Christopher Nolan dan Emma Thomas Raih Gelar Kebangsawanan dari Raja Charles III

Dalam sebuah upacara megah di Istana Buckingham pada Rabu (18/12), Raja Charles III menganugerahkan penghargaan kebangsawanan kepada dua ikon perfilman, Christopher Nolan dan Emma Thomas. Pasangan legendaris ini dikenal luas berkat karya-karya monumental mereka, termasuk trilogi The Dark Knight dan film epik Oppenheimer. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi luar biasa mereka dalam industri perfilman.

Christopher Nolan, sang sutradara visioner di balik sejumlah film blockbuster dan inovatif, kini resmi menyandang gelar Sir. Sementara itu, Emma Thomas, produser berbakat yang merupakan pasangan hidup sekaligus mitra profesional Nolan, dianugerahi gelar Damehood. Gelar kebangsawanan ini merupakan puncak dari karir gemilang mereka yang telah menghasilkan film-film berkualitas tinggi, baik dari segi komersial maupun kritis.

Istana Buckingham tidak lupa membagikan momen bersejarah ini melalui media sosial resminya. “Bangkitlah, Sir Christopher Nolan dan Dame Emma Thomas!” tulis Istana Buckingham dalam unggahan tersebut, disertai ucapan selamat atas prestasi luar biasa pasangan ini dalam dunia perfilman. Penghargaan ini juga menggarisbawahi kemitraan kreatif mereka yang telah melahirkan banyak karya fenomenal.

Salah satu karya terbesar mereka, Oppenheimer, yang dibintangi oleh Cillian Murphy, menjadi sorotan utama. Film ini tidak hanya meraih kesuksesan besar di box office, tetapi juga memperoleh berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Oscar dan BAFTA untuk kategori Film Terbaik. Oppenheimer juga mencatatkan pencapaian penting bagi Nolan, yang akhirnya memenangkan Golden Globe Award untuk Sutradara Terbaik setelah enam kali dinominasikan.

Dalam pidato penerimaan penghargaan, Nolan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Raja Charles III, yang secara pribadi menyatakan kekagumannya terhadap film Oppenheimer. “Sangat menggembirakan mengetahui bahwa Raja mengapresiasi pekerjaan kami. Ini menjadi motivasi tambahan bagi saya untuk terus berkarya,” ujar Nolan dengan penuh syukur.

Karir Nolan dan Thomas dimulai sejak masa kuliah, di mana mereka pertama kali bekerja sama dalam film pendek berjudul Doodlebug. Kemitraan kreatif ini terus berkembang dan pada akhirnya mereka mendirikan perusahaan produksi Syncopy. Melalui Syncopy, mereka menghasilkan sejumlah film besar seperti Memento, Inception, dan Dunkirk. Thomas selalu menjadi produser di setiap film yang disutradarai oleh Nolan, memainkan peran penting dalam kesuksesan setiap proyek.

Sejak menikah pada 1997, Nolan dan Thomas tidak hanya sukses dalam karir, tetapi juga menikmati kehidupan pribadi yang harmonis bersama empat anak mereka. Penghargaan kebangsawanan ini menjadi bukti nyata dedikasi dan pengaruh besar mereka dalam industri perfilman global. Pasangan ini telah memberikan inspirasi bagi banyak orang, baik muda maupun tua, melalui karya-karya mereka yang tak terlupakan.

Wicked Part 2 Resmi Ganti Judul Menjadi Wicked: For Good – Apa yang Berubah?

Universal Pictures baru saja mengumumkan perubahan judul untuk sekuel film Wicked. Film kedua ini kini resmi berjudul Wicked: For Good, seperti dikonfirmasi oleh Variety pada Senin (16/12). Judul baru ini terinspirasi oleh salah satu lagu dalam film yang mencerminkan dinamika persahabatan antara dua karakter ikonik, The Wicked Witch of the West (Elphaba) dan Glinda the Good Witch, yang mengalami perubahan besar dalam cerita kali ini.

Meskipun judulnya berubah, tanggal rilis tetap sama. Wicked: For Good dijadwalkan tayang pada 21 November 2025, melanjutkan kisah epik yang dimulai dalam Wicked (2024). Universal Pictures belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai perubahan lain selain judul ini.

Film ini akan meneruskan kisah perjalanan Glinda yang diperankan oleh Ariana Grande dan Elphaba yang dimainkan oleh Cynthia Erivo di Land of Oz. Cerita akan melanjutkan dari film pertama yang mengisahkan awal persahabatan mereka di Shiz University, hingga hubungan tersebut diuji oleh The Wizard of Oz (Jeff Goldblum).

Dalam sekuel ini, Elphaba semakin menguasai kekuatan sihirnya dan menjadi musuh negara setelah dicap sebagai ancaman oleh The Wizard of Oz dan Madame Morrible (Michelle Yeoh). Persahabatan antara Glinda dan Elphaba akan diuji lebih dalam, menambah ketegangan dan drama yang semakin intens.

John M. Chu, sutradara film ini, menyatakan bahwa bagian kedua Wicked akan semakin relevan dengan kondisi dunia saat ini. Dia menyoroti bahwa film ini akan menggali konsekuensi dari pilihan yang dibuat oleh para karakter serta bagaimana kebenaran bisa mengubah jalan hidup mereka. “Film ini akan lebih relevan dari sebelumnya. Ketika kita bicara soal kebenaran dan konsekuensi dari setiap pilihan, itu menjadi lebih intens,” ujar Chu.

Wicked: For Good diadaptasi dari pentas musikal sukses yang juga merupakan adaptasi dari novel Wicked: The Life and Times of the Wicked Witch of the West karya Gregory Maguire. Novel ini adalah prekuel dari The Wonderful Wizard of Oz karya L. Frank Baum, yang telah diadaptasi menjadi film legendaris oleh MGM pada 1939.

Dengan bintang utama seperti Cynthia Erivo dan Ariana Grande, serta aktor berbakat lainnya seperti Michelle Yeoh, Jonathan Bailey, dan Jeff Goldblum, Wicked: For Good menjanjikan pengalaman sinematik yang luar biasa. Perubahan judul yang menarik ini siap membawa penonton dalam petualangan yang lebih mendalam tentang persahabatan, pengorbanan, dan pilihan yang tak terhindarkan. Jangan lewatkan film yang pasti akan menggugah hati dan imajinasi ini!

Aksi Epik dan Pertarungan Monster: Saksikan The Great Wall di Bioskop Trans TV, 18 Desember 2024!

Malam ini, Rabu (18/12), Bioskop Trans TV siap menghadirkan petualangan epik dengan menayangkan film “The Great Wall” (2016) pukul 21.00 WIB. Dibintangi oleh Matt Damon, film ini menggabungkan aksi mendebarkan dengan sentuhan sejarah dan fantasi yang mengesankan.

Kisah Petualangan di Tembok Besar

“The Great Wall” berlatar pada masa pemerintahan Kaisar Renzong di Tiongkok, mengisahkan sekelompok tentara bayaran Eropa yang melakukan perjalanan jauh mencari bubuk mesiu. Namun, perjalanan ini berubah drastis ketika mereka menghadapi serangan monster mengerikan.

Dari kelompok ini, hanya William Garin (Matt Damon) dan Pero Tovar (Pedro Pascal) yang selamat, membawa potongan tubuh monster yang menyerang mereka. Mereka kemudian ditangkap oleh Orde Tanpa Nama, kelompok prajurit penjaga Tembok Besar yang dilatih untuk melawan monster Tao Tie. Monster ini berasal dari meteor dan menyerang Tiongkok setiap 60 tahun sekali.

Dengan bantuan Ballard (Willem Dafoe), Garin dan Tovar menunjukkan keahlian bertarung mereka, bergabung dengan prajurit Tiongkok untuk melawan gerombolan Tao Tie. Kerjasama antara tentara Eropa dan prajurit Tiongkok ini menjadi kunci untuk bertahan hidup di tengah serangan monster yang terus menerus.

Tentang Film “The Great Wall”

Disutradarai oleh Zhang Yimou, “The Great Wall” menampilkan aktor internasional seperti Jing Tian, Pedro Pascal, Willem Dafoe, dan Andy Lau. Film ini adalah hasil kolaborasi produksi antara Amerika Serikat dan Tiongkok, pertama kali ditayangkan di Beijing pada 6 Desember 2016 sebelum dirilis secara global.

Jangan lewatkan kesempatan menyaksikan aksi seru di Tembok Besar Tiongkok dalam “The Great Wall” di Bioskop Trans TV pada pukul 21.00 WIB. Setelah itu, nikmati kelanjutan malam penuh aksi dengan film “Danny the Dog” yang tayang pukul 23.00 WIB.

Ayo, saksikan petualangan menegangkan dan penuh aksi ini hanya di Bioskop Trans TV

Artis Bulan Sofya Main Film Horor Pertama Kali, Langsung Rasakan Kejadian Mistis

Pada 18 Desember 2024, aktris muda Bulan Sofya membuat debutnya di genre film horor lewat sebuah proyek yang berjudul “Sisi Gelap” yang diproduksi oleh rumah produksi lokal. Dalam film ini, Bulan memerankan karakter utama yang terjebak dalam peristiwa misterius di sebuah rumah angker. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Bulan dalam menjajal dunia film horor, yang sebelumnya lebih dikenal dengan perannya dalam film drama dan komedi.

Menariknya, selama proses syuting, Bulan mengaku langsung merasakan kejadian-kejadian mistis yang tidak dapat dijelaskan secara logika. Beberapa anggota kru, termasuk Bulan, melaporkan hal-hal aneh yang terjadi di lokasi syuting, seperti suara-suara misterius dan perubahan suhu yang mendadak. Bulan, yang awalnya skeptis terhadap hal-hal gaib, mengaku sangat terkejut dengan pengalaman tersebut. “Saat itu saya benar-benar merasa seperti ada yang mengawasi. Beberapa kejadian aneh membuat saya berpikir dua kali tentang dunia mistis,” ujar Bulan dalam sebuah wawancara.

Meski merasa terganggu, Bulan tetap fokus pada pekerjaannya dan melanjutkan proses syuting dengan semangat. Para kru film juga mengaku merasa cemas, namun mereka tetap melanjutkan produksi dengan penuh profesionalisme. Sutradara film, Dwi Handoko, mengatakan bahwa meskipun kejadian-kejadian tersebut membuat suasana semakin intens, itu justru memberikan nuansa yang lebih kuat pada film horor tersebut. “Kejadian-kejadian ini justru memberikan elemen autentik yang tak ternilai,” ungkapnya.

Bulan Sofya berharap film “Sisi Gelap” dapat diterima dengan baik oleh penonton dan memberikan pengalaman menegangkan yang sesuai dengan ekspektasi penggemar film horor. Selain itu, Bulan juga mengungkapkan bahwa pengalaman syuting film horor ini membuka matanya pada sisi lain dari dunia film, dan ia sangat tertarik untuk kembali berperan dalam proyek serupa di masa depan.

Seru dan Menegangkan! Sinopsis Pacific Rim yang Tayang di Bioskop Trans TV 17 Desember 2024

Pada malam ini, Selasa (17/12), Bioskop Trans TV kembali menghadirkan sebuah film seru yang wajib ditonton, yaitu Pacific Rim (2013). Film ini akan tayang pukul 21.00 WIB dan membawa penonton ke dalam dunia penuh aksi dan pertempuran epik antara manusia dan monster raksasa.

Pacific Rim merupakan film pertama dari waralaba yang sama, mengisahkan perang dahsyat antara umat manusia dan makhluk asing berbahaya yang disebut Kaiju. Cerita bermula pada tahun 2013, ketika bumi dikejutkan dengan kemunculan monster-monster raksasa yang tiba-tiba muncul dari Samudra Pasifik. Tanpa ampun, mereka menyerang kota-kota besar di sekitarnya, membawa kehancuran dan ketakutan bagi umat manusia.

Untuk menghadapi ancaman ini, manusia menciptakan robot-robot raksasa yang diberi nama Jaegers. Yang menarik dari robot ini adalah bahwa Jaegers tidak bisa dikendalikan oleh satu orang saja. Mereka membutuhkan dua orang atau lebih yang harus menyatukan pikiran mereka melalui sebuah proses yang disebut Drifting untuk mengendalikan robot tersebut dengan sempurna.

Cerita ini berfokus pada dua saudara, Yancy (Diego Klattenhoff) dan Raleigh Becket (Charlie Hunnam), yang dipilih untuk melawan Kaiju Kategori 3 bernama Knifehead dengan menggunakan Jaeger mereka yang disebut Gipsy Danger. Namun, misi mereka tidak berjalan mulus. Setelah menghadapi pertempuran sengit, robot mereka rusak parah dan Yancy kehilangan nyawanya dalam pertempuran itu. Meski begitu, Raleigh berhasil mengalahkan Knifehead, namun memutuskan untuk pensiun setelah kehilangan saudaranya.

Pada 2025, dunia beralih dari program Jaeger dan memilih untuk membangun tembok pertahanan di sepanjang garis pantai untuk melawan Kaiju. Namun, ancaman Kaiju kembali datang dengan lebih besar dan lebih berbahaya. Raleigh yang sempat pensiun kembali dipanggil untuk memimpin Gipsy Danger. Ia harus berlatih bersama Mako Mori (Rinko Kikuchi), seorang pilot Jaeger lain, untuk mengalahkan Kaiju yang lebih kuat dengan menyatukan pikiran mereka dalam Drifting dan melawan ancaman tersebut.

Pacific Rim disutradarai oleh Guillermo del Toro, seorang sutradara kenamaan yang dikenal dengan film-filmnya yang penuh imajinasi dan visual memukau. Dalam film ini, ia bekerja sama dengan penulis naskah Travis Beacham. Film ini juga dibintangi oleh Idris Elba, Charlie Day, dan Robert Kazinsky yang memberikan performa luar biasa.

Dapatkan pengalaman menegangkan dan penuh aksi lewat film yang tak hanya menawarkan pertarungan epik tetapi juga kisah emosional yang mendalam. Jangan lewatkan tayangan Pacific Rim di Bioskop Trans TV malam ini, pukul 21.00 WIB. Setelah itu, Bioskop Trans TV juga akan menayangkan Line of Duty pada pukul 23.00 WIB, jadi pastikan untuk tetap stay tuned!

Film ‘Ketika Tuhan Berkata’: Menyuarakan Pesan Inklusi dari Penyandang Disabilitas Semarang

Di tengah gemerlap kota Semarang, Komunitas Sahabat Unik Luar Biasa (Sulbi) terus menunjukkan semangat luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Salah satu upaya terbaru mereka adalah melalui film pendek yang menginspirasi berjudul “Ketika Tuhan Berkata”.

Film ini mengisahkan persahabatan lima orang yang memiliki keterbatasan dalam menjalani aktivitas sehari-hari namun saling melengkapi dan menolong satu sama lain. Kisah persahabatan mereka menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat dan rasa kebersamaan.

Angelia Ramadhani, Ketua Sulbi yang berusia 18 tahun, menjelaskan bahwa film ini diperankan oleh penyandang disabilitas dari berbagai latar belakang, termasuk tuna daksa, tuna wicara, dan tuna rungu, dengan satu pemeran non-disabilitas. “Ada lima pemeran, yang satunya non-disabilitas. Jadi ini kisah persahabatan dengan latar belakang yang berbeda,” ungkap Angelia saat diwawancarai pada Minggu (15/12/2024). Angelia menambahkan bahwa cerita dalam film tersebut merupakan adaptasi dari naskah yang ditulisnya dan berhasil meraih juara di tingkat nasional.

“Judul ‘Ketika Tuhan Berkata’ mengandung makna bahwa semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Ketika kita memiliki keduanya, tergantung cara kita menyikapinya apakah kita akan berfokus pada kelebihan atau kekurangan kita. Padahal Tuhan telah menciptakan kita sebaik-baiknya,” jelas siswi SMA N 11 Semarang tersebut. Proses pembuatan film ini, yang diproduksi bersama Tim Jejak Petualang, dimulai pada 2 Desember 2023. Angelia mengakui bahwa proses tersebut tidaklah mudah karena mereka harus memilih lokasi syuting yang aman dan mudah diakses oleh penyandang disabilitas. “Lokasinya banyak, ada yang di sungai dekat PMI Jateng, hutan PMI Jateng, SD Bangetsari, dan Bukit Tandang atau sering dikenal sebagai Bukit Teletubies,” tuturnya.

Salah satu anggota tim Sulbi, Risma Meita Rusi (31), mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan film ini dirilis dan ditayangkan untuk publik. “Awal mau ngerjain sempat bimbang, ’emang bisa?’ Ternyata ya bisa. Lebih banyak sukanya daripada dukanya menurut saya,” ucap Risma. Risma berharap film “Ketika Tuhan Berkata” dapat menyampaikan pesan positif kepada masyarakat untuk saling menghormati dan tidak membedakan antar sesama.

Film ini telah menarik perhatian banyak orang. Setelah penayangannya di Semarang, beberapa kota seperti Blora, Kudus, dan Kendal sudah menantikan untuk menyaksikannya. Dengan antusiasme yang tinggi, diharapkan pesan dalam film ini dapat tersebar luas, menginspirasi lebih banyak orang untuk menghargai dan menghormati perbedaan.

“Ketika Tuhan Berkata” bukan hanya sekadar film, melainkan sebuah cermin yang menggambarkan bagaimana persahabatan dan semangat dapat mengatasi segala keterbatasan. Ini adalah kisah yang menginspirasi dan memberikan harapan bahwa setiap orang, tanpa memandang kekurangan, memiliki potensi besar untuk berkarya dan berbagi kebaikan. Melalui karya ini, Sulbi berharap dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap penyandang disabilitas dan menciptakan dunia yang lebih inklusif bagi semua orang.

MCU Hampir Garap Film Baru Demi “Hidupkan Kembali” Chris Evans

Pada 15 Desember 2024, kabar mengejutkan datang dari dunia perfilman superhero Marvel Cinematic Universe (MCU). Menurut informasi yang beredar, pihak Marvel Studios hampir memproduksi sebuah film baru yang bertujuan untuk “menghidupkan” kembali karakter ikonik Captain America, yang diperankan oleh Chris Evans. Film ini direncanakan untuk mengembalikan Evans dalam peran yang telah melekat kuat dalam benak penggemar MCU, meskipun karakter tersebut sebelumnya sudah pensiun dalam film Avengers: Endgame (2019).

Setelah pengorbanan besar yang dilakukan Steve Rogers dalam Avengers: Endgame, banyak penggemar yang merasa kehilangan sosok Captain America. Dalam film tersebut, Chris Evans memutuskan untuk pensiun sebagai Captain America, menyerahkan perisai kepada Sam Wilson (Anthony Mackie) yang nantinya akan mengambil alih peran tersebut. Meski demikian, banyak yang berharap Evans bisa kembali tampil sebagai Captain America, baik dalam film solo atau cameo. Keinginan inilah yang mendorong Marvel untuk merencanakan proyek baru ini.

Film yang hampir diproduksi ini disebut-sebut akan berfokus pada kisah alternatif atau dunia paralel (multiverse) yang memungkinkan kembalinya Steve Rogers. Berdasarkan informasi yang beredar, konsep multiverse dalam MCU memberi ruang bagi berbagai kemungkinan karakter yang telah mati atau pensiun untuk kembali dalam bentuk lain. Seperti halnya karakter-karakter lain yang muncul kembali dalam seri Loki dan Doctor Strange in the Multiverse of Madness, pengembalian Captain America diprediksi akan memperkenalkan alur cerita yang penuh kejutan dan aksi.

Walaupun Marvel Studios hampir merealisasikan proyek ini, Chris Evans sendiri masih belum membuat keputusan pasti terkait kembalinya dia sebagai Captain America. Dalam beberapa kesempatan, Evans menyatakan bahwa meskipun dia sangat mencintai karakter tersebut, dia ingin memberi ruang bagi karakter-karakter lain untuk berkembang. Namun, Evans juga mengungkapkan bahwa jika kesempatan yang tepat datang, dia tidak menutup kemungkinan untuk kembali ke layar lebar dalam peran yang sangat ikonik tersebut.

Kabar mengenai kemungkinan kembalinya Chris Evans sebagai Captain America tentunya membawa kegembiraan bagi para penggemar MCU. Sejak pensiun dari peran tersebut, banyak yang merasa bahwa karakter Captain America belum sepenuhnya selesai diceritakan. Dengan perkembangan dunia MCU yang semakin luas, terutama setelah hadirnya konsep multiverse, kembalinya Evans diharapkan dapat memberikan kesempatan untuk menyelesaikan cerita-cerita yang masih menggantung.

Meskipun pengembalian Chris Evans dalam MCU bisa menjadi daya tarik besar bagi penggemar, hal ini juga menimbulkan tantangan bagi Marvel Studios. Mereka harus menyeimbangkan cerita lama yang sudah sangat disukai dengan perkembangan karakter-karakter baru yang sedang dibangun. MCU kini sudah berada dalam fase baru dengan banyak karakter baru yang sedang dipersiapkan untuk mengambil alih, seperti karakter-karakter dari The Eternals dan Shang-Chi. Oleh karena itu, Marvel harus berhati-hati agar tidak kehilangan fokus pada cerita utama yang ingin mereka bangun.

Kini, para penggemar dan dunia perfilman superhero menunggu langkah berikutnya dari Marvel Studios. Apakah film ini benar-benar akan terjadi? Atau mungkin ada kejutan lain yang lebih besar di balik layar? Yang pasti, kembalinya Chris Evans sebagai Captain America tentu menjadi topik yang sangat dinantikan oleh seluruh penggemar MCU.

Menekraf Apresiasi Film Women From Rote Island yang Wakili Indonesia di Piala Oscar

JAKARTA – Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kualitas cerita dan pesan moral yang disampaikan oleh film Women From Rote Island. Film garapan sutradara Jeremias Nyangoen ini berhasil menembus 85 besar nominasi awal untuk kategori Best International Feature Film pada ajang Piala Oscar 2025, sebuah prestasi yang mengharumkan nama perfilman Indonesia di kancah dunia.

Dalam acara Special Screening film ini di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Teuku Riefky menyatakan, “Film Women From Rote Island menunjukkan kualitas luar biasa, tidak hanya dalam penyampaian cerita, tetapi juga nilai-nilai moral yang diusung. Keunggulan perfilman Indonesia memang terletak pada penggabungan budaya, alam, serta potensi talenta-talenta muda dan sutradaranya yang berbakat.”

Film yang berlatar Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur ini menggambarkan kisah nyata mengenai ketangguhan perempuan-perempuan Rote dalam memperjuangkan hak-hak mereka dengan penuh keberanian dan tekad. Dengan latar belakang budaya dan alam Pulau Rote yang sangat khas, film ini mampu memadukan elemen-elemen lokal dengan narasi yang menginspirasi, memperlihatkan peran perempuan dalam menghadapi tantangan sosial dan budaya.

Sejak tayang perdana pada 22 Februari 2024, film ini telah meraih berbagai prestasi. Selain berhasil menyabet penghargaan sebagai juara umum dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2023, Women From Rote Island juga telah diputar di sejumlah festival film internasional, termasuk Busan International Film Festival 2023, yang semakin menambah reputasinya di mata dunia.

Pemerintah Indonesia melalui berbagai kementerian dan lembaga juga memberikan dukungan penuh terhadap perjalanan film ini menuju Oscar. Menekraf Riefky Harsya menambahkan, “Kami berkolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, dan berbagai pihak terkait untuk memastikan film ini mendapat dukungan maksimal di kancah internasional.”

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, juga memberikan dukungan yang tak kalah kuat. Menurutnya, pemutaran Women From Rote Island kali ini merupakan bagian dari upaya kolektif dan komitmen pemerintah untuk mendukung perfilman Indonesia agar semakin dikenal di dunia internasional. “Melalui dukungan yang solid ini, kami berharap film ini bisa meraih nominasi dan bahkan memenangkan penghargaan di Oscar,” ungkap Fadli.

Di tengah kemajuan pesat perfilman tanah air, Indonesia mencatatkan angka yang luar biasa pada jumlah penonton film domestik. Hingga pekan pertama Desember 2024, lebih dari 75 juta penonton telah menyaksikan film-film lokal, dan angka ini diprediksi akan terus meningkat menjelang liburan Natal dan Tahun Baru. Hal ini menunjukkan bahwa industri perfilman Indonesia semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar global.

Acara pre-screening yang dihadiri oleh sejumlah menteri, wakil menteri, anggota DPR, serta para tokoh perfilman, termasuk sutradara Jeremias Nyangoen dan para pemeran Women From Rote Island, menambah semangat bagi industri film nasional. Keterlibatan para pihak ini menegaskan komitmen untuk membawa film Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi di panggung dunia.

Film Garapan MAXStream Studios Tembus Platform Netflix

Jakarta – MAXStream Studios, anak perusahaan dari Telkomsel, meraih pencapaian besar dengan salah satu film garapannya yang berhasil masuk ke platform streaming internasional, Netflix. Film yang berjudul “Penantian Penuh Harapan” ini telah mulai tayang di Netflix pada 10 Desember 2024, dan langsung mendapat perhatian besar dari para penonton di berbagai negara.

Film “Penantian Penuh Harapan” merupakan drama keluarga yang mengangkat tema tentang perjuangan hidup, cinta, dan harapan di tengah keterbatasan. Disutradarai oleh Rudi Sulomo, film ini mengisahkan perjalanan seorang ibu yang berusaha mengatasi tantangan besar dalam hidup demi masa depan anak-anaknya. Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, termasuk Adinia Wirasti dan Reza Rahadian, yang berhasil menyampaikan emosi mendalam dalam peran mereka.

Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut merupakan langkah besar bagi industri film Indonesia. Direktur MAXStream Studios, Andriani Putri, mengatakan, “Kami sangat bangga dengan prestasi ini. Masuknya film kami ke Netflix menunjukkan bahwa produk lokal Indonesia memiliki kualitas yang bisa diterima di pasar global. Ini adalah bukti bahwa industri film Indonesia terus berkembang dan bisa bersaing di tingkat internasional.”

Sementara itu, Netflix juga menyambut baik kehadiran film Indonesia di platform mereka, yang semakin memperkaya ragam pilihan tontonan bagi pengguna global. “Kami sangat senang dapat menampilkan film dari MAXStream Studios yang menceritakan kisah yang dekat dengan hati banyak orang. Ini adalah langkah positif dalam mendukung diversitas konten dari seluruh dunia,” ujar perwakilan Netflix Asia.

Keberhasilan ini menambah optimisme bagi perfilman Indonesia, yang kini semakin mendapat pengakuan di kancah internasional, khususnya di pasar digital global.

Film Indonesia yang Wajib Ditonton di 2025: Daftar Penuh Kejutan!

Joko Anwar dan Tia Hasibuan, pendiri rumah produksi Come and See Pictures, baru saja mengungkapkan kabar menggembirakan untuk para pecinta film Indonesia. Studio mereka akan meluncurkan empat proyek film terbaru dengan genre yang sangat beragam, yang siap menghiasi layar lebar mulai tahun 2025 hingga 2026. Pengumuman ini dilakukan melalui media sosial resmi mereka pada 25 November 2024.

Salah satu film yang paling dinantikan adalah Pengepungan di Bukit Duri, sebuah karya dari Joko Anwar yang mengusung genre laga-thriller. Film ini mengangkat cerita tentang kehidupan siswa-siswa bermasalah di sebuah sekolah ‘buangan’ pada masa pergolakan Indonesia, yang sarat dengan ketegangan dan konflik. Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang pada tahun 2025 dan akan dibintangi oleh sejumlah aktor berbakat seperti Morgan Oey, Omara Esteghlal, dan Hana Pitrashata Malasan.

Selain itu, ada Legenda Kelam Malin Kundang, sebuah film yang mengadaptasi legenda terkenal Indonesia ke dalam latar modern. Proyek ini akan digarap oleh duo sutradara Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo, dengan Joko Anwar yang kembali menulis naskahnya bersama Aline Djayasukmana. Meskipun belum ada detail lebih lanjut mengenai plot dan pemeran, film ini juga dijadwalkan tayang pada 2025.

Untuk penonton muda dan keluarga, Perkasa Seperti Air menjadi proyek istimewa dari Come and See Pictures. Film ini menandai gebrakan Joko Anwar dalam genre fantasi anak/keluarga. Dalam film ini, Joko Anwar juga bertindak sebagai penulis dan sutradara, membawa cerita yang bertema coming of age. Perkasa Seperti Air diperkirakan akan tayang pada 2026.

Terakhir, Joko Anwar kembali menyuguhkan film horor yang mengandung unsur komedi dengan judul Ghost in the Cell. Film ini bercerita tentang sekumpulan narapidana yang terjebak dalam ketakutan, dengan sentuhan humor yang membuatnya berbeda dari film horor lainnya. Meskipun jadwal rilisnya belum diumumkan, Ghost in the Cell diharapkan dapat menarik perhatian penggemar film horor yang mencari sesuatu yang baru.

Dengan berbagai genre dan tema menarik, Come and See Pictures siap menyuguhkan pengalaman menonton yang tak terlupakan dalam dua tahun ke depan. Para penonton di Indonesia dan dunia tentu sudah tidak sabar menantikan empat proyek besar ini.