“THE BRUTALIST” Siap Rebut Gelar Film Terbaik Oscar 2025, Ini Alasannya

Bagi pecinta film dan arsitektur, THE BRUTALIST adalah sebuah karya yang memukau, menggabungkan dua elemen yang tampaknya tidak biasa – kehidupan seorang arsitek dan keindahan visual arsitektur brutalist yang khas. Film karya Brady Corbet ini tidak hanya berhasil meraih perhatian dunia, tetapi juga membawa pulang Piala Best Picture Drama di ajang Golden Globe 2025, sebuah pencapaian luar biasa yang membuktikan kekuatan narasi dan visualnya. Selain itu, film ini juga mencatatkan namanya dengan meraih 10 nominasi Oscar 2025, bersaing ketat dengan film EMILIA PEREZ yang mendominasi dengan 13 nominasi.

Dengan perjalanan panjang yang masih harus ditempuh menuju malam puncak di Oscar 2025 yang akan digelar pada 2 Maret di Dolby Theatre, film ini harus menghadapi persaingan ketat dari beberapa film unggulan yang sudah meraih penghargaan di Critics Choice Awards dan BAFTA, termasuk ANORA, EMILIA PEREZ, dan CONCLAVE. Meski demikian, banyak yang meyakini bahwa THE BRUTALIST memiliki kans besar untuk meraih penghargaan Film Terbaik. Lalu, apa yang membuat film ini begitu menonjol dan layak mendapatkan predikat tersebut?

1. Visual Arsitektur Brutalist yang Memikat

Gaya arsitektur brutalist yang menjadi ciri khas film ini benar-benar dihadirkan dengan detail visual yang menakjubkan. Bangunan-bangunan beton besar, struktur geometris yang kaku, dan material kasar yang dibiarkan terekspos, menjadi elemen visual dominan dalam film ini. Namun, keindahan visual ini bukan hanya sebagai latar belakang semata, melainkan juga berfungsi untuk menguatkan suasana dan emosi cerita.

2. Arsitektur sebagai Metafora Kehidupan Tokoh Utama

Dalam THE BRUTALIST, arsitektur brutalist yang dingin dan monumental menjadi cerminan dari kehidupan László Tóth (diperankan oleh Adrien Brody), seorang arsitek Yahudi-Hungaria yang harus berjuang mengadaptasi dirinya di Amerika setelah trauma pasca-Holocaust. Bangunan-bangunan besar ini secara simbolis mewakili perjuangan László untuk menemukan jati diri, menghadapi sistem kapitalisme yang keras, dan beradaptasi dengan budaya yang berbeda. Kesan masif dan dingin dari arsitektur brutalist menambah kedalaman pada perjuangan batin sang tokoh utama.

3. Kontras Visual dan Emosional yang Memperkaya Narasi

Salah satu elemen paling menarik dalam film ini adalah kontras antara kekokohan bangunan brutalist dan kerentanan emosional tokoh utama. Struktur beton yang megah berhadapan dengan keraguan dan ketidakpastian yang dialami oleh László. Kontras ini menciptakan ketegangan visual yang tidak hanya menambah lapisan dramatis pada cerita, tetapi juga mengajak penonton merasakan ketidaknyamanan dan beban yang dirasakan oleh sang tokoh utama.

4. Arsitektur sebagai Elemen Naratif yang Vital

Tidak seperti film-film lain yang hanya menggunakan arsitektur sebagai latar belakang, THE BRUTALIST berhasil mengangkat arsitektur brutalist sebagai elemen naratif yang memperkuat tema utama film, yakni imigrasi, ambisi, dan pencarian identitas. Arsitektur bukan hanya menjadi tempat cerita berawal, tetapi juga menjadi simbol perjuangan tokoh utama dalam mencapai impian dan menemukan tempat di dunia yang asing.

5. Simbolisme dan Pesan yang Mendalam

Bangunan-bangunan beton besar yang ada dalam film ini juga berfungsi sebagai simbol dari sistem kapitalisme yang keras di Amerika. László, yang harus berjuang keras untuk bertahan hidup, menghadapi tantangan berat dalam beradaptasi dengan sistem yang tidak mengenal belas kasihan. Simbolisme ini semakin memperkaya pesan yang ingin disampaikan film ini tentang perjuangan manusia dalam menghadapi sistem sosial yang tidak selalu mendukung.

6. Pengalaman Sinematik yang Mendalam

THE BRUTALIST berhasil menggabungkan keindahan visual dengan kedalaman emosional yang menyentuh. Dengan menggunakan format Vistavision, film ini mampu menampilkan detail visual yang luar biasa, yang turut memperkaya pengalaman menonton. Hal ini mengingatkan pada karya klasik Alfred Hitchcock, seperti VERTIGO dan NORTH BY NORTHWEST, yang juga menggunakan format yang sama untuk menonjolkan kekayaan detail dalam setiap gambar.

7. Film yang Layak Diperhitungkan untuk Oscar 2025

Secara keseluruhan, THE BRUTALIST menawarkan sebuah pengalaman sinematik yang unik dan penuh makna. Penggunaan arsitektur brutalist yang tak hanya sekadar latar belakang, tetapi juga menjadi karakter penting dalam cerita, menjadikan film ini sebagai salah satu calon kuat untuk meraih gelar Film Terbaik di ajang Oscar 2025.

Film ini dibintangi oleh Felicity Jones dan Guy Pearce, yang juga masing-masing memperoleh nominasi dalam kategori Aktris Pendukung Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik. Dengan berbagai pencapaian dan nominasi yang diraih, THE BRUTALIST sudah pasti menjadi film yang patut ditonton, bukan hanya karena ceritanya yang menggugah, tetapi juga karena kekuatan visual dan simbolisme arsitektur yang menambah kedalaman film ini.

emenangan Menakjubkan “The Brutalist” sebagai Film Drama Terbaik di Golden Globe 2025

Film The Brutalist berhasil meraih penghargaan Film Drama Terbaik di ajang Golden Globe Awards 2025, mengalahkan sejumlah nominasi kuat seperti A Complete Unknown, Conclave, Dune: Part Two, Nickel Boys, dan September 5. Selain itu, film ini juga mencatatkan prestasi luar biasa dengan kemenangan Adrien Brody sebagai Aktor Terbaik dan Brady Corbet sebagai Sutradara Terbaik, yang juga bertindak sebagai pengarah film ini.

Brady Corbet, yang terlihat emosional saat menerima Golden Globe, mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus kepada seluruh kru yang telah berkontribusi dalam pembuatan The Brutalist. “Saya merasa sangat terhormat,” ujar Corbet dengan mata yang berkaca-kaca, menunjukkan kebanggaannya atas pencapaian ini.

Dalam pidatonya, Corbet mengenang proses panjang dan penuh tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan film berdurasi lebih dari tiga setengah jam ini. The Brutalist mengisahkan tentang seorang arsitek bernama Laszlo Toth, yang adalah penyintas Holocaust, yang berusaha memulai kehidupan baru di Amerika Serikat. “Tidak ada yang menginginkan film tiga setengah jam tentang seorang arsitek abad pertengahan, apalagi dengan format 70 mm, tapi kami berhasil,” ujarnya, menggambarkan rintangan besar yang harus dilalui dalam pembuatan dan distribusi film ini.

Cerita film ini menggali kehidupan Laszlo Toth, yang berjuang menghadapi trauma masa lalunya sekaligus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Dengan alur yang mendalam dan visual yang memukau, The Brutalist mampu memikat perhatian para kritikus dan audiens. Sebelumnya, film ini juga telah meraih penghargaan di Festival Film Venesia, memperkuat statusnya sebagai salah satu karya sinematik yang luar biasa.

Produksi film ini menarik perhatian, khususnya karena penggunaan teknologi kamera VistaVision, yang terakhir kali dipakai dalam film One-Eyed Jack pada tahun 1961. Keputusan untuk menggunakan teknik visual klasik ini memberikan sentuhan vintage yang memperkaya pengalaman visual film, serta membedakannya dari film-film modern lainnya.

Keberhasilan The Brutalist di Golden Globe Awards 2025 semakin menegaskan kualitasnya sebagai film unggulan, sekaligus membawa Brady Corbet beserta tim produksi ke puncak prestasi dalam industri perfilman internasional.