Film ini sebelumnya juga telah diputar perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada 7 Desember 2024. Ia berharap film ini dapat ditonton oleh lebih banyak masyarakat karena menyajikan kisah yang menyentuh dan relevan dengan kehidupan banyak orang di Indonesia, khususnya mereka yang berada dalam posisi sebagai generasi “sandwich”.

Menjelang perayaan Hari Film Nasional pada 30 Maret, Fadli juga mengajak masyarakat untuk semakin mendukung industri perfilman Indonesia dengan lebih sering menonton film produksi dalam negeri. Ia menegaskan bahwa film adalah salah satu bentuk ekspresi budaya yang sangat kuat karena menggabungkan berbagai elemen seni, mulai dari akting, musik, hingga sejarah. Dengan meningkatnya jumlah penonton film Indonesia yang telah mencapai 72 juta orang hingga akhir November 2024, Fadli berharap industri film Tanah Air semakin berkembang, termasuk dengan lebih banyaknya produksi film biopik yang menyoroti kisah inspiratif tokoh-tokoh besar Indonesia.

Alan Cumming Kembali Sebagai Nightcrawler di “Avengers: Doomsday”, Marvel Siapkan Crossover Epik

Alan Cumming, yang dikenal lewat perannya sebagai Nightcrawler dalam film X2 (2003), dipastikan kembali memerankan karakter tersebut dalam film terbaru Marvel Studios, Avengers: Doomsday. Kabar ini muncul setelah keberhasilannya sebagai pembawa acara reality show The Traitors, yang bahkan membawanya meraih penghargaan Emmy. Kehadirannya kembali sebagai Nightcrawler pun semakin menambah daftar panjang karakter ikonik yang kembali ke layar lebar.

Dalam X2, Nightcrawler dikenal dengan kemampuan teleportasi yang membuatnya menonjol meskipun hanya tampil dalam durasi terbatas. Marvel Studios tampaknya ingin menghidupkan kembali nostalgia penggemar dengan mengembalikan banyak aktor dari era X-Men besutan 20th Century Fox. Selain Cumming, beberapa aktor lain seperti Patrick Stewart (Profesor-X), Ian McKellen (Magneto), Rebecca Romijn (Mystique), dan James Marsden (Cyclops) juga dikabarkan akan bergabung dalam proyek ini.

Tak hanya dari X-Men, Avengers: Doomsday juga akan menjadi ajang pertemuan berbagai karakter dari waralaba Marvel lainnya, termasuk tokoh dari Captain America: Brave New World, Black Panther: Wakanda Forever, Thunderbolts, Ant-Man & The Wasp, Thor, Shang-Chi, dan Fantastic Four. Beberapa pemeran baru yang dipastikan tampil antara lainPedro Pascal akan berperan sebagai Mr. Fantastic, sementara Vanessa Kirby memerankan The Invisible Woman. Ebon Moss-Bachrach dipercaya untuk membawakan karakter The Thing, dan Joseph Quinn akan tampil sebagai The Human Torch.

Selain itu, Channing Tatum yang akan memerankan Gambit dipastikan muncul setelah debutnya di Deadpool & Wolverine. Kejutan lain datang dari Robert Downey Jr., yang kembali sebagai Iron Man setelah terakhir tampil di Avengers: Endgame (2019). Film ini pertama kali diumumkan di San Diego Comic-Con 2024 dan dijadwalkan tayang pada 1 Mei 2026, sebelum dilanjutkan dengan Avengers: Secret Wars pada 7 Mei 2027, dengan Russo Brothers sebagai sutradaranya.

Adolescence: Drama Kelam yang Mengguncang Publik dan Deretan Tayangan Sejenis

Miniseri Inggris Adolescence menjadi perbincangan hangat karena menggali pengaruh budaya incel terhadap remaja laki-laki, dengan satu kasus tragis sebagai gambaran dari permasalahan sosial yang lebih luas. Serial empat episode ini mengikuti kisah Jamie, seorang bocah 13 tahun yang didakwa menikam teman perempuannya hingga tewas. Dengan gaya penceritaan unik yang menampilkan setiap episode dalam satu pengambilan gambar tanpa potongan, Adolescence mengupas isu kekerasan laki-laki, pengaruh media sosial, dan bahaya ideologi misoginis.

Ditulis oleh Jack Thorne bersama aktor Stephen Graham—yang juga berperan sebagai ayah Jamie—serial ini mendapat sambutan luar biasa dari kritikus dan penonton. Popularitasnya bahkan membuat pemerintah Inggris mempertimbangkan untuk menayangkannya di sekolah sebagai bagian dari edukasi tentang ekstremisme gender.

Bagi yang terkesan dengan Adolescence dan ingin menonton tayangan dengan tema serupa, ada beberapa pilihan menarik. Dokumenter The Secret World of Incels menyoroti komunitas incel di Inggris, memperlihatkan bagaimana ideologi ini berkembang dan memengaruhi pengikutnya. Serial National Treasure mengeksplorasi skandal pelecehan seksual oleh seorang komedian ternama, menawarkan drama psikologis yang menggugah. Sementara itu, Defending Jacob menyajikan kisah serupa dengan Adolescence, di mana seorang remaja dituduh melakukan pembunuhan, membuat orang tuanya mempertanyakan seberapa baik mereka mengenal anaknya.

Film Boiling Point, yang juga melibatkan Stephen Graham, menawarkan ketegangan melalui narasi satu pengambilan gambar, menggambarkan tekanan di balik dapur restoran elit. Bagi yang menyukai dinamika interogasi mendalam, Criminal: United Kingdom menyajikan drama penuh ketegangan dengan latar utama ruang interogasi, menghadirkan akting memukau dari beberapa aktor ternama Inggris.

Can Yaman Kembali ke Layar Kaca Lewat Serial Epik “El Turco”

Aktor Turki, Can Yaman, akhirnya kembali ke dunia hiburan setelah tiga tahun vakum. Kali ini, ia hadir dalam serial besar berjudul El Turco, yang tayang perdana pada 21 Maret. Serial ini terdiri dari enam episode dan mengangkat kisah seorang tokoh legendaris dari sejarah Turki. Sebagai produksi berskala internasional, El Turco melibatkan aktor dari sembilan negara dan tersedia di berbagai platform streaming di negara seperti Rumania, Rusia, dan Brasil.

Dalam serial ini, Yaman memerankan Hasan Balaban, seorang prajurit Ottoman abad ke-17 yang terluka dan terdampar di desa Moena, Italia, selama kampanye Kekaisaran Ottoman untuk menaklukkan Wina pada tahun 1683. Keberadaannya di desa tersebut membuatnya dijuluki “El Turco” dan menjadikannya pahlawan lokal. Peran ini sangat spesial bagi Yaman karena menjadikannya aktor utama dalam serial Turki yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama.

Dalam wawancaranya dengan Variety, Yaman mengungkapkan ketertarikannya pada peran ini karena memiliki keterkaitan dengan sejarah pribadinya. Ia menjelaskan bahwa Moena kini merupakan destinasi ski terkenal, tetapi banyak penduduknya masih merasa memiliki ikatan dengan Turki. Setiap tahun, desa ini mengadakan pekan budaya Turki dengan pengibaran bendera Turki dan penghormatan terhadap sosok Hasan Balaban.

Dari trailer yang telah dirilis, El Turco menampilkan perpaduan antara sejarah, aksi, dan romansa. Salah satu hubungan yang menjadi sorotan dalam cerita adalah antara karakter yang diperankan oleh Yaman dan Greta Ferro. Serial ini mulai tersedia di berbagai negara pada 21 Maret, meskipun jadwal tayang untuk wilayah Amerika Serikat masih belum diumumkan.

Disney Pixar Konfirmasi Sekuel “Coco”, Siap Tayang di 2029

Disney Pixar secara resmi mengumumkan bahwa sekuel dari film animasi sukses mereka, “Coco,” sedang dalam tahap pengembangan di Pixar Animation Studios. Kabar ini disampaikan langsung oleh CEO Disney, Bob Iger, dalam rapat tahunan pemegang saham perusahaan. Sekuel tersebut masih berada dalam tahap awal produksi dan dijadwalkan untuk tayang di bioskop pada tahun 2029.

Meskipun belum banyak detail yang diungkap, Iger memastikan bahwa film ini akan kembali menghadirkan kisah penuh emosi, humor, dan petualangan yang menjadi ciri khas Pixar. Tim kreatif dari film pertama akan kembali terlibat dalam proyek ini, termasuk sutradara Lee Unkrich dan Adrian Molina, serta produser Mark Nielsen yang sebelumnya menggarap “Toy Story 4” dan “Inside Out 2.”

Film “Coco” pertama kali dirilis pada tahun 2017 dan mengisahkan perjalanan Miguel, seorang anak berusia 12 tahun yang bercita-cita menjadi musisi meskipun keluarganya melarang musik dalam kehidupan mereka. Pada perayaan Dia de Los Muertos, Miguel secara ajaib memasuki Negeri Orang Mati untuk mengungkap rahasia leluhurnya dan mencari restu dari kakek buyutnya yang telah meninggal.

Kesuksesan “Coco” tak hanya terbukti dari popularitasnya, tetapi juga dari berbagai penghargaan yang diraihnya. Film ini memenangkan dua Academy Awards untuk kategori Film Animasi Terbaik dan Lagu Orisinal Terbaik melalui “Remember Me” yang diciptakan oleh Robert Lopez dan Kristen Anderson-Lopez. Selain itu, “Coco” juga menyabet penghargaan Golden Globe, BAFTA, dan Critics’ Choice untuk kategori film animasi terbaik.

Live-Action Snow White Siap Hadir dengan Kisah yang Lebih Segar dan Berani

Film live-action Snow White siap memanjakan para penggemar Disney di layar lebar Indonesia dengan tampilan yang lebih modern dan memukau. Disutradarai oleh Marc Webb, film ini merupakan adaptasi dari animasi klasik Snow White and the Seven Dwarfs (1937) karya David Hand, yang menjadi salah satu film animasi pertama dalam sejarah perfilman. Tidak hanya menghadirkan kembali kisah legendarisnya, versi terbaru ini juga diperkaya dengan sentuhan musikal dari Benj Pasek dan Justin Paul, yang sebelumnya sukses menciptakan lagu-lagu dalam The Greatest Showman dan La La Land. Kehadiran musik baru ini akan memberikan pengalaman yang lebih emosional dan menyentuh bagi para penonton.

Film ini kembali mengangkat kisah Putri Salju, seorang putri yang memiliki kecantikan luar biasa hingga membuat Ratu Jahat iri dan berambisi menyingkirkannya. Tak ingin nasibnya berakhir tragis, Putri Salju melarikan diri ke dalam hutan, tempat ia bertemu dengan tujuh kurcaci yang baik hati. Para kurcaci ini tidak hanya memberinya perlindungan tetapi juga menjadi sahabat sejati dalam perjalanan hidupnya. Namun, ancaman dari Ratu Jahat terus menghantui, karena ia menggunakan segala cara untuk memastikan Putri Salju tidak akan kembali merebut tahtanya. Dengan sihir hitamnya, Ratu Jahat menyusun rencana licik untuk menyingkirkan sang putri selamanya.

Berbeda dari versi animasi klasiknya, film live-action Snow White menghadirkan Putri Salju dengan karakter yang lebih berani dan mandiri. Jika dalam versi asli ia lebih banyak bergantung pada orang lain, kali ini Putri Salju digambarkan sebagai sosok yang lebih kuat, memiliki tekad untuk menentukan nasibnya sendiri, dan berjuang untuk mendapatkan keadilan. Tema tentang kekuatan perempuan dan perjuangan melawan kejahatan menjadi pesan utama yang ingin disampaikan dalam film ini, menjadikannya lebih relevan bagi penonton masa kini.

Selain alur cerita yang lebih kaya, film ini juga menampilkan visual spektakuler dengan efek CGI yang memukau, membawa dunia dongeng Snow White ke dalam realitas yang lebih hidup. Detail kostum dan latar yang megah semakin memperkuat nuansa magis khas Disney. Dengan elemen musikal yang lebih dinamis, drama yang lebih mendalam, serta pengembangan karakter yang lebih kompleks, Snow White siap menghadirkan pengalaman sinematik yang lebih imersif.

Film Snow White dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 19 Maret 2025. Dengan kombinasi elemen klasik dan modern, film ini diharapkan bisa menghadirkan keajaiban baru yang akan dikenang oleh generasi masa kini. Apakah film ini akan membawa kisah Putri Salju ke tingkat yang lebih epik? Para penggemar Disney tentu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menyaksikan petualangan magis ini di layar lebar.

“Komang”: Kisah Cinta Raim Laode yang Menyentuh Hati Kini Hadir di Layar Lebar

Film “Komang” yang akan segera tayang di bioskop bukan sekadar kisah fiksi, tetapi terinspirasi dari perjalanan nyata Raim Laode dalam memperjuangkan cintanya kepada Komang Ade. Raim menggambarkan kisah mereka sebagai bukti bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan sesuatu yang patut dirayakan. Dalam konferensi pers di Jakarta, ia menegaskan bahwa cinta sejati dapat bertahan di tengah perbedaan agama, suku, dan budaya.

Raim mengungkapkan bahwa film ini mencerminkan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan, tetapi tetap dipenuhi dengan takdir yang telah tertulis sejak lama. Komang Ade, sang istri, juga menuturkan bahwa menonton film ini terasa seperti melihat sejarah mereka sendiri dalam bentuk visual yang menyentuh hati. Ia berterima kasih kepada seluruh kru dan pihak yang terlibat dalam produksi film, yang telah menghidupkan kisah sederhana namun bermakna ini.

Film “Komang” menceritakan perjalanan cinta Ode, pemuda asli Buton yang bermimpi menjadi komedian dan musisi, dengan Komang, gadis keturunan Bali yang menetap di Baubau. Meski berasal dari latar belakang berbeda, keduanya saling jatuh hati. Namun, perjalanan cinta mereka tidak mudah karena dihadapkan pada berbagai rintangan, termasuk perjuangan Ode mengejar impiannya dan hadirnya orang ketiga yang memiliki keyakinan sama dengan Komang.

Disutradarai oleh Naya Anindita dan diproduksi oleh Starvision, film ini diangkat dari kisah nyata yang sebelumnya telah dituangkan Raim Laode dalam lagu “Komang”, yang dirilis pada 17 Agustus 2022 dan menjadi sangat populer. Dibintangi oleh Kiesha Alvaro, Aurora Ribero, Cut Mini, Arie Kriting, Mathias Muchus, hingga Pevita Pearce dan Afgansyah Reza, film ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Lebaran 2025.