Serial terbaru Netflix, Adolescence, mendapat perhatian besar dari kritikus dan penonton berkat alur cerita yang kuat dan pendekatan sinematografi yang unik. Drama Inggris empat episode ini berhasil menjadi salah satu tontonan paling populer di dunia sejak dirilis pekan lalu. Setiap episodenya direkam dalam satu pengambilan gambar tanpa putus, memberikan pengalaman yang intens dan imersif bagi penonton.
Kisahnya berpusat pada pembunuhan seorang gadis remaja dan penangkapan seorang bocah 13 tahun bernama Jamie yang diperankan oleh Owen Cooper. Stephen Graham berperan sebagai ayah Jamie, sementara drama ini menyoroti dampak negatif media sosial serta pengaruh figur misoginis terhadap remaja laki-laki. Serial ini lahir dari keprihatinan Graham setelah membaca berita tentang anak-anak yang melakukan tindakan kekerasan serupa, mendorongnya untuk mengangkat isu ini ke dalam sebuah cerita yang menyentuh dan menggugah.
Kritikus memberikan pujian tinggi terhadap Adolescence. Tom Peck dari The Times menyebutnya “sangat sempurna”, sementara Lucy Mangan dari The Guardian menilainya sebagai pencapaian luar biasa dalam dunia televisi. Sutradara Paul Feig bahkan menyebut episode pertamanya sebagai “salah satu tontonan terbaik dalam sejarah televisi”. Kritik sosial yang tajam dan akting luar biasa dari para pemain, terutama Cooper yang tampil mengesankan di usia 15 tahun, semakin memperkuat kesan mendalam yang ditinggalkan oleh drama ini.
Drama ini tidak menawarkan solusi terhadap masalah yang diangkatnya, tetapi lebih kepada refleksi tentang meningkatnya misogini di kalangan anak muda. Beberapa kritikus menilai bahwa Adolescence menjadi karya yang relevan dan penting untuk membangkitkan diskusi mengenai pengaruh media sosial dalam kehidupan remaja. Dengan alur cerita yang menyentuh, teknik pengambilan gambar unik, serta penampilan para aktor yang luar biasa, serial ini disebut sebagai salah satu drama televisi terbaik tahun ini.