Gandhi Fernando Kritik Penunjukkan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN, Pertanyakan Kompetensinya

Aktor sekaligus produser, Gandhi Fernando, secara terbuka mengkritik pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN). Melalui unggahan di TikTok, Gandhi mempertanyakan latar belakang Ifan dalam industri perfilman dan menganggap keputusan ini sebagai bentuk tidak menghargai pekerja film yang telah lama berkecimpung di industri tersebut. Ia menegaskan bahwa posisi penting di perusahaan film milik negara seharusnya diisi oleh individu yang memiliki pengalaman dan pemahaman mendalam tentang produksi film.

Menurut Gandhi, masih banyak tokoh perfilman yang lebih layak untuk menduduki jabatan tersebut, seperti Garin Nugroho, Reza Rahadian, Christine Hakim, Hanung Bramantyo, Mira Lesmana, Riri Riza, Nicholas Saputra, dan Luna Maya. Ia menyayangkan keputusan pemerintah yang memilih seseorang dari latar belakang musik, bukan perfilman. Baginya, memahami seluk-beluk produksi film bukan hanya soal manajemen, tetapi juga pengalaman langsung dalam menangani proyek film yang bernilai investasi bagi negara.

Gandhi juga menyoroti klaim Ifan yang mengaku telah memiliki rumah produksi sejak 2019 dan berhasil menjual filmnya ke berbagai platform OTT. Namun, ia justru mempertanyakan popularitas film-film tersebut karena belum pernah mendengar atau melihatnya meskipun sering mengikuti perkembangan industri film.

Kritik terhadap pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN tidak hanya datang dari Gandhi Fernando, tetapi juga didukung oleh sejumlah sineas dan aktor ternama, termasuk Fedi Nuril, Joko Anwar, Marcella Zalianty, dan Luna Maya. Mereka menuntut agar posisi tersebut diisi oleh individu yang benar-benar memahami dunia perfilman agar PFN dapat berkembang sesuai dengan visi dan misinya.

‘THE ATLANTIS MUSSELS’ Sukses Raih Penghargaan di Festival Film Prancis

Dunia hiburan Indonesia kembali dimeriahkan oleh prestasi luar biasa dari karya anak negeri. Kali ini, sebuah film pendek berjudul “THE ATLANTIS MUSSELS” berhasil menyabet penghargaan Best ShortDoc di ajang Megacities-ShortDocs Film Festival 2024. Kabar gembira ini datang dari Rachmat Kurniawan Idrus, seorang mahasiswa asal Indonesia yang berperan sebagai sutradara dan penulis skenario, serta Azyd Aqsha Madani, yang menjabat sebagai produser.

Film yang sukses meraih prestasi ini ternyata lahir dari sebuah ide sederhana. Rachmat mengungkapkan bahwa pembuatan film ini berawal dari sekadar keisengan. “Sebenarnya, kami hanya mencoba-coba saja. Pada awal 2024, kami bingung mau melakukan apa. Tiba-tiba ada info tentang festival film, jadi kami pun sepakat untuk mencoba ikut serta,” cerita Rachmat saat diwawancarai oleh Medcom.id.

Hadiah Uang Tunai dan Pengakuan Internasional

Kemenangan yang tak terduga ini tentu saja membawa kebahagiaan bagi Rachmat dan tim. Mereka mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 1.000 euro atau sekitar Rp17,3 juta, selain sertifikat penghargaan. Rachmat menambahkan bahwa salah satu alasan film ini terpilih adalah karena mengangkat isu yang sangat relevan, yaitu perubahan iklim.

“Salah satu faktor utama kemenangan kami adalah tema film yang berkaitan dengan perubahan iklim. Itu adalah isu global yang menarik perhatian banyak orang. Mereka menganggap film ini memiliki kualitas sinematik yang bagus, dan tentunya, itu menjadi nilai lebih bagi kami,” ujar Rachmat.

Kesempatan Bergengsi di Festival Film Cannes

Lebih menarik lagi, THE ATLANTIS MUSSELS tidak hanya mendapatkan penghargaan dan uang tunai, tetapi juga kesempatan untuk diputar di acara prestisius 9th Positive Cinema Week, yang merupakan bagian dari Festival Film Cannes 2024. Film ini akan dipertontonkan kepada para profesional film internasional dan audiens global.

Rachmat dan Azyd juga turut hadir dalam festival tersebut, memperkenalkan karya mereka kepada berbagai pihak dari industri film internasional. Tentu saja, kesempatan ini membuka jalan bagi mereka untuk menunjukkan bakat dan potensi sinematik yang dimiliki oleh sineas muda Indonesia di kancah global.

Dengan keberhasilan ini, THE ATLANTIS MUSSELS membuktikan bahwa ide-ide segar dan isu-isu penting, seperti perubahan iklim, bisa disampaikan dengan cara yang menarik dan memberikan dampak besar. Prestasi ini juga semakin menegaskan bahwa industri film Indonesia memiliki talenta-talenta muda yang patut diperhitungkan di dunia internasional.

Sukses Besar! ‘WICKED’ Capai Rp 118,8 Triliun, Fans Tak Sabar

Adaptasi film dari musikal Broadway legendaris, WICKED, resmi menutup perjalanan di bioskop dengan pencapaian luar biasa. Dibintangi oleh Cynthia Erivo dan Ariana Grande, film ini berhasil menghadirkan kembali kisah klasik dunia Oz dengan pendekatan modern yang memukau.

Kesuksesan WICKED: Part I tidak hanya terlihat dari respons positif para kritikus dan penonton, tetapi juga dari raihan box office yang mengesankan. Dengan pendapatan global mencapai USD 727,8 juta (sekitar Rp 118,8 triliun), film ini masuk dalam daftar film musikal terlaris sepanjang masa.

Tak hanya itu, keberhasilan film ini juga semakin meningkatkan antusiasme terhadap WICKED: Part II, yang dijadwalkan tayang pada November mendatang. Sekuel ini diprediksi akan kembali menorehkan prestasi besar dalam industri perfilman.

Debut Fenomenal di Amerika Utara

Sejak perilisannya pada tahun 2024, WICKED: Part I langsung menarik perhatian dan mendominasi box office domestik. Di Amerika Serikat dan Kanada, film ini mencetak pendapatan sebesar USD 472,5 juta, menjadikannya salah satu film musikal paling sukses dalam sejarah perfilman Amerika.

Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari popularitas musikal Broadway-nya yang sudah lama dicintai oleh penggemar teater. Selain itu, penampilan akting dan vokal luar biasa dari Cynthia Erivo serta Ariana Grande menjadi faktor utama yang membuat film ini menarik baik bagi penggemar lama maupun penonton baru.

Sukses Besar di Pasar Global

Tak hanya menguasai pasar domestik, WICKED juga meraih kesuksesan luar biasa di berbagai belahan dunia. Dengan pendapatan internasional mencapai USD 255,3 juta, film ini membuktikan daya tariknya yang luas dan mampu menjangkau penonton dari berbagai budaya.

Visual yang memukau, alur cerita emosional, serta aransemen musik yang spektakuler menjadi magnet utama film ini. Sejumlah negara seperti Inggris, Australia, dan Jepang menjadi pasar terbesar bagi WICKED, menegaskan bahwa kisah ini mampu menembus batas budaya dan geografis.

Mendapat Pujian Kritikus dan Nominasi Bergengsi

Prestasi WICKED tak hanya terlihat dari angka box office, tetapi juga dari pengakuan di berbagai ajang penghargaan bergengsi. Film ini berhasil mendapatkan 10 nominasi Academy Awards, termasuk untuk kategori Sinematografi Terbaik, Desain Produksi Terbaik, dan Tata Musik Terbaik.

Para kritikus memberikan apresiasi tinggi terhadap keindahan sinematografi, desain produksi yang megah, serta aransemen musik yang menyegarkan kembali dunia Oz dengan cara yang inovatif dan memikat.

Segera Hadir di Platform Streaming dengan Fitur Spesial

Setelah sukses besar di bioskop, WICKED akan segera tersedia di layanan streaming Peacock mulai 21 Maret. Penggemar dapat menikmati film ini dalam berbagai format, termasuk versi sing-along, yang memungkinkan mereka bernyanyi bersama dengan lagu-lagu ikoniknya.

Selain itu, layanan streaming juga akan menghadirkan konten eksklusif, seperti proses produksi, wawancara dengan para pemeran, dan cuplikan di balik layar yang mengungkap bagaimana film ini dibuat dari awal hingga akhir.

Antusiasme Tinggi Menyambut Sekuelnya

Keberhasilan besar WICKED: Part I semakin meningkatkan ekspektasi terhadap sekuelnya. WICKED: Part II dijadwalkan tayang pada November tahun ini, tepat satu tahun setelah film pertama.

Banyak yang menantikan kelanjutan kisah Elphaba dan Glinda, terutama bagaimana dinamika hubungan mereka akan berkembang dalam sekuel yang dikabarkan lebih mendalam, dramatis, dan penuh emosi. Dengan berbagai kejutan yang telah disiapkan, film ini diperkirakan akan kembali mencetak kesuksesan besar di layar lebar.

Apakah WICKED: Part II akan mampu melampaui prestasi film pertamanya? Kita tunggu saja November mendatang! 🎭✨

Emilia Perez Dominasi Oscar 2025 dengan 13 Nominasi, Simak Sinopsisnya

Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) baru saja merilis daftar nominasi untuk ajang Oscar 2025. Film Emilia Perez menjadi sorotan utama dengan mengantongi 13 nominasi, menjadikannya film dengan jumlah nominasi terbanyak tahun ini. Di posisi berikutnya, The Brutalist dan Wicked masing-masing meraih 10 nominasi, menunjukkan persaingan yang sengit di industri perfilman.

Disutradarai oleh Jacques Audiard, Emilia Perez merupakan film komedi musikal satir yang sarat dengan kritik sosial. Meskipun diproduksi di Prancis, film ini mengambil latar di Meksiko dan menggunakan Bahasa Spanyol sebagai bahasa utamanya, memberikan sentuhan unik dalam penyajiannya.

Kisahnya berpusat pada Manitas Del Monte, seorang bos kartel narkoba di Meksiko yang memutuskan untuk merubah identitasnya menjadi seorang perempuan bernama Emilia Pérez, demi melepaskan diri dari kehidupan kelamnya. Dalam perjalanannya, Emilia mendapat dukungan dari pengacaranya, Rita Moro Castro, yang membantunya melewati masa transisi ini. Namun, perubahan ini tak berjalan mulus, karena ia harus menghadapi ancaman dari masa lalunya, termasuk musuh-musuh lama yang membahayakan dirinya dan orang-orang terdekatnya.

Film ini menampilkan Karla Sofía Gascón sebagai Emilia Pérez/Manitas Del Monte dengan performa luar biasa dalam peran ganda. Zoe Saldana memerankan Rita Moro Castro, seorang pengacara yang setia membantu Emilia, sementara Selena Gomez hadir sebagai Jessi dan Adriana Paz memerankan Epifania, tokoh penting lainnya dalam cerita.

Dengan 13 nominasi yang berhasil diraih, Emilia Perez menjadi salah satu film yang paling dinanti dalam ajang penghargaan ini. Prestasi yang dicapai tidak hanya membuktikan keunggulan film ini dalam menghibur, tetapi juga dalam menyampaikan pesan sosial yang mendalam. Tak diragukan lagi, Emilia Perez menjadi salah satu kandidat kuat di Oscar 2025.