Wicked Part 2 Resmi Ganti Judul Menjadi Wicked: For Good – Apa yang Berubah?

Universal Pictures baru saja mengumumkan perubahan judul untuk sekuel film Wicked. Film kedua ini kini resmi berjudul Wicked: For Good, seperti dikonfirmasi oleh Variety pada Senin (16/12). Judul baru ini terinspirasi oleh salah satu lagu dalam film yang mencerminkan dinamika persahabatan antara dua karakter ikonik, The Wicked Witch of the West (Elphaba) dan Glinda the Good Witch, yang mengalami perubahan besar dalam cerita kali ini.

Meskipun judulnya berubah, tanggal rilis tetap sama. Wicked: For Good dijadwalkan tayang pada 21 November 2025, melanjutkan kisah epik yang dimulai dalam Wicked (2024). Universal Pictures belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai perubahan lain selain judul ini.

Film ini akan meneruskan kisah perjalanan Glinda yang diperankan oleh Ariana Grande dan Elphaba yang dimainkan oleh Cynthia Erivo di Land of Oz. Cerita akan melanjutkan dari film pertama yang mengisahkan awal persahabatan mereka di Shiz University, hingga hubungan tersebut diuji oleh The Wizard of Oz (Jeff Goldblum).

Dalam sekuel ini, Elphaba semakin menguasai kekuatan sihirnya dan menjadi musuh negara setelah dicap sebagai ancaman oleh The Wizard of Oz dan Madame Morrible (Michelle Yeoh). Persahabatan antara Glinda dan Elphaba akan diuji lebih dalam, menambah ketegangan dan drama yang semakin intens.

John M. Chu, sutradara film ini, menyatakan bahwa bagian kedua Wicked akan semakin relevan dengan kondisi dunia saat ini. Dia menyoroti bahwa film ini akan menggali konsekuensi dari pilihan yang dibuat oleh para karakter serta bagaimana kebenaran bisa mengubah jalan hidup mereka. “Film ini akan lebih relevan dari sebelumnya. Ketika kita bicara soal kebenaran dan konsekuensi dari setiap pilihan, itu menjadi lebih intens,” ujar Chu.

Wicked: For Good diadaptasi dari pentas musikal sukses yang juga merupakan adaptasi dari novel Wicked: The Life and Times of the Wicked Witch of the West karya Gregory Maguire. Novel ini adalah prekuel dari The Wonderful Wizard of Oz karya L. Frank Baum, yang telah diadaptasi menjadi film legendaris oleh MGM pada 1939.

Dengan bintang utama seperti Cynthia Erivo dan Ariana Grande, serta aktor berbakat lainnya seperti Michelle Yeoh, Jonathan Bailey, dan Jeff Goldblum, Wicked: For Good menjanjikan pengalaman sinematik yang luar biasa. Perubahan judul yang menarik ini siap membawa penonton dalam petualangan yang lebih mendalam tentang persahabatan, pengorbanan, dan pilihan yang tak terhindarkan. Jangan lewatkan film yang pasti akan menggugah hati dan imajinasi ini!

Aksi Epik dan Pertarungan Monster: Saksikan The Great Wall di Bioskop Trans TV, 18 Desember 2024!

Malam ini, Rabu (18/12), Bioskop Trans TV siap menghadirkan petualangan epik dengan menayangkan film “The Great Wall” (2016) pukul 21.00 WIB. Dibintangi oleh Matt Damon, film ini menggabungkan aksi mendebarkan dengan sentuhan sejarah dan fantasi yang mengesankan.

Kisah Petualangan di Tembok Besar

“The Great Wall” berlatar pada masa pemerintahan Kaisar Renzong di Tiongkok, mengisahkan sekelompok tentara bayaran Eropa yang melakukan perjalanan jauh mencari bubuk mesiu. Namun, perjalanan ini berubah drastis ketika mereka menghadapi serangan monster mengerikan.

Dari kelompok ini, hanya William Garin (Matt Damon) dan Pero Tovar (Pedro Pascal) yang selamat, membawa potongan tubuh monster yang menyerang mereka. Mereka kemudian ditangkap oleh Orde Tanpa Nama, kelompok prajurit penjaga Tembok Besar yang dilatih untuk melawan monster Tao Tie. Monster ini berasal dari meteor dan menyerang Tiongkok setiap 60 tahun sekali.

Dengan bantuan Ballard (Willem Dafoe), Garin dan Tovar menunjukkan keahlian bertarung mereka, bergabung dengan prajurit Tiongkok untuk melawan gerombolan Tao Tie. Kerjasama antara tentara Eropa dan prajurit Tiongkok ini menjadi kunci untuk bertahan hidup di tengah serangan monster yang terus menerus.

Tentang Film “The Great Wall”

Disutradarai oleh Zhang Yimou, “The Great Wall” menampilkan aktor internasional seperti Jing Tian, Pedro Pascal, Willem Dafoe, dan Andy Lau. Film ini adalah hasil kolaborasi produksi antara Amerika Serikat dan Tiongkok, pertama kali ditayangkan di Beijing pada 6 Desember 2016 sebelum dirilis secara global.

Jangan lewatkan kesempatan menyaksikan aksi seru di Tembok Besar Tiongkok dalam “The Great Wall” di Bioskop Trans TV pada pukul 21.00 WIB. Setelah itu, nikmati kelanjutan malam penuh aksi dengan film “Danny the Dog” yang tayang pukul 23.00 WIB.

Ayo, saksikan petualangan menegangkan dan penuh aksi ini hanya di Bioskop Trans TV

Seru dan Menegangkan! Sinopsis Pacific Rim yang Tayang di Bioskop Trans TV 17 Desember 2024

Pada malam ini, Selasa (17/12), Bioskop Trans TV kembali menghadirkan sebuah film seru yang wajib ditonton, yaitu Pacific Rim (2013). Film ini akan tayang pukul 21.00 WIB dan membawa penonton ke dalam dunia penuh aksi dan pertempuran epik antara manusia dan monster raksasa.

Pacific Rim merupakan film pertama dari waralaba yang sama, mengisahkan perang dahsyat antara umat manusia dan makhluk asing berbahaya yang disebut Kaiju. Cerita bermula pada tahun 2013, ketika bumi dikejutkan dengan kemunculan monster-monster raksasa yang tiba-tiba muncul dari Samudra Pasifik. Tanpa ampun, mereka menyerang kota-kota besar di sekitarnya, membawa kehancuran dan ketakutan bagi umat manusia.

Untuk menghadapi ancaman ini, manusia menciptakan robot-robot raksasa yang diberi nama Jaegers. Yang menarik dari robot ini adalah bahwa Jaegers tidak bisa dikendalikan oleh satu orang saja. Mereka membutuhkan dua orang atau lebih yang harus menyatukan pikiran mereka melalui sebuah proses yang disebut Drifting untuk mengendalikan robot tersebut dengan sempurna.

Cerita ini berfokus pada dua saudara, Yancy (Diego Klattenhoff) dan Raleigh Becket (Charlie Hunnam), yang dipilih untuk melawan Kaiju Kategori 3 bernama Knifehead dengan menggunakan Jaeger mereka yang disebut Gipsy Danger. Namun, misi mereka tidak berjalan mulus. Setelah menghadapi pertempuran sengit, robot mereka rusak parah dan Yancy kehilangan nyawanya dalam pertempuran itu. Meski begitu, Raleigh berhasil mengalahkan Knifehead, namun memutuskan untuk pensiun setelah kehilangan saudaranya.

Pada 2025, dunia beralih dari program Jaeger dan memilih untuk membangun tembok pertahanan di sepanjang garis pantai untuk melawan Kaiju. Namun, ancaman Kaiju kembali datang dengan lebih besar dan lebih berbahaya. Raleigh yang sempat pensiun kembali dipanggil untuk memimpin Gipsy Danger. Ia harus berlatih bersama Mako Mori (Rinko Kikuchi), seorang pilot Jaeger lain, untuk mengalahkan Kaiju yang lebih kuat dengan menyatukan pikiran mereka dalam Drifting dan melawan ancaman tersebut.

Pacific Rim disutradarai oleh Guillermo del Toro, seorang sutradara kenamaan yang dikenal dengan film-filmnya yang penuh imajinasi dan visual memukau. Dalam film ini, ia bekerja sama dengan penulis naskah Travis Beacham. Film ini juga dibintangi oleh Idris Elba, Charlie Day, dan Robert Kazinsky yang memberikan performa luar biasa.

Dapatkan pengalaman menegangkan dan penuh aksi lewat film yang tak hanya menawarkan pertarungan epik tetapi juga kisah emosional yang mendalam. Jangan lewatkan tayangan Pacific Rim di Bioskop Trans TV malam ini, pukul 21.00 WIB. Setelah itu, Bioskop Trans TV juga akan menayangkan Line of Duty pada pukul 23.00 WIB, jadi pastikan untuk tetap stay tuned!

Film ‘Ketika Tuhan Berkata’: Menyuarakan Pesan Inklusi dari Penyandang Disabilitas Semarang

Di tengah gemerlap kota Semarang, Komunitas Sahabat Unik Luar Biasa (Sulbi) terus menunjukkan semangat luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Salah satu upaya terbaru mereka adalah melalui film pendek yang menginspirasi berjudul “Ketika Tuhan Berkata”.

Film ini mengisahkan persahabatan lima orang yang memiliki keterbatasan dalam menjalani aktivitas sehari-hari namun saling melengkapi dan menolong satu sama lain. Kisah persahabatan mereka menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat dan rasa kebersamaan.

Angelia Ramadhani, Ketua Sulbi yang berusia 18 tahun, menjelaskan bahwa film ini diperankan oleh penyandang disabilitas dari berbagai latar belakang, termasuk tuna daksa, tuna wicara, dan tuna rungu, dengan satu pemeran non-disabilitas. “Ada lima pemeran, yang satunya non-disabilitas. Jadi ini kisah persahabatan dengan latar belakang yang berbeda,” ungkap Angelia saat diwawancarai pada Minggu (15/12/2024). Angelia menambahkan bahwa cerita dalam film tersebut merupakan adaptasi dari naskah yang ditulisnya dan berhasil meraih juara di tingkat nasional.

“Judul ‘Ketika Tuhan Berkata’ mengandung makna bahwa semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Ketika kita memiliki keduanya, tergantung cara kita menyikapinya apakah kita akan berfokus pada kelebihan atau kekurangan kita. Padahal Tuhan telah menciptakan kita sebaik-baiknya,” jelas siswi SMA N 11 Semarang tersebut. Proses pembuatan film ini, yang diproduksi bersama Tim Jejak Petualang, dimulai pada 2 Desember 2023. Angelia mengakui bahwa proses tersebut tidaklah mudah karena mereka harus memilih lokasi syuting yang aman dan mudah diakses oleh penyandang disabilitas. “Lokasinya banyak, ada yang di sungai dekat PMI Jateng, hutan PMI Jateng, SD Bangetsari, dan Bukit Tandang atau sering dikenal sebagai Bukit Teletubies,” tuturnya.

Salah satu anggota tim Sulbi, Risma Meita Rusi (31), mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan film ini dirilis dan ditayangkan untuk publik. “Awal mau ngerjain sempat bimbang, ’emang bisa?’ Ternyata ya bisa. Lebih banyak sukanya daripada dukanya menurut saya,” ucap Risma. Risma berharap film “Ketika Tuhan Berkata” dapat menyampaikan pesan positif kepada masyarakat untuk saling menghormati dan tidak membedakan antar sesama.

Film ini telah menarik perhatian banyak orang. Setelah penayangannya di Semarang, beberapa kota seperti Blora, Kudus, dan Kendal sudah menantikan untuk menyaksikannya. Dengan antusiasme yang tinggi, diharapkan pesan dalam film ini dapat tersebar luas, menginspirasi lebih banyak orang untuk menghargai dan menghormati perbedaan.

“Ketika Tuhan Berkata” bukan hanya sekadar film, melainkan sebuah cermin yang menggambarkan bagaimana persahabatan dan semangat dapat mengatasi segala keterbatasan. Ini adalah kisah yang menginspirasi dan memberikan harapan bahwa setiap orang, tanpa memandang kekurangan, memiliki potensi besar untuk berkarya dan berbagi kebaikan. Melalui karya ini, Sulbi berharap dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap penyandang disabilitas dan menciptakan dunia yang lebih inklusif bagi semua orang.

Menekraf Apresiasi Film Women From Rote Island yang Wakili Indonesia di Piala Oscar

JAKARTA – Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kualitas cerita dan pesan moral yang disampaikan oleh film Women From Rote Island. Film garapan sutradara Jeremias Nyangoen ini berhasil menembus 85 besar nominasi awal untuk kategori Best International Feature Film pada ajang Piala Oscar 2025, sebuah prestasi yang mengharumkan nama perfilman Indonesia di kancah dunia.

Dalam acara Special Screening film ini di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Teuku Riefky menyatakan, “Film Women From Rote Island menunjukkan kualitas luar biasa, tidak hanya dalam penyampaian cerita, tetapi juga nilai-nilai moral yang diusung. Keunggulan perfilman Indonesia memang terletak pada penggabungan budaya, alam, serta potensi talenta-talenta muda dan sutradaranya yang berbakat.”

Film yang berlatar Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur ini menggambarkan kisah nyata mengenai ketangguhan perempuan-perempuan Rote dalam memperjuangkan hak-hak mereka dengan penuh keberanian dan tekad. Dengan latar belakang budaya dan alam Pulau Rote yang sangat khas, film ini mampu memadukan elemen-elemen lokal dengan narasi yang menginspirasi, memperlihatkan peran perempuan dalam menghadapi tantangan sosial dan budaya.

Sejak tayang perdana pada 22 Februari 2024, film ini telah meraih berbagai prestasi. Selain berhasil menyabet penghargaan sebagai juara umum dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2023, Women From Rote Island juga telah diputar di sejumlah festival film internasional, termasuk Busan International Film Festival 2023, yang semakin menambah reputasinya di mata dunia.

Pemerintah Indonesia melalui berbagai kementerian dan lembaga juga memberikan dukungan penuh terhadap perjalanan film ini menuju Oscar. Menekraf Riefky Harsya menambahkan, “Kami berkolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, dan berbagai pihak terkait untuk memastikan film ini mendapat dukungan maksimal di kancah internasional.”

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, juga memberikan dukungan yang tak kalah kuat. Menurutnya, pemutaran Women From Rote Island kali ini merupakan bagian dari upaya kolektif dan komitmen pemerintah untuk mendukung perfilman Indonesia agar semakin dikenal di dunia internasional. “Melalui dukungan yang solid ini, kami berharap film ini bisa meraih nominasi dan bahkan memenangkan penghargaan di Oscar,” ungkap Fadli.

Di tengah kemajuan pesat perfilman tanah air, Indonesia mencatatkan angka yang luar biasa pada jumlah penonton film domestik. Hingga pekan pertama Desember 2024, lebih dari 75 juta penonton telah menyaksikan film-film lokal, dan angka ini diprediksi akan terus meningkat menjelang liburan Natal dan Tahun Baru. Hal ini menunjukkan bahwa industri perfilman Indonesia semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar global.

Acara pre-screening yang dihadiri oleh sejumlah menteri, wakil menteri, anggota DPR, serta para tokoh perfilman, termasuk sutradara Jeremias Nyangoen dan para pemeran Women From Rote Island, menambah semangat bagi industri film nasional. Keterlibatan para pihak ini menegaskan komitmen untuk membawa film Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi di panggung dunia.

Film Garapan MAXStream Studios Tembus Platform Netflix

Jakarta – MAXStream Studios, anak perusahaan dari Telkomsel, meraih pencapaian besar dengan salah satu film garapannya yang berhasil masuk ke platform streaming internasional, Netflix. Film yang berjudul “Penantian Penuh Harapan” ini telah mulai tayang di Netflix pada 10 Desember 2024, dan langsung mendapat perhatian besar dari para penonton di berbagai negara.

Film “Penantian Penuh Harapan” merupakan drama keluarga yang mengangkat tema tentang perjuangan hidup, cinta, dan harapan di tengah keterbatasan. Disutradarai oleh Rudi Sulomo, film ini mengisahkan perjalanan seorang ibu yang berusaha mengatasi tantangan besar dalam hidup demi masa depan anak-anaknya. Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, termasuk Adinia Wirasti dan Reza Rahadian, yang berhasil menyampaikan emosi mendalam dalam peran mereka.

Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut merupakan langkah besar bagi industri film Indonesia. Direktur MAXStream Studios, Andriani Putri, mengatakan, “Kami sangat bangga dengan prestasi ini. Masuknya film kami ke Netflix menunjukkan bahwa produk lokal Indonesia memiliki kualitas yang bisa diterima di pasar global. Ini adalah bukti bahwa industri film Indonesia terus berkembang dan bisa bersaing di tingkat internasional.”

Sementara itu, Netflix juga menyambut baik kehadiran film Indonesia di platform mereka, yang semakin memperkaya ragam pilihan tontonan bagi pengguna global. “Kami sangat senang dapat menampilkan film dari MAXStream Studios yang menceritakan kisah yang dekat dengan hati banyak orang. Ini adalah langkah positif dalam mendukung diversitas konten dari seluruh dunia,” ujar perwakilan Netflix Asia.

Keberhasilan ini menambah optimisme bagi perfilman Indonesia, yang kini semakin mendapat pengakuan di kancah internasional, khususnya di pasar digital global.

Film Indonesia yang Wajib Ditonton di 2025: Daftar Penuh Kejutan!

Joko Anwar dan Tia Hasibuan, pendiri rumah produksi Come and See Pictures, baru saja mengungkapkan kabar menggembirakan untuk para pecinta film Indonesia. Studio mereka akan meluncurkan empat proyek film terbaru dengan genre yang sangat beragam, yang siap menghiasi layar lebar mulai tahun 2025 hingga 2026. Pengumuman ini dilakukan melalui media sosial resmi mereka pada 25 November 2024.

Salah satu film yang paling dinantikan adalah Pengepungan di Bukit Duri, sebuah karya dari Joko Anwar yang mengusung genre laga-thriller. Film ini mengangkat cerita tentang kehidupan siswa-siswa bermasalah di sebuah sekolah ‘buangan’ pada masa pergolakan Indonesia, yang sarat dengan ketegangan dan konflik. Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang pada tahun 2025 dan akan dibintangi oleh sejumlah aktor berbakat seperti Morgan Oey, Omara Esteghlal, dan Hana Pitrashata Malasan.

Selain itu, ada Legenda Kelam Malin Kundang, sebuah film yang mengadaptasi legenda terkenal Indonesia ke dalam latar modern. Proyek ini akan digarap oleh duo sutradara Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo, dengan Joko Anwar yang kembali menulis naskahnya bersama Aline Djayasukmana. Meskipun belum ada detail lebih lanjut mengenai plot dan pemeran, film ini juga dijadwalkan tayang pada 2025.

Untuk penonton muda dan keluarga, Perkasa Seperti Air menjadi proyek istimewa dari Come and See Pictures. Film ini menandai gebrakan Joko Anwar dalam genre fantasi anak/keluarga. Dalam film ini, Joko Anwar juga bertindak sebagai penulis dan sutradara, membawa cerita yang bertema coming of age. Perkasa Seperti Air diperkirakan akan tayang pada 2026.

Terakhir, Joko Anwar kembali menyuguhkan film horor yang mengandung unsur komedi dengan judul Ghost in the Cell. Film ini bercerita tentang sekumpulan narapidana yang terjebak dalam ketakutan, dengan sentuhan humor yang membuatnya berbeda dari film horor lainnya. Meskipun jadwal rilisnya belum diumumkan, Ghost in the Cell diharapkan dapat menarik perhatian penggemar film horor yang mencari sesuatu yang baru.

Dengan berbagai genre dan tema menarik, Come and See Pictures siap menyuguhkan pengalaman menonton yang tak terlupakan dalam dua tahun ke depan. Para penonton di Indonesia dan dunia tentu sudah tidak sabar menantikan empat proyek besar ini.

Cerita Seru Artis Bulan Sutena Dan Kiesha Alvaro Bintangi Film “Eva Pendakian Terakhir”

film drama petualangan Eva: Pendakian Terakhir yang dibintangi oleh Bulan Sutena dan Kiesha Alvaro resmi tayang di bioskop Indonesia. Film ini mengangkat kisah perjuangan seorang wanita muda, Eva, yang berusaha mencapai puncak gunung sebagai simbol pencarian jati diri dan pemulihan dari trauma masa lalu. Bulan Sutena memerankan karakter utama, Eva, sementara Kiesha Alvaro berperan sebagai teman seperjalanan yang setia, Ari. Kolaborasi keduanya menghadirkan dinamika yang kuat, menarik perhatian banyak penonton.

Film Eva: Pendakian Terakhir berkisah tentang Eva, seorang wanita muda yang merasa kehilangan arah setelah sebuah peristiwa tragis. Untuk menyembuhkan diri, ia memutuskan untuk mendaki gunung yang menjadi simbol perjalanan hidup dan kebebasan. Selama pendakian, Eva ditemani oleh Ari (diperankan oleh Kiesha Alvaro), seorang pria yang memiliki pengalaman mendaki dan juga punya rahasia tersendiri. Sepanjang perjalanan, keduanya harus menghadapi tantangan alam yang keras, sekaligus mengungkap konflik batin yang telah lama mereka simpan. Kisah ini menggambarkan pentingnya perjalanan fisik dan mental dalam menghadapi kesulitan hidup.

Bulan Sutena, yang dikenal melalui perannya dalam sejumlah serial televisi, berhasil menunjukkan kedalaman emosi dalam memerankan Eva, karakter yang penuh dengan perjuangan batin. Sementara Kiesha Alvaro, yang sebelumnya dikenal lewat film-film remaja, tampil memukau sebagai Ari, karakter yang lebih tenang namun penuh pengorbanan. Kerjasama mereka di layar membawa chemistry yang kuat, yang membuat penonton terhubung dengan perjalanan emosional kedua karakter ini. Keduanya berhasil menyampaikan konflik internal yang dialami oleh masing-masing karakter dengan sangat menyentuh.

Syuting Eva: Pendakian Terakhir dilakukan di berbagai lokasi alam yang menantang, termasuk pegunungan di Jawa Barat, yang memberikan latar belakang yang dramatis untuk cerita. Proses pendakian yang dilakukan oleh Bulan dan Kiesha selama syuting tidak hanya melibatkan latihan fisik, tetapi juga mental. Dalam beberapa adegan, keduanya bahkan harus mendaki gunung sungguhan untuk mendapatkan nuansa alami yang maksimal. “Ini adalah pengalaman yang sangat berkesan, baik secara fisik maupun emosional. Kami harus benar-benar merasakan apa yang dialami oleh karakter kami,” kata Bulan Sutena dalam sebuah wawancara.

Dengan tema yang kuat dan akting yang solid, Eva: Pendakian Terakhir diharapkan dapat menginspirasi penonton untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih berani dan tegar. Film ini juga memberikan ruang bagi industri film Indonesia untuk terus berkembang dengan menyajikan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki pesan mendalam tentang kehidupan dan pencarian diri. “Kami berharap film ini bisa memberi pesan positif dan membuka wawasan penonton tentang betapa pentingnya perjalanan menuju pemulihan dan pencapaian diri,” kata Kiesha Alvaro. Film ini kini tersedia di seluruh bioskop Indonesia.

Teaser Film ‘Perayaan Mati Rasa’ Resmi Dirilis, Siap Tayang 30 Januari 2025

Yogyakarta – Dunia perfilman Indonesia kembali diwarnai dengan karya terbaru garapan Umay Shahab, berjudul “Perayaan Mati Rasa”. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop mulai 30 Januari 2025 dan telah merilis teaser yang memberikan gambaran menarik tentang jalan ceritanya.

Diproduksi oleh Sinemaku Pictures, film ini menghadirkan isu kehidupan dan dinamika keluarga yang sangat relevan dengan realitas anak muda saat ini. “Perayaan Mati Rasa” adalah tontonan yang sangat cocok bagi mereka yang merasa kehilangan arah dan berjuang untuk memenuhi ekspektasi keluarga, terutama anak pertama yang tidak pernah merasakan kehadiran sang ayah.

“Buat kamu yang merasa hilang arah, berkali-kali gagal mengejar mimpi dan memenuhi ekspektasi keluarga, film Perayaan Mati Rasa untuk kamu. Kita rayakan mati rasa ini bersama-sama di bioskop mulai 30 Januari 2025,” tulis Umay melalui akun X @umayshhhhb.

Kisah Ian dan Uta: Menghadapi Masalah Kehidupan

Film “Perayaan Mati Rasa” berfokus pada kehidupan dua kakak-beradik, Ian dan Uta, yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan dan Umay Shahab. Mereka menghadapi berbagai masalah dan kekonyolan dalam kehidupan sehari-hari, sambil berusaha mencari solusi atas tantangan yang mereka hadapi.

Dalam teaser yang dirilis, terlihat bagaimana Ian, sebagai anak pertama, sering merasa terombang-ambing oleh ekspektasi keluarga dan dirinya sendiri. “Sebagai anak pertama, terlalu banyak ekspektasi dari keluarga dan kepala sendiri yang harus dipenuhi. Harus jadi harapan orang tua, harus jadi panutan untuk adik,” ucap Ian dalam salah satu adegan.

Film ini juga menyiratkan bahwa seharusnya ada sosok ayah yang bisa menjadi penuntun bagi anak pertama yang merasa kehilangan arah. “Perayaan Mati Rasa” menggambarkan perjuangan dan pertanyaan yang ada di benak setiap anak pertama yang harus menjalani kehidupan tanpa kehadiran sang ayah.

Diangkat dari Lagu dengan Judul yang Sama

Cerita film ini diangkat dari lagu berjudul “Perayaan Mati Rasa” yang merupakan kolaborasi antara Umay Shahab dan Natania Karin. Single tersebut dirilis pada paruh akhir 2023 dan kini diadaptasi menjadi sebuah film yang menyentuh hati.

Ini adalah film ketiga yang digarap oleh Umay Shahab, di mana ia tidak hanya berperan sebagai sutradara tetapi juga berakting sebagai Uta. Iqbaal Ramadhan, selain memerankan tokoh Ian, juga bertanggung jawab sebagai produser eksekutif.

Deretan Pemain Berbakat

Film “Perayaan Mati Rasa” dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama Indonesia, termasuk Iqbaal Ramadhan, Umay Shahab, Devano Danendra, Dul Jaelani, Priscilla Jamail, Unique Priscilla, Dwi Sasono, Randy Danistha, dan Lukman Sardi. Dengan jajaran pemain yang kuat dan cerita yang mendalam, film ini diharapkan dapat memberikan pengalaman emosional yang mendalam bagi para penonton.

Jangan lewatkan “Perayaan Mati Rasa” yang akan tayang mulai 30 Januari 2025 di bioskop kesayangan Anda

Setelah 32 Ribu Audisi, Serial Harry Potter Siap Syuting di 2025

Warner Bros Discovery akan memulai produksi serial Harry Potter yang sangat dinantikan pada musim panas 2025, di Leavesden, lokasi yang sama di mana film-film Harry Potter sebelumnya difilmkan.

Proses syuting akan dimulai setelah tim kreatif, yang dipimpin oleh showrunner Francesca Gardiner dan sutradara Mark Mylod, menyelesaikan audisi untuk lebih dari 32 ribu anak-anak. Hingga saat ini, tim casting telah meninjau antara 500 hingga 1.000 video audisi per hari, seperti yang dilaporkan oleh Variety pada Kamis (5/12).

Meskipun begitu, Mylod menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai pemilihan pemain belum ditentukan. Langkah berikutnya adalah mengadakan lokakarya pada Januari untuk “beberapa kandidat terpilih”.

Beberapa karakter utama telah menemukan pemerannya, termasuk Paapa Essiedu yang akan memerankan Severus Snape. Pemilihan pemain ini memperhatikan usia karakter seperti yang ditulis oleh JK Rowling, dengan Snape digambarkan sebagai pria berusia 30-an, karena James dan Lily Potter meninggal pada usia 21 tahun ketika melindungi Harry dari Voldemort.

Untuk karakter yang lebih dewasa, Mylod berencana melanjutkan tradisi dengan menggunakan aktor teater berbakat dari Inggris, sementara karakter remaja akan diperankan oleh pendatang baru.

Gardiner menyatakan antusiasmenya dalam mengembangkan karakter-karakter dari dunia Harry Potter dan membawa mereka ke layar kaca. Ia berjanji bahwa serial ini akan lebih dalam mengeksplorasi Hogwarts, termasuk staf dan makhluk ajaib di dalamnya.

Serial Harry Potter ini akan tayang di HBO Max dan diproduksi ulang untuk menggambarkan cerita yang lebih mendetail seperti dalam buku. Pengumuman ini dibuat pada acara Warner Bros. Discovery pada 12 April 2023.

Serial ini akan menampilkan aktor-aktor baru dan direncanakan untuk berlangsung selama satu dekade. HBO Max akan bekerja sama dengan Brote Film and TV serta Warner Bros. Television untuk memproduksi serial ini.

Penulis buku Harry Potter, J.K. Rowling, akan berperan sebagai produser eksekutif bersama Neil Blair dan Ruth Kenley-Letts. David Heyman juga sedang dalam pembicaraan untuk bergabung dengan mereka.

Rowling sangat antusias menyambut produksi ulang bukunya menjadi serial. Ia berharap serial Harry Potter ini dapat menampilkan cerita yang kaya dan mendetail, setia dengan buku-buku yang ia tulis.