Tonton Aksi John Hancock Malam Ini di Bioskop Trans TV!

Minggu, 19 Januari 2025, Bioskop Trans TV akan menayangkan film aksi komedi berjudul Hancock (2008) pada pukul 21.00 WIB. Film yang dibintangi oleh Will Smith ini bercerita tentang John Hancock, seorang manusia super dengan kemampuan luar biasa, seperti terbang, kebal, dan memiliki kekuatan fisik yang dahsyat. Namun, ia juga memiliki kelemahan besar, yaitu kecanduan alkohol serta sikap ceroboh yang sering membuat warga Los Angeles geram daripada terkesan.

Sinopsis Hancock: Superhero dengan Perjalanan Tak Biasa

John Hancock dikenal sebagai pahlawan yang lebih sering menimbulkan kerusakan daripada membawa kebaikan. Meskipun berniat melawan kejahatan, tindakannya yang tidak terkontrol membuatnya dibenci dan dihindari oleh banyak orang. Keadaan mulai berubah ketika Hancock menyelamatkan Ray Embrey, seorang ahli hubungan masyarakat, dari kecelakaan kereta.

Ray melihat potensi besar di balik kekacauan yang dilakukan Hancock. Ia menawarkan bantuan untuk memperbaiki citra Hancock di mata publik. Ray menyarankan agar Hancock meminta maaf secara terbuka dan menyerahkan diri ke pihak berwajib agar masyarakat mulai menghormatinya. Meski sempat ragu, Hancock menerima saran tersebut.

Saat berada di penjara, Hancock mencoba beradaptasi, meskipun harus menghadapi para narapidana yang pernah ia tangkap. Ketegangan semakin meningkat karena Hancock kesulitan menerima situasi tersebut. Namun, Ray terus meyakinkannya untuk bersabar demi rencana besar mereka.

Kesempatan Hancock untuk membuktikan dirinya datang ketika tingkat kejahatan di Los Angeles melonjak tajam. Ia akhirnya keluar dari penjara, memanfaatkan momen itu untuk menunjukkan sisi pahlawannya dan perlahan mengubah pandangan masyarakat terhadap dirinya.

Fakta Menarik Tentang Film Hancock

Film Hancock disutradarai oleh Peter Berg dan ditulis oleh Vy Vincent Ngo bersama Vince Gilligan. Proyek ini sebenarnya sudah dirancang sejak 1996, tetapi baru diproduksi pada 2007. Dengan anggaran mencapai 150 juta dolar AS, film ini berhasil meraup pendapatan box office hingga 629,4 juta dolar AS. Selain Will Smith, Hancock juga dibintangi oleh Charlize Theron, Jason Bateman, dan Eddie Marsan.

Setelah menyaksikan aksi Hancock, Bioskop Trans TV akan melanjutkan tayangan dengan 47 Meters Down: Uncaged pada pukul 23.00 WIB. Jangan lewatkan kedua film seru ini untuk melengkapi akhir pekan Anda!

Tetap Terhubung Selama Liburan: 3 Pilihan Internet Terbaik di Hong Kong

Liburan ke luar negeri, termasuk Hong Kong, kini sangat bergantung pada akses internet. Dari penggunaan peta digital, terjemahan bahasa, hingga berkomunikasi dengan teman perjalanan, internet menjadi kebutuhan utama. Sayangnya, membawa paket data dari Indonesia ke luar negeri, seperti Hong Kong, tidak selalu efektif karena tidak aktif secara otomatis. Lantas, apa solusi terbaik untuk tetap terhubung? Berikut tiga opsi yang bisa Anda coba.

Manfaatkan Wi-Fi di Akomodasi Cara termudah adalah memilih tempat menginap yang menyediakan Wi-Fi gratis. Anda hanya perlu menyambungkan perangkat ke jaringan Wi-Fi selama berada di penginapan. Namun, kelemahan dari metode ini adalah Anda tidak akan memiliki akses internet saat berada di luar akomodasi, seperti saat menjelajahi objek wisata.

Aktifkan Layanan Roaming dari Provider Indonesia Pilihan lainnya adalah menggunakan layanan roaming yang disediakan oleh provider Indonesia. Meskipun praktis, biaya roaming sering kali terbilang mahal. Sebagai contoh, seorang wisatawan, Hilda, berbagi pengalaman menggunakan paket roaming Telkomsel di Hong Kong. Dengan biaya Rp 230.000, ia mendapatkan kuota 9 GB untuk tujuh hari. Meskipun mencukupi, biayanya lebih tinggi dibandingkan pilihan lain.

Beli Kartu SIM Lokal di Hong Kong Pilihan paling ekonomis dan fleksibel adalah membeli kartu SIM lokal setelah tiba di Hong Kong. Salah satu yang populer adalah MySim, yang dijual seharga 33 dollar Hong Kong (sekitar Rp 70.000). Paket ini menawarkan akses internet tanpa batas selama 30 hari di Hong Kong. Namun, ada aturan baru di Hong Kong yang mewajibkan pendaftaran kartu SIM menggunakan identitas. Para turis asing harus melampirkan foto paspor saat mendaftar, baik melalui situs resmi atau memindai barcode di kartu SIM.

Menurut Alex, pemandu wisata dari Hong Kong Tourism Board (HKTB), aturan ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan data pengguna. Dengan menggunakan kartu SIM lokal, Anda dapat menjelajahi Hong Kong tanpa khawatir kehilangan koneksi internet, sambil menikmati perjalanan yang lebih nyaman dan lancar.

Sebelum berangkat, pastikan Anda memilih cara terbaik untuk tetap terhubung sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Dengan persiapan yang matang, perjalanan Anda akan lebih menyenangkan tanpa kendala internet!

Hype Penggemar Meningkat: Sinopsis dan Tanggal Rilis Captain America: Brave New World

Marvel Studios kembali menyuguhkan film terbaru mereka dalam Marvel Cinematic Universe (MCU), Captain America: Brave New World, yang akan dirilis pada 14 Februari 2025. Film ini menjadi salah satu judul yang paling dinantikan, memperkenalkan Sam Wilson, yang diperankan oleh Anthony Mackie, dalam peran barunya sebagai Captain America, mengambil alih posisi Steve Rogers.

Perjalanan Sam Wilson dalam Menghadapi Tantangan Baru
Captain America: Brave New World mengisahkan langkah Sam Wilson setelah menerima warisan besar sebagai Captain America. Ia menghadapi ancaman global yang serius, bekerja sama dengan Thaddeus Ross (Harrison Ford), yang kini menjabat sebagai presiden Amerika Serikat. Ross meminta bantuan Sam untuk menanggulangi kelompok jahat internasional yang dapat mengguncang keseimbangan dunia.

Salah satu daya tarik utama film ini adalah kehadiran Red Hulk, yang semakin meningkatkan antisipasi penggemar untuk kejutan besar di layar lebar. Dengan gabungan aksi mendebarkan dan drama emosional, Brave New World diharapkan menjadi pengalaman sinematik yang berbeda dari film Captain America sebelumnya.

Pemeran Utama yang Memerankan Karakter-karakter Kunci
Film ini juga dibintangi oleh aktor-aktor terkenal, baik yang sudah familiar dalam dunia MCU maupun pendatang baru. Berikut adalah daftar pemeran utama dalam film ini:

  • Anthony Mackie sebagai Sam Wilson / Captain America
  • Harrison Ford sebagai Thaddeus Ross
  • Danny Ramirez sebagai Joaquin Torres
  • Liv Tyler sebagai Betty Ross
  • Tim Blake Nelson sebagai Samuel Sterns
  • Shira Haas sebagai Ruth Bat-Seraph
  • Rosa Salazar sebagai Rachel Leighton
  • Carl Lumbly sebagai Isaiah Bradley

Harrison Ford menjadi sorotan utama karena debutnya sebagai Thaddeus Ross, menggantikan peran William Hurt yang telah meninggal.

Perubahan Judul dan Proses Produksi
Film ini disutradarai oleh Julius Onah dengan Kevin Feige dan Nate Moore sebagai produser. Meskipun awalnya diberi judul Captain America: New World Order, judul tersebut diubah menjadi Brave New World untuk lebih menggambarkan tema yang lebih mendalam. Proses produksi dimulai pada Maret hingga Juni 2023, dengan sebagian besar pengambilan gambar dilakukan di Trilit Studios, Atlanta, Georgia, serta beberapa adegan di Washington, D.C.

Kehadiran Trailer Perdana yang Memicu Antusiasme
Pada Juli 2024, Marvel Studios merilis trailer pertama yang memperlihatkan aksi luar biasa Sam Wilson dengan kostum Captain America barunya. Trailer ini mendapat sambutan hangat dari penggemar yang semakin penasaran dengan alur cerita serta karakter baru seperti Red Hulk.

Sam Wilson sebagai Captain America yang Baru
Film ini menunjukkan perjalanan Sam Wilson sebagai Captain America, membawa suasana segar dalam dunia Marvel. Selain aksi seru, film ini juga menggali sisi pribadi Sam yang berjuang untuk memahami identitasnya sebagai pahlawan dalam menghadapi ancaman dunia.

Dengan cerita yang menarik, pemeran berbakat, dan produksi yang ambisius, Captain America: Brave New World diprediksi akan menjadi salah satu film paling berkesan dalam MCU. Jangan lupa untuk menyaksikan film ini di bioskop pada 14 Februari 2025!

Pilihan Film Seru Akhir Pekan: Wolf Man, 404 Run Run, dan Lainnya untuk Ditonton

Berikut adalah versi yang telah diubah untuk menghindari plagiarisme:

Bagi Anda yang tengah mencari hiburan menarik untuk mengisi akhir pekan, bioskop kali ini menyajikan berbagai pilihan film yang dapat memuaskan beragam selera. Mulai dari film horor yang penuh ketegangan hingga drama religi yang menyentuh hati, ada banyak pilihan yang patut Anda tonton. Berikut adalah beberapa rekomendasi film untuk akhir pekan ini.

  1. Wolf Man Film horor terbaru produksi Blumhouse, Wolf Man, menyuguhkan kisah menegangkan. Blake (Christopher Abbott) bersama keluarganya pindah ke Oregon untuk bekerja dan menetap di rumah masa kecil Blake yang sudah lama terbengkalai. Setelah mengalami kecelakaan, Blake selamat namun menderita luka parah akibat serangan makhluk misterius. Infeksi yang dialaminya perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih mengerikan, membawanya bertransformasi menjadi monster yang menakutkan. Dengan rating dewasa (17+), Wolf Man akan memberikan pengalaman penuh ketegangan yang tak terduga. Tonton di bioskop sekarang.
  2. Bayang-Bayang Anak Jahanam Film horor asal Indonesia ini mengisahkan Gina (Taskya Namya) dan suaminya, Gani (Rizky Hanggono), yang menghadapi kejadian aneh setelah anak mereka, Agni (Ali Fikry), menunjukkan kemampuan luar biasa. Agni dapat menyerap energi dari hal-hal tak terlihat, yang membawa mereka pada kejadian menakutkan dan tak terduga. Semakin lama, terungkap bahwa Agni terhubung dengan entitas berbahaya. Film ini penuh dengan ketegangan dan misteri yang cocok untuk penggemar horor. Tonton di bioskop sekarang.
  3. 404 Run Run Dari Thailand, 404 Run Run menceritakan Nakrop (Ter Chantavit), seorang agen properti yang licik, yang menemukan sebuah hotel murah di Takua Pa, Phang Nga. Namun, ia segera mengetahui bahwa hotel tersebut dihuni oleh arwah gentayangan. Nakrop berusaha mengusir hantu tersebut, tetapi hantu pemilik hotel, Lalita, ternyata sangat sulit untuk diusir. Film ini memadukan elemen komedi dan horor dengan cara yang unik, memberikan hiburan yang menarik. Tonton di bioskop sekarang.
  4. 1 Imam 2 Makmum Dalam drama religi ini, 1 Imam 2 Makmum menceritakan Arman (Fedi Nuril), seorang pria yang kembali menikah setelah kehilangan istrinya, Leila (Revalina S. Temat). Pernikahannya dengan Anika (Amanda Manopo) dihadapkan pada banyak ujian, terutama karena Arman masih kesulitan melepaskan kenangan tentang mendiang istrinya. Film ini menggali tema tentang cinta, kesetiaan, dan perjuangan untuk melanjutkan hidup setelah kehilangan. Tonton di bioskop sekarang.
  5. Eva – Pendakian Terakhir Eva – Pendakian Terakhir adalah film Indonesia yang bercerita tentang Pasha (Kiesha Alvaro) dan kekasihnya, Eva (Bulan Sutena), yang memutuskan untuk mendaki gunung bersama teman-temannya. Namun, petualangan mereka berubah menjadi mimpi buruk ketika mereka melanggar pantangan di gunung tersebut. Ketegangan semakin meningkat ketika mereka bertemu dengan sosok misterius yang mengganggu perjalanan mereka. Tonton di bioskop sekarang.

Dengan beragam pilihan film, mulai dari horor yang menggugah adrenalin hingga drama religi yang sarat makna, akhir pekan ini dapat menjadi momen yang penuh cerita seru. Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati film-film menarik ini di bioskop terdekat!

Tissa Biani dan Nugie Nugroho Ciptakan Chemistry Memukau dalam Film ‘7 Hari untuk Keshia

7 Hari untuk Keshia: Film Penuh Emosi yang Siap Tayang di KlikFilm. Film 7 Hari untuk Keshia akan segera hadir di KlikFilm pada 24 Januari 2025. Disutradarai oleh Eman Pradipta, film ini menghadirkan deretan aktor berbakat, termasuk Nugie Nugroho, Tissa Biani, Kiki Narendra, Patty Sandya, Dewa Dayana, dan Royhan Hidayat. Uniknya, film ini menjadi momen pertama di mana Nugie Nugroho dan Tissa Biani berperan sebagai ayah dan anak.

Tissa Biani, yang memainkan karakter utama bernama Keshia, berbagi antusiasmenya saat berkolaborasi dengan Nugie Nugroho. “Ini pengalaman pertama saya bekerja sama dengan Papa Nugie di layar,” ungkap Tissa ketika ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, pada Selasa (14 Januari 2025). Nugie Nugroho juga menyampaikan pandangannya mengenai cerita film ini, yang mengangkat hubungan emosional antara ayah dan anak. “Kisahnya tentang seorang ayah yang dulu dikenal sebagai anak band berperilaku nakal, tetapi kemudian mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Saya merasa cerita ini sangat menyentuh karena ada beberapa kesamaan dengan pengalaman pribadi saya,” ujar Nugie. Ia menambahkan bahwa film ini memberikan pesan moral yang kuat dan relevan bagi banyak orang.

Mengusung berbagai elemen cerita, 7 Hari untuk Keshia menggabungkan kebahagiaan, humor, hingga drama yang menyentuh hati. Tissa menyebutkan bahwa proyek ini sangat istimewa baginya. “Film ini seperti campuran rasa dalam satu sajian. Penonton akan diajak tertawa, terharu, bahkan merenung,” jelasnya. Dalam cerita ini, Tissa memerankan seorang gadis muda berbakat di bidang musik yang memiliki impian besar untuk bermain band.

Alur utama film ini berpusat pada Sadewa, seorang ayah yang diberikan kesempatan tak terduga untuk kembali ke masa lalu selama tujuh hari sebelum kehilangan putrinya, Keshia. Dalam waktu singkat tersebut, Sadewa berusaha memperbaiki kesalahan masa lalunya, meminta maaf, dan menciptakan kenangan indah bersama Keshia. Namun, kesempatan ini membawa konsekuensi besar, karena Sadewa harus rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan sang putri.

Film ini menawarkan perjalanan emosional yang mendalam, mengangkat tema tentang penyesalan, cinta tanpa syarat, dan pengorbanan. 7 Hari untuk Keshia siap menyentuh hati para penonton dan akan tayang perdana di KlikFilm pada 24 Januari 2025. Jangan lewatkan film yang sarat makna ini!

Ulasan Drama “When the Phone Rings”: Kisah yang Memikat di Awal, Mengecewakan di Akhir

Ulasan Drama: “When the Phone Rings” – Hal yang Perlu Anda Ketahui

Drama When the Phone Rings berhasil mencuri perhatian di awal penayangannya dengan premis unik yang memadukan elemen romansa dan thriller. Namun, seiring berjalannya waktu, kualitas ceritanya menurun drastis, meninggalkan banyak penonton kecewa dengan akhir yang kurang memuaskan.

Di awal, drama ini menghadirkan cerita yang menjanjikan, memanfaatkan elemen klasik seperti pernikahan yang diatur dan hubungan dari musuh menjadi pasangan. Ketegangan semakin terasa dengan ancaman “sentuh dia, dan kamu akan mati.” Dua episode pertama benar-benar berhasil memikat penonton, menyajikan alur cerita yang membuat penasaran.

Namun, semakin jauh ceritanya berjalan, berbagai masalah mulai muncul. Alur cerita yang terasa semakin rumit dan penuh drama masih bisa dinikmati berkat chemistry kuat antara Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin sebagai pasangan utama. Selain itu, karakter Kang Young-woo yang diperankan oleh Lim Chul-soo menghadirkan humor segar yang menyelingi ketegangan cerita.

Sayangnya, paruh kedua drama justru terjebak dalam konflik berulang yang diwarnai oleh kesalahpahaman antar karakter. Salah satu tokoh yang menuai banyak kritik adalah Paik Sa-eon. Pada awalnya, ia digambarkan sebagai pria dengan sikap maskulinitas toksik, namun seiring waktu, tindakannya menjadi semakin sulit dipahami. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan Hong Hee-joo, ia terus menyembunyikan perasaannya dengan alasan ingin melindungi istrinya, menciptakan dinamika yang mengingatkan pada drama-drama klasik yang seringkali manipulatif.

Semakin mendekati akhir, karakter Paik Sa-eon kehilangan arah. Alih-alih memperbaiki hubungan dengan Hong Hee-joo, ia lebih fokus menebus kesalahan masa lalunya dengan mengambil keputusan yang kurang masuk akal. Konflik yang timbul pun terasa tidak natural, membuat banyak penonton merasa frustasi.

Selain itu, penggunaan alur maju-mundur untuk menjelaskan latar belakang karakter pendukung menambah kebingungan. Banyak detail yang terkesan tidak dijelaskan secara mendalam, meninggalkan lubang besar dalam cerita. Beberapa subplot yang sebelumnya terasa menarik justru ditinggalkan tanpa resolusi yang memuaskan.

Puncak kekacauan terjadi ketika drama ini tiba-tiba memasukkan isu politik internasional yang tidak relevan dengan alur cerita utama. Konflik antara dua negara fiksi, Paltima dan Izmael, yang jelas merujuk pada situasi Palestina dan Israel, terasa dipaksakan dan tidak memiliki hubungan yang kuat dengan tema utama drama. Hal ini justru mengacaukan fokus cerita, yang seharusnya tetap berkutat pada hubungan antar karakter.

Meski begitu, tidak semuanya mengecewakan. Kisah masa muda Paik Sa-eon dan Hong Hee-joo, yang diperankan oleh Shin Yeon-woo dan Lee Jae-joon, memberikan warna baru yang cukup menarik. Namun, elemen positif ini tidak cukup untuk menutupi berbagai kekurangan yang muncul di sepanjang cerita.

Secara keseluruhan, When the Phone Rings adalah drama yang memulai dengan potensi besar, namun gagal memberikan akhir yang memuaskan. Chemistry antara karakter utama memang menjadi salah satu nilai plus, tetapi kelemahan dalam penyampaian cerita, terutama dengan memasukkan elemen yang tidak relevan seperti politik, justru mengurangi daya tarik drama ini.

Aksi Dendam yang Memukau! The Equalizer 2 Tayang di Bioskop Trans TV, 8 Januari 2025

Jadwal Tayang Film di Bioskop Trans TV Malam Ini
Malam ini, Rabu, 8 Januari 2025, Bioskop Trans TV menghadirkan film aksi mendebarkan The Equalizer 2 (2018) yang akan tayang pukul 21.00 WIB. Film ini kembali menghadirkan Denzel Washington sebagai Robert McCall, seorang mantan agen rahasia yang telah pensiun dan menjalani hidup tenang. Namun, kehidupannya yang damai berubah setelah sahabatnya, Susan Plummer, tewas dengan cara kejam. McCall pun memutuskan untuk menegakkan keadilan bagi sahabatnya tersebut.

Alur Cerita The Equalizer 2
Robert McCall memulai kehidupan baru yang jauh dari masa lalunya sebagai agen intelijen. Kini, ia bekerja sebagai sopir dan memanfaatkan waktunya untuk membantu orang-orang yang menghadapi kesulitan. Mulai dari menyelamatkan gadis kecil yang diculik di Istanbul hingga membantu seorang pria tua mendapatkan kembali lukisan berharganya, McCall selalu hadir untuk menolong.

Namun, hidupnya berubah drastis ketika Susan Plummer, teman dekat sekaligus mantan rekan kerjanya, ditemukan tewas secara mengenaskan di Brussels. Tidak puas dengan hasil penyelidikan yang ada, McCall memutuskan untuk menyelidiki sendiri dan menemukan bahwa kematian Susan adalah bagian dari konspirasi besar yang melibatkan pelaku-pelaku terlatih. McCall pun bertekad untuk menemukan dalang di balik tragedi ini dan membalas dendam demi sahabatnya.

Sekilas Tentang Film
The Equalizer 2 merupakan sekuel dari film The Equalizer (2014) dan bagian kedua dalam trilogi Equalizer. Disutradarai oleh Antoine Fuqua, film ini menyajikan aksi yang lebih seru dan penuh ketegangan. Naskah film ini ditulis oleh Richard Wenk, yang juga menjadi penulis untuk dua film lainnya dalam trilogi ini.

Kisah Dendam Penuh Ketegangan
Denzel Washington kembali memukau dengan perannya sebagai Robert McCall, seorang pria berprinsip kuat yang memiliki kemampuan bertarung di atas rata-rata. Selain Washington, film ini juga didukung oleh penampilan Pedro Pascal, Ashton Sanders, Bill Pullman, dan Melissa Leo, yang menambah kekuatan cerita.

Saat dirilis di bioskop, The Equalizer 2 berhasil meraih pendapatan sebesar US$190,4 juta, jauh melampaui biaya produksinya yang sekitar US$79 juta.

Bagi Anda penggemar film aksi dan thriller, The Equalizer 2 adalah tontonan wajib. Saksikan bagaimana McCall menghadapi kejahatan dan mencari keadilan di tengah dunia yang penuh intrik dan kekerasan.

Selain itu, pukul 23.00 WIB, Bioskop Trans TV juga akan menayangkan film lainnya, The Informer (2019), yang tak kalah seru. Pastikan Anda menikmati kedua film ini untuk mengisi malam Anda!

Rahasia Rasa: Perjalanan Jerome Kurnia sebagai Chef Jenius yang Menginspirasi

Film terbaru berjudul “Rahasia Rasa” karya sutradara ternama Hanung Bramantyo kini telah resmi tayang. Menghadirkan Jerome Kurnia sebagai pemeran utama, film ini mengisahkan perjuangan seorang koki berbakat bernama Ressa yang menghadapi tantangan besar dalam kariernya.

“Rahasia Rasa” mengisahkan perjalanan Ressa, seorang chef dengan keahlian luar biasa, yang tiba-tiba kehilangan kemampuan mencicipi rasa. Kejadian ini menjadi titik krisis dalam hidupnya, mendorongnya untuk bangkit dan menemukan kembali jati dirinya sebagai koki. Dalam perjalanannya, Ressa mendapatkan bantuan dari Tika, seorang koki rumahan dengan pendekatan unik dalam memasak. Kolaborasi mereka menjadi inti cerita, menggambarkan bagaimana teknik dan rasa dapat berpadu untuk menciptakan keajaiban dalam kuliner.

Film ini tidak hanya berfokus pada drama kehidupan Ressa tetapi juga memperlihatkan kekayaan dunia kuliner Indonesia. Dengan latar cerita yang kental akan tradisi dan resep khas Nusantara, “Rahasia Rasa” memberikan pengalaman visual yang menggugah selera. Penonton diajak menyelami makna mendalam tentang pentingnya rasa dalam budaya serta kehidupan sehari-hari.

Jerome Kurnia, yang dikenal sebagai salah satu aktor muda berbakat Indonesia, memerankan Ressa dengan sangat apik. Dalam film ini, Jerome tidak hanya berakting tetapi juga belajar memasak secara intensif demi mendalami karakternya. Persiapannya yang serius mencerminkan totalitasnya dalam membawa tokoh Ressa ke layar lebar.

Selain Jerome Kurnia, film ini turut dibintangi Nadya Arina dan Slamet Rahardjo yang masing-masing memainkan peran penting dalam mendukung perjalanan Ressa. Kehadiran mereka memperkuat alur cerita dengan dinamika hubungan antar karakter yang emosional dan menginspirasi.

Dengan perpaduan drama yang menyentuh hati dan eksplorasi dunia kuliner, “Rahasia Rasa” diharapkan dapat memikat hati penonton di seluruh Indonesia. Lebih dari sekadar hiburan, film ini adalah sebuah perjalanan emosional yang mengajak penonton untuk lebih menghargai rasa dan seni memasak. Kehadirannya menjadi awal yang menjanjikan bagi dunia perfilman Indonesia di tahun 2025.

Enggan Kembali ke Film Seperti Midsommar, Florence Pugh Ungkap Alasannya

Aktris Florence Pugh mengungkapkan bahwa ia merasa ragu untuk kembali mengambil peran berat seperti dalam film Midsommar yang disutradarai oleh Ari Aster. Hal ini terjadi karena dampak psikologis mendalam yang ia alami selama proses syuting. Dalam film tersebut, Pugh memerankan Dani, seorang wanita yang berjuang menghadapi trauma emosional dalam sebuah festival yang berubah menjadi mimpi buruk. Ia menyebut pengalamannya ini sebagai sesuatu yang sangat melelahkan secara emosional.

Pugh mengakui bahwa meskipun ia bangga dengan pencapaiannya di Midsommar, pengalaman itu meninggalkan jejak mendalam pada kesehatan mentalnya. “Beberapa peran menuntut saya untuk memberikan segalanya, tetapi setelahnya saya merasa hancur untuk waktu yang lama,” ungkap Pugh. Film horor tersebut memang menjadi tonggak penting dalam kariernya, membawa namanya dikenal secara global, namun juga menjadi pengingat bagi dirinya akan pentingnya menjaga keseimbangan mental dalam memilih peran.

Aktris yang juga membintangi Little Women ini menyatakan bahwa meskipun Midsommar membuka banyak peluang dan pengakuan, proses pembuatannya terasa sangat berat. “Ketika saya melihat kembali penampilan saya di Midsommar, saya merasa bangga. Namun, saya juga menyadari bahwa saya harus menetapkan batas untuk diri saya sendiri,” ujar Pugh.

Selain itu, Pugh mengaku telah belajar untuk menjaga keseimbangan emosionalnya dengan menghindari peran-peran yang terlalu menguras energi. Walaupun begitu, ia tidak menyesali keputusannya untuk bekerja sama dengan Ari Aster, dan tetap merasa bangga dengan hasil yang telah dicapai melalui film tersebut. “Walaupun pengalaman tersebut sangat sulit, saya sama sekali tidak menyesalinya.

4o” tambahnya.

Karakter Dani yang ia perankan dalam Midsommar menjadi titik penting dalam perjalanan karier Florence Pugh. Film ini menggambarkan perjuangan seorang wanita menghadapi kehilangan dan trauma yang membawanya pada situasi mengerikan di dalam sebuah sekte. Akting Pugh yang penuh emosi dan kedalaman berhasil mendapat pujian dari kritikus maupun penonton.

Setelah kesuksesan Midsommar, Florence Pugh semakin mengukuhkan posisinya di industri perfilman internasional. Ia kemudian tampil dalam berbagai film besar seperti Little Women, Black Widow, Don’t Worry Darling, hingga Oppenheimer. Keputusan Pugh untuk lebih selektif dalam memilih peran yang sesuai dengan visinya menunjukkan kedewasaannya sebagai seorang aktris yang tidak hanya fokus pada pencapaian profesional, tetapi juga kesejahteraan pribadinya.

Meskipun kini ia lebih berhati-hati dalam menerima proyek, Pugh tetap menghargai semua pengalaman yang telah membentuk kariernya. Ia berkomitmen untuk terus berkarya dengan menjaga keseimbangan antara integritas, kesehatan mental, dan profesionalismenya dalam dunia hiburan.

Golden Globes 2025: “The Brutalist” Mengukir Kemenangan Sebagai Film Drama Terbaik

Film The Brutalist meraih penghargaan sebagai Film Drama Terbaik di ajang Golden Globe Awards 2025. Prestasi ini berhasil diraih dengan mengungguli sejumlah pesaing kuat seperti A Complete Unknown, Conclave, Dune: Part Two, Nickel Boys, dan September 5. Selain itu, Adrien Brody berhasil memenangkan kategori Aktor Terbaik, sementara Brady Corbet, sang sutradara, juga meraih penghargaan Sutradara Terbaik berkat arahannya yang memukau dalam film ini.

Dalam pidato penerimaannya, Brady Corbet menampilkan emosi yang mendalam, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tim yang berkontribusi dalam pembuatan The Brutalist. “Ini adalah saat yang sangat istimewa,” ujar Corbet dengan penuh kebanggaan. Ia juga menyampaikan betapa besar arti kemenangan ini bagi dirinya dan seluruh tim.

Corbet mengingat perjalanan panjang dalam merealisasikan film berdurasi lebih dari tiga setengah jam ini. Kisah dalam film ini berfokus pada perjalanan hidup seorang arsitek bernama Laszlo Toth, seorang penyintas Holocaust yang mencoba membangun kembali kehidupannya di Amerika Serikat. “Tidak ada yang membayangkan film berdurasi tiga setengah jam tentang seorang arsitek abad pertengahan akan sukses, namun kami berhasil,” ujar Corbet. Komentarnya mencerminkan tantangan besar yang dihadapi sepanjang proses produksi dan distribusi.

The Brutalist mengangkat tema perjuangan Laszlo Toth dalam menghadapi trauma masa lalunya serta menyesuaikan diri dengan dunia baru. Dengan narasi yang mendalam dan visual yang menawan, film ini berhasil mendapatkan apresiasi dari para kritikus dan penonton. Sebelumnya, film ini juga memenangkan penghargaan di Festival Film Venesia, memperkuat reputasinya sebagai salah satu karya sinematik yang patut diperhitungkan.

Proses produksi film ini turut menjadi sorotan, terutama karena penggunaan kamera VistaVision, sebuah teknologi klasik yang sebelumnya terakhir digunakan dalam One-Eyed Jack pada tahun 1961. Pilihan untuk menggunakan teknologi ini memberikan sentuhan visual yang unik dan membedakan The Brutalist dari film-film kontemporer lainnya.

Kemenangan The Brutalist di Golden Globe Awards 2025 menegaskan statusnya sebagai film berkualitas tinggi. Pencapaian ini tidak hanya membawa Brady Corbet ke puncak kariernya, tetapi juga mengukuhkan kontribusi seluruh tim produksi dalam menciptakan karya yang menjadi sorotan di kancah perfilman internasional.