Finn Wolfhard Refleksikan Pengalaman Bekerja dengan Willem Dafoe di The Legend of Ochi

Finn Wolfhard selalu mengagumi bakat luar biasa Willem Dafoe, namun saat mereka pertama kali bekerja bersama dalam The Legend of Ochi, ia tidak bisa menghindari untuk melihat Dafoe melalui peran ikoniknya — Norman Osborn dari Spider-Man. Wolfhard, yang berusia 22 tahun, mengingat bagaimana awalnya ia kesulitan untuk tidak membayangkan Dafoe sebagai Green Goblin yang terkenal, karakter yang diperankannya dalam film Spider-Man 2002, dan sekali lagi dalam Spider-Man: No Way Home di 2021, bersama aktor Spider-Man lainnya seperti Tobey Maguire dan Tom Holland.

Dalam The Legend of Ochi, sebuah film A24, Wolfhard dan Dafoe berbagi layar dalam sebuah petualangan yang mengikuti seorang gadis muda (yang diperankan oleh Helena Zengel) yang harus mengembalikan makhluk hutan yang ditakuti ke keluarganya. Mengenang waktunya bersama Dafoe, Wolfhard mengungkapkan bagaimana ia terus terkesan dengan suara khas aktor tersebut. “Setiap kali saya mendengar suaranya, saya akan berpikir, ‘Ya Tuhan! Dia nyata,’” kata Wolfhard, mencatat dampak bertahan dari nada vokal Dafoe yang ikonik dan kemampuan aktingnya yang legendaris.

Wolfhard juga memiliki kesempatan untuk menggali pengalaman Dafoe di dunia teater pada tahun 70-an dan 80-an di New York. Percakapan-percakapan ini membantu Wolfhard mendapatkan wawasan yang sangat berharga tentang seni akting. “Saya benar-benar bisa menonton dia, dan melalui menontonnya, saya merasa seperti belajar banyak tentang akting dan seni itu,” kenangnya Wolfhard, menambahkan bahwa hasrat Dafoe terhadap seni akting sangat terlihat di setiap momennya.

The Legend of Ochi kini sudah tayang di bioskop, menampilkan dinamika kuat antara kedua aktor tersebut.

The Snitch: Ketegangan dan Dilema Moral dalam Dunia Kriminal

The Snitch mengajak penonton menyelami dunia kejahatan yang penuh intrik, di mana garis antara benar dan salah menjadi kabur. Film ini mengikuti perjalanan seorang pria biasa, Jang Doo-sik, yang terperangkap dalam dunia kriminal sebagai informan. Yoo Hai-Jin memerankan Doo-sik, mantan narapidana yang berusaha menjalani hidup jujur setelah keluar dari penjara. Namun, hidup bersih ternyata tak semudah yang ia bayangkan. Demi melindungi keluarganya, Doo-sik terpaksa kembali berurusan dengan dunia kriminal.

Ketika polisi menawarkan kesempatan kedua jika ia mau menjadi informan, Doo-sik dihadapkan pada dilema moral yang berat: membantu penegakan hukum atau mempertaruhkan nyawanya di dua sisi dunia yang berbeda. Dalam film ini, Yoo Hai-Jin menunjukkan kemampuan aktingnya yang luar biasa sebagai pria biasa yang dihantui masa lalu, namun juga sebagai suami dan ayah yang penuh cinta. Emosi yang ditampilkan sangat manusiawi dan mudah dihubungkan dengan penonton.

Kang Ha-Neul memainkan peran detektif muda yang idealis dan impulsif, memberikan kontras yang menarik dengan karakter Doo-sik. Sementara Park Hae-Joon berperan sebagai tokoh kriminal yang karismatik namun kejam, menambah ketegangan dalam setiap adegan. Skenario film ini sangat rapi, menyajikan tidak hanya aksi dan ketegangan, tetapi juga konflik psikologis yang kompleks.

Sutradara Hwang Byeong-Gug menghadirkan film ini dengan atmosfer yang gelap dan realistis. Lokasi syuting yang sederhana seperti lorong sempit dan rumah susun, serta adegan aksi yang intens, membuat film ini terasa sangat dekat dengan realita. The Snitch bukan hanya film kriminal, tetapi juga drama tentang keputusan luar biasa yang harus diambil oleh orang biasa. Dengan akting yang kuat, cerita yang berlapis, dan penyutradaraan yang tajam, film ini menjadi salah satu thriller Korea terbaik tahun ini.