Tantangan Baru! Peran Tissa Biani di ‘7 Hari untuk Keshia’ Buktikan Dedikasinya

Masdar, perusahaan energi terbarukan berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), telah mengonfirmasi rencana untuk membuka kantor pusat kawasan Asia Tenggara di Jakarta. Pemilihan ibu kota Indonesia sebagai pusat operasi ini mencerminkan potensi besar negara ini dalam sektor energi bersih yang terus berkembang di kawasan. Chief Operating Officer (COO) Masdar, Abdulaziz Alobaidli, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan posisi strategis Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan.

“Jakarta akan menjadi pusat operasi kami di Asia Tenggara. Kami melihat Indonesia sebagai langkah awal yang strategis, diikuti dengan eksplorasi peluang di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina,” ujar Alobaidli dalam wawancara dengan Antara di Abu Dhabi.

Masdar telah memainkan peran signifikan dalam berbagai proyek energi terbarukan di Indonesia. Salah satu proyek unggulannya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat. Proyek ini menjadi simbol dedikasi Masdar dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Selain itu, perusahaan ini juga telah mendapatkan Letter to Proceed (LtP) untuk investasi dalam Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di sektor energi baru terbarukan di Nusantara, Kalimantan Timur.

Tidak hanya itu, Masdar memiliki kepemilikan saham sebesar 15 persen di PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE). Dengan visi besar, Masdar berambisi untuk membawa PGE melangkah lebih jauh dari pasar domestik ke panggung internasional. Mereka bahkan menjajaki peluang kerja sama di Afrika yang kaya akan sumber daya energi panas bumi. “Kami ingin memperkenalkan Pertamina sebagai pemain global dalam energi panas bumi,” tambah Alobaidli.

Selain panas bumi, Masdar juga mengeksplorasi potensi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan sistem pumped storage. Meskipun pengembangan tenaga bayu menghadapi tantangan topografi Indonesia, studi kelayakan untuk kedua jenis energi ini terus dilakukan untuk mencari peluang terbaik.

Langkah strategis ini menegaskan komitmen Masdar dalam mendukung transformasi energi di Indonesia sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemimpin di sektor energi bersih global. Dengan investasi berkelanjutan, Masdar diharapkan mampu memberikan kontribusi besar bagi masa depan energi terbarukan di Asia Tenggara.

Masalah Kontrak! Ridley Scott Batalkan Sementara Proyek Biopik Bee Gees

Ridley Scott, sutradara ternama di balik film-film besar seperti Gladiator dan Alien: Covenant, mengumumkan bahwa proyek biopik tentang band legendaris Bee Gees yang sempat memasuki tahap pengembangan kini resmi ditunda. Penundaan ini terjadi setelah Scott dan Paramount Pictures mengalami perselisihan terkait kesepakatan kontrak yang membuatnya terpaksa menghentikan proses produksi.

Scott mengungkapkan bahwa studi Paramount tidak memenuhi syarat-syarat yang dia ajukan dalam kesepakatan tersebut. “Mereka mengubah beberapa elemen dasar dari kesepakatan yang sudah kami bahas sebelumnya, dan saya katakan bahwa ini tidak bisa dilakukan. Namun, mereka tetap bersikeras,” jelas Scott.

Sutradara berusia 87 tahun ini melanjutkan, “Saya memberi mereka peringatan, jika ini tidak bisa diselesaikan, saya akan melanjutkan ke proyek berikutnya.” Ternyata, Scott tetap teguh pada pendiriannya, yang menyebabkan pengembangan film biopik Bee Gees yang rencananya dimulai pada awal 2025 terhenti. Meskipun Scott berharap masalah ini dapat ditemukan solusi pada bulan September, belum ada kejelasan lebih lanjut tentang kapan proyek tersebut bisa dilanjutkan.

Lebih lanjut, Scott menegaskan bahwa kesepakatan yang ditawarkan kepadanya terlalu jauh dari apa yang diinginkannya. “Mereka meminta saya untuk bertindak melampaui batas kesepakatan, dan saya menolaknya. Mereka tidak senang dengan keputusan saya, namun saya tetap melanjutkan langkah saya,” tambahnya.

Sebagai alternatif, Ridley Scott kini berfokus pada proyek lainnya, yakni The Dog Stars. Film ini diadaptasi dari novel karya Peter Heller yang terbit pada 2012, yang berkisah tentang wabah flu mematikan yang hampir memusnahkan umat manusia. Scott juga berencana untuk melibatkan Jacob Elordi, yang dikenal lewat perannya di Euphoria, sebagai pemeran utama.

Scott pertama kali diumumkan sebagai calon sutradara biopik Bee Gees pada Februari 2024, dengan skenario yang ditulis oleh John Logan, penulis ternama yang sebelumnya bekerja dengan Scott di Gladiator dan Alien: Covenant. Proyek ini juga mencakup film biopik tentang Michael Jackson, yang ditulis Logan dan dijadwalkan rilis tahun ini.

Hingga kini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai siapa yang akan memerankan anggota Bee Gees dalam film ini, dan pihak studio juga belum mengumumkan tanggal rilis resmi film tersebut.

Chemistry Tissa Biani dan Nugie di Film ‘7 Hari untuk Keshia’ Siap Memukau Penonton!

Film terbaru yang berjudul 7 Hari untuk Keshia siap tayang di KlikFilm pada 24 Januari 2025 mendatang. Disutradarai oleh Eman Pradipta, film ini menampilkan sejumlah aktor ternama seperti Nugie Nugroho, Tissa Biani, Kiki Narendra, Patty Sandya, Dewa Dayana, dan Royhan Hidayat. Menariknya, dalam film ini, Nugie Nugroho dan Tissa Biani berperan sebagai ayah dan anak untuk pertama kalinya.

Tissa Biani, yang memerankan Keshia, mengungkapkan kebahagiaannya bisa beradu peran dengan Nugie Nugroho. “Ini pertama kalinya saya dipasangkan dengan Papa Nugie,” ucap Tissa saat ditemui di Cipete, Jakarta Selatan, pada Selasa (14/1/2025). Nugie Nugroho juga memberikan komentar tentang film ini, yang mengangkat kisah tentang hubungan emosional antara seorang ayah dan anak. “Film ini menceritakan tentang seorang anak band yang nakal namun akhirnya bertobat. Cerita ini sangat relate dengan pengalaman pribadi saya,” ungkap Nugie. Ia juga menambahkan bahwa tema cerita film ini cukup ‘menampar’ dan memberikan pelajaran hidup yang dalam.

Film 7 Hari untuk Keshia membawa genre yang beragam, menawarkan kebahagiaan, komedi, hingga drama emosional. Tissa merasa senang bisa terlibat dalam proyek ini. “Film ini seperti gado-gado, ada banyak unsur yang bikin penonton bisa merasakan berbagai emosi,” jelasnya. Tissa berperan sebagai gadis muda yang berbakat bermain musik dan bisa ngeband.

Cerita dalam film ini berfokus pada sosok Sadewa, seorang ayah yang diberikan kesempatan untuk mengulang waktu selama tujuh hari sebelum putrinya, Keshia, meninggal dunia. Dalam tujuh hari tersebut, Sadewa berusaha memperbaiki semua kesalahannya, meminta maaf, dan membahagiakan Keshia, yang sebelumnya pernah ia tinggalkan. Namun, kesempatan yang luar biasa ini datang dengan harga yang sangat tinggi, di mana Sadewa harus rela mengorbankan nyawanya sendiri.

Film yang penuh emosi dan menggugah ini akan membawa penonton pada perjalanan emosional yang mendalam, menjelajahi tema penyesalan, pengorbanan, dan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya. 7 Hari untuk Keshia akan tayang perdana di KlikFilm pada 24 Januari 2025 dan pastinya akan menjadi tontonan yang tidak boleh dilewatkan.

Perdana Jadi Chaebol, Oh Jung-se Berbagi Cerita Lucu di Drama “When the Stars Gossip”

Dalam drama romantis terbaru yang berlatar luar angkasa, When the Stars Gossip, aktor Oh Jung-se membahas tantangan baru yang ia hadapi dalam memerankan karakter Kang Gang-su, seorang ilmuwan sekaligus pewaris konglomerat. Drama ini menjadi proyek pertama bagi Oh Jung-se yang memerankan seorang chaebol, sebuah peran yang berbeda dengan karakter-karakter sebelumnya yang lebih menonjolkan sisi profesional seperti dokter, ilmuwan, hingga peran emosional lainnya.

When the Stars Gossip merupakan drama Korea pertama yang mengangkat tema luar angkasa, dan Oh Jung-se memerankan Kang Gang-su, seorang chaebol yang sangat kaya namun tetap memiliki masalah dalam kehidupan pribadinya. Meski karakter ini adalah seorang pewaris kaya, Oh Jung-se mengungkapkan bahwa Kang Gang-su tidak merasa lebih superior dari ilmuwan lainnya di luar angkasa. Dalam konferensi pers pada Kamis, 9 Januari 2025, ia berkata, “Saya mencoba untuk tidak melihat isi tabungan saya saat memerankan karakter ini,” menekankan bahwa bagi Kang Gang-su, kekayaan bukanlah segalanya.

Namun, ada satu hal yang membedakan karakter Kang Gang-su dari Gong Ryong (Lee Min-ho), dokter kandungan yang menjadi calon menantu chaebol. Kang Gang-su adalah mantan pacar dari tunangan Gong Ryong, Choi Go-eun (Han Ji-eun). Oh Jung-se dengan candanya mengatakan, “Kang Gang-su memiliki segalanya selain cinta, sementara Gong Ryong hanya memiliki cinta.”

Drama ini mengisahkan Gong Ryong yang memiliki misi rahasia yang mengharuskannya pergi ke stasiun luar angkasa dengan biaya yang sangat besar dari calon mertuanya, sebagai bagian dari peran turis. Dalam perjalanan itu, ia bertemu dengan Eve Kim (Gong Hyo-jin), seorang ilmuwan luar angkasa yang kini menjabat sebagai komandan stasiun luar angkasa pertama mereka. Dalam kisah ini, romansa dan hubungan personal menjadi fokus utama, meski ada kemungkinan adegan-adegan yang lebih “berat” juga muncul di sepanjang cerita.

Oh Jung-se berharap penonton akan menikmati drama ini dan terus mendukung perjalanan karakter-karakternya. Drama ini juga menampilkan sejumlah nama besar lainnya seperti Han Ji-eun, EL, dan Kim Joo-heon, serta disutradarai oleh Park Shin-woo yang sebelumnya sukses dengan It’s Okay to Not Be Okay dan Jealousy Incarnate. Naskah drama ini ditulis oleh Seo Sook-hyang, yang juga dikenal lewat karyanya di Jealousy Incarnate dan Pasta.

Dengan alur cerita yang menegangkan dan penuh romansa di luar angkasa, When the Stars Gossip menjadi salah satu drama yang layak untuk dinantikan oleh penggemar drama Korea.

Kilas Balik: 5 Film Seru yang Memulai Debutnya Pekan Ini

Pekan ini, industri perfilman Indonesia dan dunia akan menyuguhkan lima film baru yang siap menghibur penonton. Empat di antaranya adalah film lokal yang menarik, sementara satu lagi adalah dokumenter musik yang menggugah. Berikut adalah rangkuman dari kelima film yang akan tayang pada minggu ini:

1. Imam 2 Makmum Film ini mengisahkan perjalanan rumah tangga Anika (Amanda Manopo) dan Arman (Fedi Nuril). Arman, seorang duda yang masih terikat emosional dengan mendiang istrinya, Leila (Revalina S Temat), menyebabkan Anika menghadapi berbagai tantangan dalam pernikahannya. Konflik ini mengiris hati Anika, dan penonton akan diajak untuk menyelami pergulatan emosional pasangan yang terjebak antara masa lalu dan masa depan ini.

2. Bayang-bayang Anak Jahanam Cerita dalam film ini mengangkat kisah pasangan suami-istri, Gina (Taskya Namya) dan Gani (Rizky Hanggono), yang tengah menantikan kelahiran anak pertama mereka, Agni (Ali Fikry). Namun, kehadiran Agni justru membawa teror dan kejadian aneh dalam hidup mereka. Agni dianggap sebagai anak jahanam, kutukan dari masa lalu yang kembali hadir untuk menghancurkan kehidupan mereka. Film ini menawarkan ketegangan yang memacu adrenalin dengan elemen horor yang kental.

3. Eva: Pendakian Terakhir Film ini bercerita tentang Pasha (Kiesha Alvaro) yang mengajak pacarnya, Eva (Bulan Sutena), untuk mendaki gunung bersama teman-teman mereka: Nisa (Ashira Zamita), Vicky (Ilham Aji Santoso), dan Joni (Axel Matthew Thomas). Selama pendakian, Pasha berniat melamar Eva, namun yang terjadi adalah Eva tiba-tiba menghilang dan terjebak dalam dimensi lain. Film ini menggabungkan petualangan dengan elemen supernatural yang penuh misteri dan ketegangan.

4. Pengantin Setan Diangkat dari kisah viral di TikTok, Pengantin Setan mengisahkan pasangan suami-istri, Echa (Erika Carlina) dan Ariel (Emir Mahira), yang awalnya hidup harmonis. Namun, kehidupan mereka berubah menjadi mimpi buruk ketika Echa diganggu oleh jin bernama Dasim, yang terpikat padanya dan berusaha menghancurkan keharmonisan rumah tangga mereka. Dengan cerita yang menarik dan penuh ketegangan, film ini siap menguji mental penonton dengan nuansa horor yang mencekam.

5. TOMORROW X TOGETHER: Hyperfocus in Cinemas Bagi para penggemar K-pop, film dokumenter Hyperfocus tentang grup musik TOMORROW X TOGETHER menawarkan pengalaman unik. Film ini mengajak penonton untuk merasakan sensasi konser dunia dan penampilan spektakuler mereka di Lollapalooza. Dengan layar SCREENX yang lebar dan efek 4DX, penggemar bisa merasakan sensasi seolah-olah mereka berada di tengah-tengah konser tersebut. Lagu-lagu hits seperti “Sugar Rush Ride” dan “Deja Vu” juga akan memanjakan para penonton setia grup ini.

Dengan beragam genre yang ditawarkan, dari drama romantis hingga horor yang menegangkan, serta pengalaman musik yang memukau, kelima film ini pasti akan menjadi pilihan menarik bagi para penonton yang mencari hiburan di layar lebar.

Apa yang Harus Anda Ketahui Tentang Drama “When the Phone Rings”

Drama When the Phone Rings sempat menarik perhatian banyak penonton dengan premis yang menarik dan cerita yang menggabungkan romansa dan thriller. Namun, seiring berjalannya waktu, kualitas penceritaan drama ini mulai menurun drastis, berujung pada kekecewaan besar di bagian akhirnya.

Pada awalnya, drama ini tampil menjanjikan dengan memadukan elemen-elemen klasik yang biasa ditemukan dalam cerita romansa seperti pernikahan yang diatur dan hubungan yang berawal dari musuh menjadi kekasih. Penonton pun diajak untuk tenggelam dalam ketegangan cerita dengan ancaman “sentuh dia dan kamu akan mati”. Dua episode pertama berhasil menarik perhatian dengan alur yang memikat dan membuat penonton ingin tahu lebih lanjut.

Seiring berjalannya waktu, drama ini memunculkan masalah yang semakin rumit. Di tengah cerita yang sudah terasa makjang, alur drama masih tetap bisa dinikmati berkat chemistry yang kuat antara Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin sebagai pasangan utama. Karakter Kang Young-woo yang diperankan oleh Lim Chul-soo juga menyuntikkan elemen komedi yang menyegarkan di tengah ketegangan cerita.

Namun, memasuki paruh kedua, drama ini terjebak dalam pola yang berulang dengan kesalahpahaman yang tidak kunjung selesai antara para karakter. Salah satu hal yang paling mengecewakan adalah karakter Paik Sa-eon, yang semakin sulit dipahami seiring berjalannya waktu. Awalnya digambarkan sebagai sosok pria yang penuh dengan toxic masculinity, Paik Sa-eon semakin membingungkan ketika ia terus menyembunyikan perasaannya terhadap Hong Hee-joo, dengan alasan ingin melindungi istrinya. Karakter ini semakin mengingatkan penonton pada sosok protagonis dalam drama-drama FTV era 2000-an yang seringkali memanipulasi perasaan demi kepentingan pribadi.

Masalah bertambah ketika karakter Paik Sa-eon seolah kehilangan arah menjelang akhir drama. Daripada berusaha memperbaiki hubungan dengan Hong Hee-joo, ia malah lebih sibuk menebus dosa masa lalunya dengan menyalahkan berbagai kejadian yang telah berlalu. Konflik yang dihasilkan pun terasa dibuat-buat dan tidak masuk akal, menambah kekecewaan bagi penonton.

Bukan hanya itu, penggunaan alur maju mundur untuk menggali latar belakang karakter pendukung justru membingungkan, seakan-akan penonton sudah tahu semua detail cerita asli yang seharusnya diceritakan lebih jelas. Banyak plot yang telah dibangun di awal drama mulai terasa menguap, meninggalkan banyak celah yang tak terisi, membuat penonton merasa terputus dari cerita yang seharusnya lebih terstruktur.

Puncaknya, drama ini menyisipkan unsur politik internasional yang tidak relevan dengan cerita romantis yang ada. Masalah politik yang tiba-tiba muncul pada episode terakhir, dengan referensi yang jelas mengarah pada Palestina dan Israel, berusaha diselipkan dengan menggunakan nama negara fiksi seperti Paltima dan Izmael. Tentu saja, keputusan ini hanya menambah kebingunguan dan merusak alur cerita utama, yang seharusnya tetap fokus pada hubungan para karakter utama.

Namun, tidak semuanya buruk. Backstory muda dari Paik Sa-eon dan Hong Hee-joo yang diperankan oleh Shin Yeon-woo dan Lee Jae-joon memberikan nuansa baru yang menarik dalam cerita ini. Meskipun demikian, itu tidak cukup untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang semakin terasa di sepanjang drama.

Secara keseluruhan, When the Phone Rings adalah drama yang memulai dengan harapan besar tetapi berakhir dengan kekecewaan. Meski chemistry antara karakter utama masih bisa sedikit menyelamatkan drama ini, penulis dan tim kreatif gagal menyelesaikan cerita dengan baik, terutama dengan menyisipkan elemen politik yang tidak diperlukan dan merusak alur yang telah dibangun dengan begitu hati-hati di awal.

Siap-Siap! ‘The Equalizer 2’ Hadir di Bioskop Trans TV 8 Januari 2025, Simak Sinopsisnya!

Pada malam ini, Rabu, 8 Januari 2025, Bioskop Trans TV akan menayangkan The Equalizer 2 (2018) pukul 21.00 WIB. Dalam film ini, Denzel Washington kembali memerankan Robert McCall, seorang pensiunan agen intelijen yang kini menjalani hidup yang lebih tenang. Namun, kedamaian hidup McCall terganggu setelah kematian sahabat karibnya, Susan Plummer, yang terbunuh secara brutal oleh penjahat. McCall pun bertekad membalas dendam dan mencari keadilan bagi temannya.

Sinopsis The Equalizer 2

Robert McCall memulai hidup baru yang jauh dari dunia kekerasan setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai agen intelijen. Sebagai seorang sopir, ia menghabiskan waktu membantu orang-orang yang membutuhkan. Salah satunya adalah Susan Plummer (Melissa Leo), teman dekatnya yang juga mantan rekan kerja di DIA. McCall selalu siap menolong, baik itu menyelamatkan seorang gadis kecil yang diculik di Istanbul atau membantu seorang pria tua mendapatkan kembali lukisannya yang hilang.

Namun, segalanya berubah ketika Susan ditemukan tewas secara tragis di Brussels. McCall yang merasa kehilangan dan curiga atas kematian temannya segera melakukan penyelidikan. Ia menyadari bahwa pembunuhan tersebut merupakan bagian dari konspirasi yang lebih besar dan dilakukan oleh pelaku yang sangat terlatih. McCall kemudian bertekad untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab dan membalas dendam atas kematian Susan.

Film ini merupakan sekuel dari The Equalizer (2014) dan bagian kedua dari trilogi Equalizer. Disutradarai oleh Antoine Fuqua, The Equalizer 2 melanjutkan kisah McCall dengan lebih banyak aksi dan ketegangan. Richard Wenk, yang juga menulis naskah untuk The Equalizer dan The Equalizer 3 (2023), kembali menulis skrip untuk film ini.

Aksi Dendam yang Menggugah

Denzel Washington kembali memukau penonton dengan perannya sebagai Robert McCall, seorang pria dengan kode moral yang tinggi dan kemampuan bertarung luar biasa. Di samping Washington, The Equalizer 2 juga dibintangi oleh Pedro Pascal, Ashton Sanders, Bill Pullman, dan Melissa Leo, yang turut memperkaya jalannya cerita.

Saat tayang di bioskop, The Equalizer 2 sukses meraih pendapatan box office yang sangat memuaskan, dengan total US$190,4 juta—melampaui biaya produksinya yang sekitar US$79 juta.

Bagi penggemar aksi dan thriller, The Equalizer 2 menjadi pilihan yang tak boleh dilewatkan. Saksikan bagaimana McCall menghadapi keadilan dalam dunia yang penuh dengan konspirasi dan kekerasan, hanya di Bioskop Trans TV malam ini.

Selain The Equalizer 2, Bioskop Trans TV juga akan menayangkan film The Informer (2019) pada pukul 23.00 WIB, jadi pastikan Anda tidak melewatkan kedua tayangan menarik ini.

Tolak Tawaran Film Mirip Midsommar, Florence Pugh Sebut Pengalaman Tersebut Menyiksa

Aktris Florence Pugh mengungkapkan bahwa ia merasa enggan untuk kembali membintangi film seberat Midsommar, karya sutradara Ari Aster, setelah mengalami dampak psikologis yang cukup dalam akibat peran yang ia jalani. Pugh menggambarkan pengalamannya dalam memerankan karakter Dani, seorang perempuan yang menghadapi trauma emosional dalam sebuah festival yang ternyata berujung pada kengerian, sebagai suatu proses yang sangat menguras dirinya.

Menurut Pugh, meskipun ia merasa bangga dengan hasil kerja kerasnya dalam Midsommar, pengalaman tersebut meninggalkan bekas yang cukup dalam dan membuatnya menyadari pentingnya menjaga keseimbangan mental dalam memilih peran. “Ada peran-peran tertentu yang membuat saya mengerahkan seluruh kemampuan saya, tetapi setelah itu saya merasa seperti hancur dalam waktu yang lama,” jelas Pugh mengenai perannya dalam film horor yang membuat namanya semakin dikenal di seluruh dunia.

Aktris yang juga dikenal lewat Little Women ini menjelaskan bahwa meskipun Midsommar memberinya banyak kesempatan dan pengakuan, ia merasa proses penggarapan film tersebut terlalu berat. “Saat saya melihat kembali penampilan saya di Midsommar, saya merasa bangga, tetapi saya juga menyadari bahwa saya perlu memberi batas pada diri saya sendiri,” lanjut Pugh.

Pugh juga mengungkapkan bahwa ia telah belajar untuk menjaga kesejahteraan emosionalnya dan menghindari peran-peran yang bisa menguras dirinya secara berlebihan. Meski begitu, ia tidak menyesali keputusannya untuk bekerja sama dengan Ari Aster, dan merasa bangga dengan hasil yang dicapai melalui film tersebut. “Meskipun itu adalah pengalaman yang sangat berat, saya tidak menyesalinya,” tambahnya.

Peran sebagai Dani dalam Midsommar memang menjadi tonggak penting dalam karier Florence Pugh, membawanya ke sorotan internasional. Film horor yang penuh ketegangan dan emosi itu menggambarkan perjalanan Dani yang berusaha pulih dari kehilangan dan trauma, hanya untuk menghadapi kenyataan mengerikan dalam sebuah sekte. Akting Pugh sebagai Dani, dengan ekspresi yang kuat dan emosional, mendapat pujian luas dari kritikus dan penonton.

Sejak sukses besar di Midsommar, Florence Pugh semakin mendapat tempat di dunia perfilman internasional. Ia kemudian tampil dalam berbagai film besar, seperti Little Women, Black Widow, Don’t Worry Darling, dan yang terbaru, Oppenheimer. Keputusan Pugh untuk memilih peran dengan bijak dan mengutamakan kesehatan mental menunjukkan kedewasaannya sebagai seorang aktris yang terus berkembang dalam industri hiburan.

Namun, meskipun Pugh enggan mengambil peran yang terlalu membebani dirinya, ia tetap mengapresiasi setiap langkah yang telah membentuk kariernya hingga saat ini. Pugh kini lebih selektif dalam memilih proyek-proyek yang sejalan dengan visinya sebagai aktris, namun tetap menjaga integritas dan kesejahteraan pribadinya.

Kameramen Squid Game 2 Tertangkap Masuk Adegan Adu Tembak, Jadi Sorotan!

Sejak tayang perdana pada 26 Desember 2024, Squid Game 2 terus menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan penggemar. Namun, kali ini, perhatian para penonton tidak hanya tertuju pada alur cerita yang menegangkan, melainkan juga pada sebuah kesalahan teknis yang cukup mencuri perhatian.

Dalam salah satu adegan yang berlangsung di episode 7 berjudul “Friend or Foe”, sebuah kejadian tak terduga terjadi. Saat ketegangan memuncak dalam adegan adu tembak antara Gi-hun (Lee Jung-jae) dan pasukan Pink Guard, seorang kru produksi, yang diketahui adalah juru kamera, muncul secara tidak sengaja di latar belakang. Kru yang seharusnya tidak terlihat dalam adegan tersebut tampak sedang fokus mengambil gambar, dan hal ini segera menjadi viral setelah salah seorang penonton menyadarinya.

Video cuplikan adegan yang memuat kesalahan ini langsung menyebar luas di media sosial, memicu berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang merasa lucu dan menganggap ini sebagai sebuah kekeliruan kecil, meskipun ada juga yang memberi simpati pada tim produksi yang harus bekerja keras di balik layar. “Sepertinya seseorang akan dipecat setelah ini,” canda salah satu pengguna Twitter, sementara yang lain berkomentar, “Editor pasti kelelahan sampai-sampai tidak menyadari hal ini.”

Kesalahan teknis semacam ini sebenarnya bukan hal baru di dunia perfilman. Sebelumnya, serial Game of Thrones juga sempat dikejutkan oleh kemunculan gelas kopi Starbucks yang tertinggal di meja, meskipun cerita tersebut berlatar di dunia fiksi abad pertengahan. Hal ini membuktikan bahwa meskipun sebuah produksi memiliki anggaran besar, kesalahan manusia tetap bisa terjadi di setiap tahap pembuatan.

Squid Game 2 sendiri melanjutkan kisah dari musim pertama yang fenomenal. Di musim kedua ini, para peserta kembali terjebak dalam serangkaian permainan maut yang menegangkan, sementara karakter utama, Gi-hun, berusaha mengungkap lebih banyak tentang misteri di balik permainan ini. Selain Lee Jung-jae yang kembali memerankan Gi-hun, beberapa karakter dari musim pertama juga kembali hadir, seperti Front Man (Lee Byung-hun) dan The Recruiter (Gong Yoo).

Selain itu, musim kedua Squid Game ini juga memperkenalkan sejumlah wajah baru, termasuk aktor-aktor ternama seperti Park Gyu-young, Choi Seung-hyun (T.O.P), Lee Jin-wook, Jo Yuri, Won Ji-an, dan Kang Ae-sim. Dengan alur cerita yang semakin kompleks dan permainan yang semakin mematikan, tak heran jika serial ini terus menarik perhatian dan memicu diskusi di kalangan penonton.

Kesalahan yang terjadi di Squid Game 2 kali ini mungkin bisa dianggap sebagai kejadian tak disengaja, namun di balik layar, proses produksi yang rumit tetap berjalan dengan tujuan untuk memberikan tontonan terbaik bagi para penggemar di seluruh dunia.

Sutradara Jeff Baena, Suami Aubrey Plaza, Ditemukan Meninggal di Usia 47 Tahun

Aktris Aubrey Plaza yang sebelumnya diumumkan sebagai salah satu presenter di ajang Golden Globes 2025, harus menerima kabar duka yang sangat mengejutkan. Suaminya, sutradara Jeff Baena, meninggal dunia pada Jumat (3/1/2025), hanya satu hari setelah Plaza diumumkan akan tampil bersama lebih dari tiga lusin presenter lainnya di acara bergengsi tersebut. Kabar ini menggemparkan dunia hiburan, dan membuat kehadiran Plaza di Golden Globes yang dijadwalkan pada 6 Januari 2025 menjadi sangat diragukan.

Jeff Baena, yang meninggal pada usia 47 tahun, ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Los Angeles pada pagi hari. Pihak berwenang kemudian menyatakan bahwa penyebab kematiannya adalah bunuh diri. Baena dikenal luas sebagai sutradara film-film seperti The Little Hours, Life After Beth, dan Joshy. Ia menikahi Aubrey Plaza pada tahun 2021 setelah berpacaran selama lebih dari satu dekade. Keduanya merupakan pasangan yang sangat tertutup, tetapi Plaza sering kali mengekspresikan rasa sayangnya terhadap Baena melalui unggahan media sosial.

Aubrey Plaza, yang saat ini berusia 40 tahun, dikenal sebagai bintang dalam serial TV The White Lotus dan Parks and Recreation. Hingga berita ini diturunkan, Plaza belum memberikan komentar resmi terkait kematian suaminya. Pihak keluarga menyampaikan kepada media bahwa mereka tengah berduka dan memohon untuk diberikan privasi dalam masa yang penuh kesedihan ini.

Sementara itu, karier Jeff Baena di dunia perfilman dimulai setelah ia lulus dari Universitas New York dengan gelar di bidang film. Sebelum memulai debutnya sebagai sutradara pada tahun 2014 dengan film Life After Beth, Baena bekerja di bagian produksi untuk beberapa pembuat film terkenal, seperti Robert Zemeckis dan David O’Russell. Karyanya sebagai sutradara, yang sering mengeksplorasi tema gelap dan humor, mendapatkan pengakuan di kalangan penggemar film indie.

Sebagai informasi, bunuh diri adalah masalah serius yang sering kali terkait dengan depresi. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami perasaan putus asa atau membutuhkan dukungan, penting untuk mencari bantuan segera. Terdapat berbagai layanan konseling yang siap membantu, dan Anda tidak perlu menghadapi kesulitan ini sendirian.

Pihak keluarga Plaza dan Baena meminta agar mereka diberi waktu untuk berduka dengan tenang dan meminta privasi selama masa sulit ini. Kematian mendalam ini tentu meninggalkan luka yang besar, dan dunia hiburan turut merasakan kehilangan yang mendalam atas sosok Jeff Baena yang berbakat.