Film Emilia Perez telah mencuri perhatian dunia sejak ditayangkan perdana di Cannes Film Festival 2024. Sejak itu, film ini terus melaju di ajang-ajang penghargaan besar, meraih nominasi di Golden Globe, Critic Choice Awards, dan kini, hingga 13 nominasi di Oscar 2025. Meski demikian, film yang disutradarai oleh Jacques Audiard ini tak lepas dari polemik, dari penggambaran Meksiko yang dianggap tidak autentik hingga kontroversi seputar representasi transgender.
1. Penampilan Akting yang Mengagumkan
Salah satu kekuatan utama Emilia Perez adalah akting luar biasa dari para pemain utamanya. Karla Sofía Gascón, yang berperan sebagai Emilia, mencetak sejarah sebagai aktris transgender pertama yang masuk nominasi dalam kategori Best Actress di banyak ajang penghargaan. Keberhasilannya memikat perhatian dunia berkat penampilannya yang emosional dan mendalam.
Selain Gascón, Zoe Saldaña yang memerankan Rita Mora Castro juga tampil cemerlang, memenangkan penghargaan Aktris Pendukung Terbaik di Golden Globe dan Critic Choice Awards. Sementara itu, Selena Gomez mengejutkan penonton dengan peran sebagai istri gangster, keluar dari zona nyamannya.
2. Alur Cerita yang Berani dan Unik
Alur cerita Emilia Perez menggabungkan berbagai elemen genre, mulai dari musikal, drama, hingga laga dan kriminal. Hal ini memberikan warna baru di dunia perfilman internasional, dengan film yang berbahasa Spanyol ini berlatar Meksiko namun diproduksi di Perancis. Banyak kritikus memuji langkah berani ini, yang memberikan kesan berbeda bagi para penonton.
3. Musik dan Koreografi yang Menawan
Komposisi musik yang catchy dan koreografi dinamis menjadikan film ini lebih dari sekadar cerita. Dua lagu populer, El Alegato dan El Mal yang dibawakan oleh Zoe Saldaña, menyemarakkan atmosfer film ini. Namun, perbincangan di media sosial juga menyoroti kontroversi seputar lirik lagu La Vaginoplastia, yang dianggap terlalu vulgar untuk disebut sebagai bagian dari film musikal yang dihargai banyak penghargaan.
4. Pesan Feminis yang Kuat
Film ini menyampaikan pesan feminis yang jelas, mengangkat isu-isu penting seperti femisida yang kerap terjadi di Meksiko. Tiga protagonis perempuan dalam Emilia Perez berhasil memberikan suara kepada mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat, menjadikan film ini penting bagi penonton yang peduli dengan keadilan sosial.
5. Kontroversi Penggambaran Meksiko dan Representasi Transgender
Meski mendapatkan banyak pujian, film ini juga menuai kritik, salah satunya adalah penggambaran Meksiko yang dianggap terlalu menekankan pada kekerasan dan tidak menggambarkan kehidupan sehari-hari di negara tersebut dengan akurat. Selain itu, meskipun diperankan oleh aktris transgender, beberapa organisasi LGBTQ+ merasa representasi identitas transgender dalam film ini tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan.
6. Debat di Media Sosial dan Reaksi Penonton
Kemenangan Emilia Perez di Golden Globe memicu debat di media sosial. Banyak yang mempertanyakan apakah film ini benar-benar layak dibandingkan dengan pesaing-pesaing besar seperti Wicked dan Anora. Polemik ini menunjukkan betapa polaritas penilaian terhadap film ini, meskipun meraih pengakuan internasional.
Dengan segala kontroversi yang mengiringinya, Emilia Perez tetap menjadi film yang harus diperhitungkan dalam ajang Oscar 2025. Apakah film ini akan pulang membawa piala ataukah tetap menjadi topik perdebatan, kita tunggu bersama pada 3 Maret mendatang.