Sukses Besar! ‘WICKED’ Capai Rp 118,8 Triliun, Fans Tak Sabar

Adaptasi film dari musikal Broadway legendaris, WICKED, resmi menutup perjalanan di bioskop dengan pencapaian luar biasa. Dibintangi oleh Cynthia Erivo dan Ariana Grande, film ini berhasil menghadirkan kembali kisah klasik dunia Oz dengan pendekatan modern yang memukau.

Kesuksesan WICKED: Part I tidak hanya terlihat dari respons positif para kritikus dan penonton, tetapi juga dari raihan box office yang mengesankan. Dengan pendapatan global mencapai USD 727,8 juta (sekitar Rp 118,8 triliun), film ini masuk dalam daftar film musikal terlaris sepanjang masa.

Tak hanya itu, keberhasilan film ini juga semakin meningkatkan antusiasme terhadap WICKED: Part II, yang dijadwalkan tayang pada November mendatang. Sekuel ini diprediksi akan kembali menorehkan prestasi besar dalam industri perfilman.

Debut Fenomenal di Amerika Utara

Sejak perilisannya pada tahun 2024, WICKED: Part I langsung menarik perhatian dan mendominasi box office domestik. Di Amerika Serikat dan Kanada, film ini mencetak pendapatan sebesar USD 472,5 juta, menjadikannya salah satu film musikal paling sukses dalam sejarah perfilman Amerika.

Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari popularitas musikal Broadway-nya yang sudah lama dicintai oleh penggemar teater. Selain itu, penampilan akting dan vokal luar biasa dari Cynthia Erivo serta Ariana Grande menjadi faktor utama yang membuat film ini menarik baik bagi penggemar lama maupun penonton baru.

Sukses Besar di Pasar Global

Tak hanya menguasai pasar domestik, WICKED juga meraih kesuksesan luar biasa di berbagai belahan dunia. Dengan pendapatan internasional mencapai USD 255,3 juta, film ini membuktikan daya tariknya yang luas dan mampu menjangkau penonton dari berbagai budaya.

Visual yang memukau, alur cerita emosional, serta aransemen musik yang spektakuler menjadi magnet utama film ini. Sejumlah negara seperti Inggris, Australia, dan Jepang menjadi pasar terbesar bagi WICKED, menegaskan bahwa kisah ini mampu menembus batas budaya dan geografis.

Mendapat Pujian Kritikus dan Nominasi Bergengsi

Prestasi WICKED tak hanya terlihat dari angka box office, tetapi juga dari pengakuan di berbagai ajang penghargaan bergengsi. Film ini berhasil mendapatkan 10 nominasi Academy Awards, termasuk untuk kategori Sinematografi Terbaik, Desain Produksi Terbaik, dan Tata Musik Terbaik.

Para kritikus memberikan apresiasi tinggi terhadap keindahan sinematografi, desain produksi yang megah, serta aransemen musik yang menyegarkan kembali dunia Oz dengan cara yang inovatif dan memikat.

Segera Hadir di Platform Streaming dengan Fitur Spesial

Setelah sukses besar di bioskop, WICKED akan segera tersedia di layanan streaming Peacock mulai 21 Maret. Penggemar dapat menikmati film ini dalam berbagai format, termasuk versi sing-along, yang memungkinkan mereka bernyanyi bersama dengan lagu-lagu ikoniknya.

Selain itu, layanan streaming juga akan menghadirkan konten eksklusif, seperti proses produksi, wawancara dengan para pemeran, dan cuplikan di balik layar yang mengungkap bagaimana film ini dibuat dari awal hingga akhir.

Antusiasme Tinggi Menyambut Sekuelnya

Keberhasilan besar WICKED: Part I semakin meningkatkan ekspektasi terhadap sekuelnya. WICKED: Part II dijadwalkan tayang pada November tahun ini, tepat satu tahun setelah film pertama.

Banyak yang menantikan kelanjutan kisah Elphaba dan Glinda, terutama bagaimana dinamika hubungan mereka akan berkembang dalam sekuel yang dikabarkan lebih mendalam, dramatis, dan penuh emosi. Dengan berbagai kejutan yang telah disiapkan, film ini diperkirakan akan kembali mencetak kesuksesan besar di layar lebar.

Apakah WICKED: Part II akan mampu melampaui prestasi film pertamanya? Kita tunggu saja November mendatang! 🎭✨

Setelah Menuai Protes, Poster Film ‘PABRIK GULA’ Akhirnya Direvisi

Kontroversi yang sempat mewarnai poster film Pabrik Gula akhirnya menemukan titik terang. Setelah menimbulkan pro dan kontra di kalangan netizen, poster pertama film ini akhirnya diganti dengan desain baru yang lebih segar dan mendapat sambutan hangat dari publik. Pada 20 Februari 2025, produser film Manoj Punjabi memperkenalkan poster terbaru melalui akun Instagramnya, yang langsung menarik perhatian dan menyedot banyak pujian dari para penggemar.

Desain poster yang baru menampilkan visual yang jauh lebih estetis dan dramatis, sesuai dengan nuansa gelap dan penuh misteri yang ingin dihadirkan oleh film bergenre horor-thriller ini. Penggantian poster ini memberi angin segar bagi para penggemar yang sebelumnya merasa kecewa dengan desain yang sempat beredar. Dalam unggahannya, Manoj menuliskan, “OFFICIAL POSTER 1, Pabrik Gula,” sekaligus menandai peluncuran poster resmi pertama yang lebih menggambarkan atmosfer mencekam yang akan ditawarkan film ini.

Sebelum penggantian desain, poster pertama Pabrik Gula mendapat banyak kritik tajam dari netizen. Banyak yang menilai gambar dalam poster tersebut terkesan vulgar dan tidak sesuai dengan tema film. Poster pertama menampilkan sosok wanita berpakaian minim yang duduk di atas pria yang terbaring, dikelilingi oleh delapan bayangan hitam. Banyak yang merasa desain tersebut lebih mengarah pada kesan tidak senonoh daripada menciptakan atmosfer horor yang diinginkan oleh film. Kritik-kritik ini memicu seruan untuk mengganti desain poster demi menjaga citra film yang lebih profesional dan sesuai dengan harapan penonton.

Setelah mendengar umpan balik tersebut, Manoj Punjabi, produser film Pabrik Gula, memutuskan untuk melakukan perubahan desain. Dan hasilnya, poster baru ini berhasil mencuri perhatian dengan visual yang lebih gelap dan menegangkan. Dengan latar belakang awan hitam pekat dan elemen-elemen yang menggambarkan pabrik gula, poster baru ini menghadirkan nuansa misterius dan penuh ketegangan yang sejalan dengan tema horor-thriller yang dibawa oleh film tersebut. Tak hanya itu, beberapa sosok yang berdiri mengenakan pakaian tradisional dan menjunjung bayangan pengantin menambah kesan mistis yang semakin kuat.

Reaksi positif dari netizen pun langsung mengalir deras setelah poster baru dirilis. Banyak yang menyebutkan bahwa poster ini lebih sesuai dengan tema film yang diusung dan jauh lebih menarik untuk dipandang. “Ini baru poster yang estetik,” ujar salah satu komentar. Tak kalah antusias, ada juga yang mengatakan, “Beuuhh keren banget! Lebih fresh, creepy, dan scary!” Menurut banyak penonton, poster terbaru ini berhasil menggambarkan nuansa yang tepat dan membangkitkan rasa penasaran untuk menonton filmnya.

Film Pabrik Gula, yang sebelumnya diperkirakan akan tayang pada awal Januari 2025, akhirnya diumumkan akan dirilis pada Lebaran 2025. Manoj Punjabi turut menyampaikan pengumuman ini melalui caption Instagramnya, yang menuliskan, “Undangan resepsi Manten Tebu. Segera digelar LEBARAN 2025.” Dengan perubahan poster yang telah mendapat sambutan positif, banyak yang kini semakin tidak sabar untuk menyaksikan bagaimana cerita seram ini akan berkembang di layar lebar.

Film-Film Benyamin Sueb: Menghadirkan Tawa dalam Setiap Aksi

Benyamin Sueb adalah salah satu ikon besar dalam dunia hiburan Indonesia. Sebagai aktor, penyanyi, dan komedian, Benyamin telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam menghibur masyarakat selama puluhan tahun. Dengan kejenakaan dalam aktingnya dan lagu-lagu Betawi yang khas, nama Benyamin tak pernah pudar, meskipun kini generasi muda lebih mengenalnya lewat remake dari film-film legendarisnya.

Benyamin Biang Kerok: Komedi Tak Lekang oleh Waktu

Salah satu karya terbesar Benyamin yang tak terlupakan adalah film Benyamin Biang Kerok (1972). Film ini menceritakan kisah Pengki, seorang sopir yang sering membuat kekacauan dengan mengerjai majikannya. Keberhasilan film ini tidak hanya menciptakan tawa, tetapi juga menampilkan kekayaan budaya Betawi. Tak heran, pada 2018, film ini di-remake dengan Reza Rahadian sebagai pemeran utama, mempertahankan unsur komedi dan lagu Betawi yang menjadi ciri khas Benyamin. Sukses besar ini dilanjutkan dengan sekuel Benyamin Biang Kerok 2 yang dirilis pada tahun 2020.

Si Doel dan Intan Berduri: Menunjukkan Talenta Serba Bisa

Benyamin Sueb tak hanya dikenal sebagai aktor komedi. Dalam film Si Doel Anak Betawi (1972), ia berhasil membawa karakter yang penuh emosi dan kedalaman, yang membawanya meraih penghargaan Piala Citra. Keberhasilannya di dunia drama juga tercermin dalam Intan Berduri (1972), sebuah film yang tak hanya berhasil merebut hati penonton, tetapi juga memberikan penghargaan Piala Citra, memperlihatkan bahwa Benyamin mampu berakting di luar zona nyamannya.

Karya Unik: Samson Betawi dan Tarsan Kota

Benyamin tak hanya mengandalkan genre komedi konvensional, ia juga berani bereksperimen dengan berbagai konsep film unik. Salah satunya adalah Samson Betawi (1975), di mana ia berperan sebagai seorang anak Betawi dengan kekuatan super. Begitu pula dalam Tarsan Kota (1974), film komedi yang mengisahkan petualangan Tarzan di tengah budaya kota Betawi, memberikan hiburan yang segar dan berbeda.

Warisan Tak Terlupakan dalam Dunia Perfilman Indonesia

Melalui film-filmnya, Benyamin Sueb berhasil menghibur sekaligus mengangkat budaya Betawi ke kancah yang lebih luas. Keberhasilan Benyamin tidak hanya dalam dunia film, tetapi juga dalam dunia musik, berkat lagu-lagu yang ikonik dan penuh makna. Bahkan hingga saat ini, banyak film-filmnya yang diingat dan diadaptasi ulang untuk generasi muda.

Remake Benyamin Biang Kerok (2018) dan sekuelnya menjadi salah satu upaya terbaik untuk mengenalkan kembali sosok Benyamin Sueb kepada generasi sekarang. Meskipun ada pro dan kontra, film tersebut membawa pesan dan kekhasan dari karya sang legenda dengan nuansa modern. Sebagai penyanyi, Benyamin tak hanya menghibur melalui komedi, tetapi juga menyampaikan kritik sosial dengan cara yang cerdas dan mengena.

Warisan yang Akan Terus Hidup

Sebagai seorang legenda, Benyamin Sueb telah menciptakan karya-karya yang tak hanya menghibur tetapi juga sarat dengan pesan moral. Dari Betty Bencong Slebor (1978) hingga Maju Kena Mundur Kena (1983), setiap film yang ia bintangi meninggalkan kesan mendalam bagi penonton. Tak diragukan lagi, Benyamin Sueb adalah sosok yang terus menginspirasi dunia perfilman Indonesia.

Warisannya akan terus hidup dalam karya-karya yang mengedepankan humor dan budaya Betawi yang penuh warna. Dan bagi para sineas muda, Benyamin Sueb akan selalu menjadi panutan dalam menciptakan film-film komedi yang tidak hanya menghibur, tetapi juga bermakna.

Adhisty Zara Tampil Memukau di BEREBUT JENAZAH, Kisah Konflik Perebutan Jenazah Dua Keyakinan

Film Berebut Jenazah yang dijadwalkan tayang pada 14 Februari 2025 di KlikFilm menghadirkan cerita yang mengharukan tentang konflik mendalam yang timbul akibat perbedaan agama. Dibintangi oleh Adhisty Zara, film ini tidak hanya menawarkan drama emosional, tetapi juga menggali tema besar mengenai keberagaman, toleransi, dan bagaimana perbedaan keyakinan bisa menciptakan ketegangan yang tak terelakkan, bahkan dalam situasi yang penuh duka.

Plot Cerita yang Penuh Emosi

Cerita dalam Berebut Jenazah berpusat pada Naomi, seorang idola Jepang yang meninggal dunia secara mendadak. Kematian Naomi tidak hanya mengundang rasa kehilangan yang mendalam dari para penggemar, tetapi juga menimbulkan perselisihan antara kedua orang tuanya yang sudah lama berpisah. Ayah Naomi, yang beragama Islam, ingin memberikan pemakaman yang sesuai dengan keyakinannya, sementara ibunya, seorang Buddha, memiliki pandangan yang sangat berbeda terkait bagaimana menghormati putrinya yang telah tiada.

Konflik ini semakin memanas saat kedua orang tua Naomi terlibat dalam perdebatan sengit mengenai bagaimana prosesi pemakaman seharusnya dilakukan. Ayah Naomi berpegang teguh pada tradisi Islam yang mengutamakan kesederhanaan, sementara ibunya menginginkan ritual yang lebih kompleks dan sesuai dengan ajaran Buddha, yang sering kali melibatkan kremasi. Ketegangan antara keduanya menciptakan atmosfer penuh emosi, menggambarkan bagaimana perbedaan keyakinan dapat mempengaruhi keputusan besar dalam hidup, terutama dalam hal penghormatan terakhir.

Karakter yang Menyentuh Hati

Adhisty Zara, meskipun berperan sebagai Naomi yang sudah meninggal, berhasil menyampaikan kedalaman emosional dalam film ini lewat penggunaan flashback yang menunjukkan interaksi Naomi dengan kedua orang tuanya. Karakter Naomi juga terlihat sangat kuat dalam menggambarkan betapa pentingnya peran keluarga dalam kehidupan seorang idola, meski perbedaan agama yang ada tidak pernah benar-benar teratasi.

Selain itu, ada Junior Roberts yang memerankan Shoujiro, pacar Naomi. Karakter ini menjadi penambah lapisan emosional cerita, karena Shoujiro berusaha menjadi penengah yang adil, meskipun dirinya terjebak dalam perpecahan yang terjadi antara kedua orang tua Naomi.

Mengenal Tradisi Pemakaman Islam dan Buddha

Film ini juga memberikan wawasan mengenai perbedaan tradisi pemakaman yang dipegang oleh agama Islam dan Buddha. Islam, dengan tradisi yang menekankan kesederhanaan, memiliki prosesi seperti memandikan jenazah, mengkafani, dan menguburkannya dengan posisi telentang menghadap kiblat. Sebaliknya, tradisi Buddha sering melibatkan upacara yang lebih panjang dengan kremasi sebagai bagian dari proses penghormatan terakhir. Perbedaan ini bukan hanya tentang ritual, tetapi juga mengenai nilai-nilai spiritual yang mendalam yang dipegang oleh kedua agama.

Tema Keberagaman dan Toleransi

Berebut Jenazah menyajikan konflik yang bukan hanya mengenai cara pemakaman, tetapi juga tentang bagaimana dua keluarga dengan latar belakang agama yang berbeda harus saling menghadapi dan mencoba mencari titik temu. Film ini menggambarkan dengan indah bagaimana perbedaan keyakinan bisa menjadi tantangan, tetapi juga membuka ruang untuk keberagaman dan toleransi antaragama.

Dengan kisah yang mengharukan dan penuh pesan moral, Berebut Jenazah menjadi pilihan yang tepat untuk menemani momen Valentine tahun ini. Siapkan dirimu untuk menyaksikan sebuah perjalanan emosional yang menggugah dan membuat kita merenung tentang pentingnya penghormatan terakhir serta bagaimana kita bisa lebih menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita. Jangan lewatkan film ini hanya di KlikFilm!

Film ‘THE BAYOU’ Dihujani Kritik, Penonton Sebut Tidak Memuaskan

Film horor sering menjadi pilihan utama bagi penonton yang mencari ketegangan dan adrenalin. Namun, tidak semua film dalam genre ini berhasil memenuhi ekspektasi, dan THE BAYOU adalah salah satu contohnya. Disutradarai oleh Taneli Mustonen dan Brad Watson, film ini mencoba menghadirkan teror di tengah rawa dengan ancaman buaya ganas. Sayangnya, eksekusi yang lemah, alur cerita berantakan, serta akting yang kaku membuatnya mendapat banyak kritik dari penonton maupun kritikus.

Lantas, apa yang membuat THE BAYOU begitu mengecewakan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Premis Klise yang Mudah Ditebak

Film ini mengikuti kisah Kyle (Athena Strates), seorang mahasiswa biologi yang bersama tiga temannya—Alice (Madalena Aragao), Malika (Elisha Applebaum), dan Sam (Mohammed Mansaray)—memutuskan untuk berlibur sekaligus melarung abu kakaknya yang telah meninggal. Mereka naik pesawat kecil menuju Miami, Florida, namun perjalanan berubah menjadi mimpi buruk ketika pesawat mengalami kerusakan dan jatuh di tengah rawa terpencil.

Di tempat tersebut, mereka menemukan bahwa rawa tersebut dihuni oleh buaya raksasa yang telah bermutasi akibat limbah berbahaya. Dari sini, perjuangan mereka untuk bertahan hidup dimulai, tetapi bukan hanya ancaman dari buaya yang mereka hadapi, melainkan juga konflik internal yang semakin memperburuk situasi.

Meskipun terdengar menarik, konsep film ini terasa terlalu pasaran. Premis kelompok orang terjebak di lokasi berbahaya dengan makhluk ganas sudah terlalu sering digunakan dalam film horor. Tanpa elemen baru yang segar, THE BAYOU hanya terasa seperti pengulangan dari film-film survival lainnya tanpa inovasi berarti.

2. Akting Kaku dan Chemistry yang Kurang Meyakinkan

Salah satu aspek terlemah dalam THE BAYOU adalah akting para pemain yang terasa kaku dan kurang emosional. Sebagai pemeran utama, Athena Strates gagal memberikan performa yang meyakinkan, terutama dalam momen-momen krusial yang seharusnya emosional dan menegangkan.

Selain itu, chemistry antar karakter juga sangat lemah. Hubungan pertemanan mereka terasa tidak natural, sehingga sulit bagi penonton untuk benar-benar peduli dengan nasib mereka. Bahkan dalam situasi genting sekalipun, interaksi mereka terlihat canggung dan kurang mendukung suasana menegangkan yang seharusnya dibangun dalam film ini.

3. Jump Scare Berlebihan, Bukannya Seram Malah Mengganggu

Horor yang baik seharusnya bisa membangun suasana mencekam dengan narasi yang kuat dan atmosfer yang menyeramkan. Namun, THE BAYOU justru terlalu mengandalkan jump scare murahan. Hampir setiap adegan menegangkan di film ini terasa dipaksakan dengan suara keras dan efek kejutan yang berulang-ulang.

Bukannya membuat penonton tegang, teknik ini justru membuat film terasa melelahkan dan membosankan. Ketegangan dalam film ini lebih banyak berasal dari efek suara mengejutkan ketimbang pembangunan suasana yang mencekam, sehingga terkesan asal-asalan.

4. Alur Berantakan dan Keputusan Karakter yang Tidak Masuk Akal

Selain akting yang kaku dan jump scare berlebihan, alur cerita dalam THE BAYOU juga dipenuhi dengan keputusan karakter yang tidak masuk akal. Banyak adegan di mana tokoh-tokohnya melakukan tindakan bodoh yang seharusnya tidak dilakukan dalam situasi survival.

Contohnya, dalam salah satu adegan, seorang karakter justru bercanda di tengah situasi yang mengancam nyawa, membuat suasana yang seharusnya serius malah terasa aneh. Ada pula momen di mana para tokoh memiliki peluang untuk melarikan diri tetapi justru memilih bertindak ceroboh.

Keputusan-keputusan ini membuat penonton sulit berempati dengan para karakter, karena mereka lebih sering terlihat seperti kelompok orang yang tidak kompeten daripada sekelompok korban yang berjuang untuk bertahan hidup.

5. Kritikan Tajam dari Penonton dan Kritikus

Sejak dirilis, THE BAYOU mendapatkan banyak ulasan negatif dari kritikus maupun penonton. Beberapa poin utama yang sering dikritik meliputi:

  • Jalan cerita yang lemah dan klise
  • Akting yang kurang meyakinkan
  • Penggunaan jump scare yang terlalu berlebihan
  • Karakter-karakter dengan pengambilan keputusan tidak logis

Di media sosial, banyak penonton yang menyarankan agar film ini dilewatkan saja dan lebih memilih film survival lain yang lebih berkualitas. Bahkan, beberapa menyebut THE BAYOU sebagai salah satu film horor terburuk yang mereka tonton tahun ini.

Kesimpulan: Film yang Bisa Dilewati?

Secara keseluruhan, THE BAYOU gagal menghadirkan pengalaman horor yang seru dan menegangkan. Dengan premis yang klise, akting yang lemah, serta alur yang tidak masuk akal, film ini lebih terasa sebagai proyek setengah matang daripada film horor yang benar-benar serius dalam pembuatannya.

Bagi pecinta horor yang mencari tontonan berkualitas, mungkin lebih baik mencari alternatif lain yang lebih baik daripada membuang waktu dengan film ini. Jika hanya mengandalkan jump scare murahan tanpa pengembangan cerita yang baik, maka film ini sulit untuk bersaing di industri film horor yang semakin kompetitif.

Apakah Anda masih tertarik untuk menontonnya? Atau justru lebih memilih film survival lain yang lebih menegangkan?

Semakin Dekat! Ini Dia Sinopsis dan Jadwal Tayang ‘Captain America: Brave New World’ di MCU

Marvel Studios kembali menghadirkan kejutan besar dengan film terbaru dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) yang diberi judul Captain America: Brave New World. Film ini memiliki makna yang sangat penting, baik bagi penggemar Marvel maupun bagi kelanjutan cerita MCU secara keseluruhan, karena menandai debut penuh Anthony Mackie sebagai Captain America yang baru. Selain itu, film ini juga menjadi bagian penting dalam fase terbaru MCU, setelah peristiwa besar di Avengers: Endgame.

Menurut Presiden Marvel Studios, Kevin Feige, Captain America: Brave New World bukan sekadar film biasa. “Meskipun Steve Rogers telah pensiun, kisah Captain America masih berlanjut. Kami ingin melanjutkan cerita dengan Sam Wilson yang kini mengambil alih peran besar ini,” kata Feige dalam sebuah konferensi pers. Film ini menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu MCU dengan masa depannya, memperkenalkan karakter-karakter baru yang akan memberikan warna berbeda pada dunia Marvel.

Salah satu karakter baru yang mencuri perhatian adalah Thaddeus Ross, yang kini menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Kehadirannya membuka potensi besar bagi pengembangan cerita, termasuk kemunculan Red Hulk, yang diperkirakan akan menjadi elemen kunci dalam cerita ini. Sam Wilson, yang kini mengenakan kostum Captain America, harus menghadapi dilema besar ketika Ross mengajaknya untuk terlibat dalam sistem keamanan pemerintah yang juga mencakup pembentukan Avengers baru. Namun, tak seperti yang dibayangkan, agenda tersembunyi Ross bisa mengancam keseimbangan dunia.

Bagi penggemar yang sudah tidak sabar, Captain America: Brave New World dijadwalkan tayang di bioskop pada 12 Februari 2025 di Indonesia dan dua hari kemudian di Amerika Serikat, tepatnya pada 14 Februari 2025. Dengan sinopsis yang menarik dan cerita yang mengangkat konflik internal Sam Wilson, film ini diharapkan menjadi salah satu yang paling dinantikan di tahun ini. Tak hanya itu, trailer yang dirilis pada Juli 2024 telah membuat penggemar semakin bersemangat, terutama saat melihat Sam Wilson dalam kostum baru yang sangat ikonik.

Di sisi lain, Captain America: Brave New World juga diprediksi akan membawa dampak besar bagi MCU dengan memperkenalkan berbagai karakter baru, yang beberapa di antaranya akan berperan dalam perkembangan cerita berikutnya, seperti Red Hulk. Film ini menjadi penting karena menandai awal dari fase baru MCU yang lebih luas dan beragam.

Pemeran utama dalam film ini, Anthony Mackie, akan kembali beraksi sebagai Sam Wilson, kini resmi mengemban tugas sebagai Captain America. Di sisi lain, aktor legendaris Harrison Ford akan tampil sebagai Thaddeus Ross, menggantikan peran William Hurt yang meninggal pada tahun 2022. Kehadiran Harrison Ford tentunya menjadi sorotan utama karena kemampuannya membawa karakter baru yang begitu berkarakter. Selain itu, karakter-karakter baru seperti Joaquin Torres (Danny Ramirez), Betty Ross (Liv Tyler), dan Ruth Bat-Seraph (Shira Haas) akan turut memperkaya cerita.

Seiring dengan kedatangan Captain America: Brave New World, seluruh penggemar MCU akan semakin tidak sabar menantikan perjalanan Sam Wilson sebagai Captain America, serta berbagai konflik yang akan membentuk masa depan dunia Marvel.

Tayang Perdana, Film A Business Proposal Gagal Menarik Banyak Penonton

Film adaptasi A Business Proposal versi Indonesia yang disutradarai Rako Prijanto tampaknya menghadapi tantangan besar di layar bioskop. Pada hari pertama penayangannya, Kamis (6/2/2025), film ini mencatat jumlah penonton yang relatif rendah.

Menurut data dari Cinepoint, film yang dibintangi Abidzar Al-Ghifari dan Ariel Tatum ini hanya berhasil menjual lebih dari 6.900 tiket dengan total 1.270 pertunjukan. Tingkat okupansi pun terpantau kurang dari 4 persen.

Angka ini tergolong jauh lebih rendah dibandingkan beberapa film lain yang tayang bersamaan. Pulung Gantung berhasil menarik lebih dari 22.000 penonton pada hari pertama, sedangkan Petaka Gunung Gede mencetak rekor dengan lebih dari 148.000 tiket terjual.

Dugaan Penyebab Sepinya Penonton

Salah satu faktor yang diduga memengaruhi minimnya jumlah penonton A Business Proposal adalah adanya boikot yang berkembang di media sosial. Hal ini bermula dari pernyataan Abidzar Al-Ghifari dalam sebuah wawancara, di mana ia mengaku tidak menonton versi asli drama Korea tersebut karena ingin membentuk karakter Utama berdasarkan interpretasi pribadinya.

Pernyataan tersebut memicu reaksi negatif dari penggemar drama Korea A Business Proposal. Banyak yang menganggap sikap tersebut menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap sumber aslinya. Akibatnya, muncul seruan boikot terhadap film ini di berbagai platform media sosial.

Menanggapi kontroversi ini, baik Abidzar Al-Ghifari maupun pihak rumah produksi Falcon Pictures telah menyampaikan permintaan maaf. Namun, tampaknya reaksi publik masih berdampak pada antusiasme penonton di bioskop.

Sinopsis Film A Business Proposal

A Business Proposal versi Indonesia mengisahkan Sari (Ariel Tatum), seorang analis makanan di Bowo Foods. Ia terpaksa menyamar sebagai sahabatnya, Yasmin (Caitlin Halderman), untuk menghadiri sebuah kencan buta.

Namun, tanpa disangka, pria yang menjadi teman kencannya adalah Utama (Abidzar Al-Ghifari), pewaris perusahaan tempatnya bekerja. Utama dikenal sebagai sosok disiplin dan dingin, serta terus mendapat tekanan dari Eyang Bowo (Slamet Rahardjo) untuk segera menikah.

Menyadari situasinya, Utama kemudian meminta Sari berpura-pura menjadi kekasihnya. Dari sinilah berbagai konflik dan momen komedi mulai terjadi—terutama saat Sari harus berusaha merahasiakan identitas aslinya sebagai pegawai Bowo Foods.

Akankah Film Ini Bangkit di Hari-Hari Berikutnya?

Meskipun mengalami awal yang kurang memuaskan, masih ada peluang bagi A Business Proposal untuk menarik lebih banyak penonton di hari-hari mendatang. Namun, apakah film ini mampu membalikkan keadaan atau justru semakin meredup di tengah persaingan sengit di box office? Semua akan terjawab dalam waktu dekat.

Film ‘Gowok Kamasutra Jawa’ Siap Berlaga di Festival Internasional IFFR 2025

Film “GOWOK KAMASUTRA JAWA”, dengan judul internasional Gowok-Javanese Kamasutra, berhasil mencatatkan prestasi besar dengan masuk dalam Big Screen Competition di ajang bergengsi International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025. Kompetisi yang akan digelar dari 30 Januari hingga 9 Februari 2025 ini menjadi salah satu ajang terbesar di dunia perfilman internasional, dengan fokus pada karya-karya yang mengedepankan eksplorasi estetika serta hiburan.

Disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduseri oleh Raam Punjabi, film ini bersaing dengan 12 film internasional lainnya. Kehadiran “GOWOK KAMASUTRA JAWA” dalam kompetisi ini menjadi sebuah pencapaian yang membanggakan bagi industri perfilman Indonesia, karena mengangkat cerita dengan kekayaan budaya lokal yang mampu menarik perhatian penonton global.

“Kami merasa sangat bangga dan bersyukur bahwa GOWOK KAMASUTRA JAWA terpilih untuk berkompetisi di Big Screen Competition IFFR 2025. Ini membuktikan bahwa cerita-cerita dengan akar budaya lokal yang kuat dapat diapresiasi di panggung internasional,” ungkap produser Raam Punjabi dengan penuh semangat.

Sutradara Hanung Bramantyo juga menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan berharga ini. Ia menyebutkan bahwa film yang mengangkat tema yang cukup kontroversial ini memiliki daya tarik universal yang membuatnya layak tampil di tingkat dunia. “Saya sempat berpikir film ini hanya akan menjadi bagian dari seleksi resmi, tapi ketika mengetahui film ini mendapat kesempatan untuk berkompetisi, saya sangat terharu. Ini adalah berkah dan jawaban atas doa saya selama haji beberapa waktu lalu, agar karya saya bisa lebih dikenal di seluruh dunia,” ujar Hanung, mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Film “GOWOK KAMASUTRA JAWA” berlatar pada periode 1955 hingga 1965 dan mengisahkan kehidupan seorang perempuan yang bekerja sebagai guru gowok—seorang pengajar keterampilan seksual untuk calon pengantin pria. Profesi ini dianggap sangat kontroversial, namun memiliki tujuan untuk mengajarkan pasangan bagaimana cara menghargai dan mencintai pasangannya di ranjang. Namun, seiring berjalannya waktu, profesi ini dihentikan setelah peristiwa 1965, dan kini hanya tersisa sebagai bagian dari legenda.

Film ini diperkuat oleh deretan aktor dan aktris ternama Indonesia, seperti Raihaanun, Lola Amaria, Reza Rahadian, Slamet Rahardjo, dan Devano Danendra. Dengan kombinasi cerita yang kuat dan akting yang mendalam, “GOWOK KAMASUTRA JAWA” diharapkan dapat memikat hati penonton dari berbagai belahan dunia.

Film ini dijadwalkan tayang di IFFR pada 2, 3, 5, dan 6 Februari 2025. Kehadiran film ini di festival internasional ini bukan hanya menandai keberhasilan sineas Indonesia, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi karya-karya budaya lokal untuk dikenal di panggung perfilman dunia. Keikutsertaan film ini semakin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam dunia perfilman global, yang siap untuk bersaing dan diakui secara internasional.

Serunya Syuting ‘PSYKOPAT’, Cornelio Sunny Cerita Tentang Tantangannya

Industri film horor Indonesia semakin berwarna dengan hadirnya karya terbaru yang menjanjikan pengalaman berbeda. Film Psykopat, yang diproduksi oleh Elior Tesla Pictures dan R1 Pictures, menawarkan konsep horor yang lebih mendalam dan imersif dengan teknik sinematografi yang unik dan tak biasa.

Film ini disutradarai oleh Renaldo Samsara dan Matthew Hart, menghadirkan tantangan besar bagi para pemerannya, terutama dalam hal teknik pengambilan gambar yang menggunakan helm khusus untuk menopang kamera. Salah satu pemeran utama, Cornelio Sunny, mengungkapkan pengalamannya saat menjalani syuting dengan peralatan yang tidak biasa ini. Para aktor harus beradaptasi dengan kamera yang dipasang pada helm yang memiliki berat sekitar 4,5 kilogram, memberikan tantangan tersendiri dalam pengoperasiannya.

“Memang cukup berat, sekitar 4,5 kilogram. Tapi, saya merasa ini menyenangkan karena memberikan perspektif baru dalam perfilman Indonesia,” ungkap Cornelio Sunny saat ditemui di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, pada Kamis (30/1/2025).

Sutradara Renaldo Samsara juga mengungkapkan tantangan utama dalam produksi Psykopat adalah bagaimana para aktor bisa tetap fokus berakting dengan peralatan yang membatasi pergerakan mereka. “Kami menggunakan helm dengan kamera yang diletakkan tepat di depan wajah para aktor. Total berat dengan aksesoris lainnya mencapai sekitar 4,5 kilogram. Jadi, selain berakting, para aktor harus menyeimbangkan antara pengoperasian teknis dan penjiwaan karakter,” kata Renaldo.

Film ini tidak hanya menantang dari sisi teknis, tetapi juga berusaha menciptakan atmosfer yang lebih intens dan personal. Dengan sudut pandang kamera yang lebih dekat, Psykopat berusaha membawa penonton langsung merasakan ketegangan yang dialami para karakter. Sutradara berharap film ini akan membawa pengalaman baru bagi penonton, bukan sekadar hiburan, tetapi juga memberikan kesan yang mendalam.

“Harapan kami adalah Psykopat bisa menghadirkan tema yang berbeda dan diterima dengan baik oleh penonton. Kami ingin agar film ini lebih dari sekadar film seru, tetapi juga menjadi pengalaman yang berkesan,” tambah Renaldo.

Dibintangi oleh deretan aktor ternama seperti Arifin Putra, Nino Fernandez, Nadine Alexandra, Irwansyah, Marthino Lio, dan Hannah Al Rashid, Psykopat mengisahkan tentang Rufus (Arifin Putra), seorang mentalis sukses yang mengundang empat peserta untuk tinggal di sebuah rumah mewah yang ternyata memiliki sejarah kelam, menjadi lokasi pembunuhan.

Dengan pendekatan horor yang unik dan penuh tantangan, Psykopat menjanjikan pengalaman seram yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Film ini akan mulai tayang di bioskop pada 6 Februari 2025. Jangan sampai ketinggalan!

Penuh Hikmah! 5 Film Religi di Netflix yang Diangkat dari Kisah Nyata

Film dengan tema religi sering kali menyentuh emosi penontonnya dan memberikan inspirasi hidup yang mendalam. Berbeda dari film biasa, film religi tidak hanya menawarkan hiburan semata, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang kuat. Di antara berbagai platform streaming yang ada, Netflix menjadi salah satu tempat terbaik untuk menemukan film-film religi yang kaya akan nilai spiritual.

Film-film religi di Netflix mencakup beragam tema, dari perjuangan untuk mempertahankan ajaran Islam hingga perjalanan spiritual individu yang penuh makna. Setiap cerita menawarkan pelajaran tentang iman, persahabatan, dan makna hidup, dan yang lebih menarik, beberapa film di antaranya diangkat dari kisah nyata yang sungguh menginspirasi.

Berikut adalah beberapa rekomendasi film religi terbaik di Netflix yang wajib kalian tonton. Setiap film menyajikan alur cerita yang unik dan penuh inspirasi, yang bisa memberikan motivasi dan membuat kalian merenungkan kembali nilai-nilai kehidupan yang mungkin telah terlupakan.

1. Sang Pencerah – Perjalanan Pembaruan Ahmad Dahlan

Sang Pencerah bercerita tentang perjuangan Ahmad Dahlan, seorang pemuda asal Yogyakarta yang bertekad untuk memperbaiki praktik keagamaan yang dianggapnya menyimpang dari ajaran Islam. Meskipun menghadapi banyak tantangan dan penolakan dari pihak konservatif, Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai wadah untuk menyebarkan pemahaman Islam yang lebih murni.

Film ini mengajarkan tentang keberanian untuk memperjuangkan perubahan, meskipun harus melawan tradisi yang telah lama mengakar. Sang Pencerah memberi inspirasi tentang pentingnya pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan keteguhan dalam menghadapi rintangan.

2. Sang Kiai – Keteguhan Hati dalam Perjuangan Melawan Penjajahan

Film Sang Kiai mengisahkan kehidupan Kyai Haji Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang dengan tegas menentang kebijakan penjajahan Jepang. Pada tahun 1942, ia menolak untuk melakukan seikerei (membungkukkan badan) sebagai bentuk penghormatan kepada Kaisar Jepang karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.

Film ini menunjukkan betapa pentingnya teguh pada keyakinan meskipun menghadapi ancaman dan penindasan. Sang Kiai menjadi gambaran tentang bagaimana perjuangan Islam turut berperan dalam perlawanan terhadap penjajahan di Indonesia.

3. Negeri 5 Menara – Semangat Mencapai Impian di Pesantren

Negeri 5 Menara menceritakan perjalanan Alif, seorang pemuda dari desa kecil di Sumatra Barat, yang awalnya bercita-cita melanjutkan sekolah ke Bandung, namun akhirnya memilih untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren Madani. Di pesantren, Alif bertemu dengan lima sahabat yang berasal dari latar belakang berbeda. Mereka bersama-sama belajar menghadapi kehidupan pesantren yang penuh disiplin dan tantangan.

Salah satu pesan utama dari film ini adalah “Man Jadda Wajada” yang mengajarkan bahwa usaha yang sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil. Kisah ini memotivasi penonton untuk terus berusaha dan bekerja keras untuk mencapai impian mereka.

4. Hafalan Shalat Delisa – Ketabahan Seorang Gadis Kecil Menghadapi Bencana

Hafalan Shalat Delisa diadaptasi dari novel karya Tere Liye dan mengisahkan tentang Delisa, seorang gadis kecil yang tengah berusaha menghafal doa-doa salat untuk mendapatkan hadiah dari ibunya. Namun, kehidupannya berubah drastis saat tsunami Aceh 2004 melanda desanya, dan ia kehilangan ibu serta saudara-saudaranya.

Film ini memberikan pelajaran berharga tentang ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi ujian hidup. Delisa yang tetap berusaha kuat meskipun kehilangan orang yang paling ia cintai, mengajarkan kita untuk selalu berserah diri kepada Tuhan dalam segala keadaan.

5. 172 Days – Perjalanan Hijrah yang Penuh Makna

172 Days mengisahkan perjalanan hidup Nadzira Shafa, seorang wanita yang memutuskan untuk berhijrah dan lebih mendekatkan diri pada agama. Dalam proses hijrahnya, Nadzira bertemu dengan Ameer Azzikra, seorang ustadz yang membimbingnya dalam menjalani kehidupan yang baru. Setelah menjalani ta’aruf, keduanya menikah, namun kebahagiaan mereka hanya bertahan selama 172 hari karena Ameer jatuh sakit dan meninggal dunia.

Film ini mengajarkan tentang keikhlasan, keteguhan hati, dan pentingnya memahami makna sejati dalam menjalani perjalanan hidup yang penuh ujian.

Dengan film-film religi yang dapat ditemukan di Netflix, kalian bisa mendapatkan hiburan sekaligus inspirasi hidup yang mendalam. Saksikan dan refleksikan nilai-nilai kehidupan yang sering terlupakan melalui kisah-kisah yang penuh makna ini. Film-film ini tak hanya menyentuh hati tetapi juga memberikan motivasi untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik.