Disney Pixar Konfirmasi Sekuel “Coco”, Siap Tayang di 2029

Disney Pixar secara resmi mengumumkan bahwa sekuel dari film animasi sukses mereka, “Coco,” sedang dalam tahap pengembangan di Pixar Animation Studios. Kabar ini disampaikan langsung oleh CEO Disney, Bob Iger, dalam rapat tahunan pemegang saham perusahaan. Sekuel tersebut masih berada dalam tahap awal produksi dan dijadwalkan untuk tayang di bioskop pada tahun 2029.

Meskipun belum banyak detail yang diungkap, Iger memastikan bahwa film ini akan kembali menghadirkan kisah penuh emosi, humor, dan petualangan yang menjadi ciri khas Pixar. Tim kreatif dari film pertama akan kembali terlibat dalam proyek ini, termasuk sutradara Lee Unkrich dan Adrian Molina, serta produser Mark Nielsen yang sebelumnya menggarap “Toy Story 4” dan “Inside Out 2.”

Film “Coco” pertama kali dirilis pada tahun 2017 dan mengisahkan perjalanan Miguel, seorang anak berusia 12 tahun yang bercita-cita menjadi musisi meskipun keluarganya melarang musik dalam kehidupan mereka. Pada perayaan Dia de Los Muertos, Miguel secara ajaib memasuki Negeri Orang Mati untuk mengungkap rahasia leluhurnya dan mencari restu dari kakek buyutnya yang telah meninggal.

Kesuksesan “Coco” tak hanya terbukti dari popularitasnya, tetapi juga dari berbagai penghargaan yang diraihnya. Film ini memenangkan dua Academy Awards untuk kategori Film Animasi Terbaik dan Lagu Orisinal Terbaik melalui “Remember Me” yang diciptakan oleh Robert Lopez dan Kristen Anderson-Lopez. Selain itu, “Coco” juga menyabet penghargaan Golden Globe, BAFTA, dan Critics’ Choice untuk kategori film animasi terbaik.

Live-Action Snow White Siap Hadir dengan Kisah yang Lebih Segar dan Berani

Film live-action Snow White siap memanjakan para penggemar Disney di layar lebar Indonesia dengan tampilan yang lebih modern dan memukau. Disutradarai oleh Marc Webb, film ini merupakan adaptasi dari animasi klasik Snow White and the Seven Dwarfs (1937) karya David Hand, yang menjadi salah satu film animasi pertama dalam sejarah perfilman. Tidak hanya menghadirkan kembali kisah legendarisnya, versi terbaru ini juga diperkaya dengan sentuhan musikal dari Benj Pasek dan Justin Paul, yang sebelumnya sukses menciptakan lagu-lagu dalam The Greatest Showman dan La La Land. Kehadiran musik baru ini akan memberikan pengalaman yang lebih emosional dan menyentuh bagi para penonton.

Film ini kembali mengangkat kisah Putri Salju, seorang putri yang memiliki kecantikan luar biasa hingga membuat Ratu Jahat iri dan berambisi menyingkirkannya. Tak ingin nasibnya berakhir tragis, Putri Salju melarikan diri ke dalam hutan, tempat ia bertemu dengan tujuh kurcaci yang baik hati. Para kurcaci ini tidak hanya memberinya perlindungan tetapi juga menjadi sahabat sejati dalam perjalanan hidupnya. Namun, ancaman dari Ratu Jahat terus menghantui, karena ia menggunakan segala cara untuk memastikan Putri Salju tidak akan kembali merebut tahtanya. Dengan sihir hitamnya, Ratu Jahat menyusun rencana licik untuk menyingkirkan sang putri selamanya.

Berbeda dari versi animasi klasiknya, film live-action Snow White menghadirkan Putri Salju dengan karakter yang lebih berani dan mandiri. Jika dalam versi asli ia lebih banyak bergantung pada orang lain, kali ini Putri Salju digambarkan sebagai sosok yang lebih kuat, memiliki tekad untuk menentukan nasibnya sendiri, dan berjuang untuk mendapatkan keadilan. Tema tentang kekuatan perempuan dan perjuangan melawan kejahatan menjadi pesan utama yang ingin disampaikan dalam film ini, menjadikannya lebih relevan bagi penonton masa kini.

Selain alur cerita yang lebih kaya, film ini juga menampilkan visual spektakuler dengan efek CGI yang memukau, membawa dunia dongeng Snow White ke dalam realitas yang lebih hidup. Detail kostum dan latar yang megah semakin memperkuat nuansa magis khas Disney. Dengan elemen musikal yang lebih dinamis, drama yang lebih mendalam, serta pengembangan karakter yang lebih kompleks, Snow White siap menghadirkan pengalaman sinematik yang lebih imersif.

Film Snow White dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 19 Maret 2025. Dengan kombinasi elemen klasik dan modern, film ini diharapkan bisa menghadirkan keajaiban baru yang akan dikenang oleh generasi masa kini. Apakah film ini akan membawa kisah Putri Salju ke tingkat yang lebih epik? Para penggemar Disney tentu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menyaksikan petualangan magis ini di layar lebar.

Teror Ritual Kelam: “Penjagal Iblis: Dosa Turunan” Siap Menghantui Bioskop

Screenplay Films bersama Rapi Films dan IFI Sinema resmi merilis trailer serta poster film horor terbaru berjudul “Penjagal Iblis: Dosa Turunan” yang dijadwalkan tayang pada 30 April 2025. Film yang disutradarai oleh Tommy Dewo ini menyajikan horor penuh ketegangan yang dipadukan dengan aksi mendebarkan. Produser Wicky V. Olindo mengungkapkan bahwa film ini tidak hanya menghadirkan kengerian, tetapi juga membangun ketegangan yang memacu adrenalin.

Dalam trailer resminya, film ini memperlihatkan kisah pertempuran menegangkan antara Ningrum dan Pakunjara. Sosok Pakunjara menjadi ancaman bagi masyarakat dengan serangkaian pembunuhan misterius yang selalu menargetkan jantung pemuka agama. Sementara itu, Daru, seorang wartawan, berusaha mengungkap dalang di balik peristiwa mengerikan tersebut.

Kasus ini bermula ketika satu keluarga dibantai secara sadis saat sedang meruqyah anak mereka yang diduga kerasukan. Satu-satunya yang selamat adalah seorang ustaz yang melakukan ritual tersebut. Pelaku pembunuhan adalah Ningrum, gadis 19 tahun yang akhirnya ditahan di rumah sakit jiwa karena dianggap mengalami delusi. Saat diwawancarai, Ningrum mengaku sebagai penjagal iblis dan menyebut bahwa keluarga tersebut sebenarnya adalah iblis yang diperalat oleh Pakunjara untuk membangkitkan pemimpin sekte pemuja iblis.

Pertarungan sengit antara Ningrum, sang penjagal iblis, dengan Pakunjara yang memuja iblis pun tak terhindarkan. Di tengah konflik ini, Daru terjebak dan terpaksa ikut berjuang bersama Ningrum untuk menghentikan rencana jahat Pakunjara. Film ini dibintangi oleh Satine Zaneta, Marthino Lio, Niken Anjani, dan Kiki Narendra. Tommy Dewo, yang sebelumnya sukses dengan debut filmnya dan serial “Serigala Terakhir”, kembali menyuguhkan kisah yang mendalami mitos, kutukan, dan ritual gelap yang terinspirasi dari budaya Indonesia.

“Komang”: Kisah Cinta Raim Laode yang Menyentuh Hati Kini Hadir di Layar Lebar

Film “Komang” yang akan segera tayang di bioskop bukan sekadar kisah fiksi, tetapi terinspirasi dari perjalanan nyata Raim Laode dalam memperjuangkan cintanya kepada Komang Ade. Raim menggambarkan kisah mereka sebagai bukti bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan sesuatu yang patut dirayakan. Dalam konferensi pers di Jakarta, ia menegaskan bahwa cinta sejati dapat bertahan di tengah perbedaan agama, suku, dan budaya.

Raim mengungkapkan bahwa film ini mencerminkan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan, tetapi tetap dipenuhi dengan takdir yang telah tertulis sejak lama. Komang Ade, sang istri, juga menuturkan bahwa menonton film ini terasa seperti melihat sejarah mereka sendiri dalam bentuk visual yang menyentuh hati. Ia berterima kasih kepada seluruh kru dan pihak yang terlibat dalam produksi film, yang telah menghidupkan kisah sederhana namun bermakna ini.

Film “Komang” menceritakan perjalanan cinta Ode, pemuda asli Buton yang bermimpi menjadi komedian dan musisi, dengan Komang, gadis keturunan Bali yang menetap di Baubau. Meski berasal dari latar belakang berbeda, keduanya saling jatuh hati. Namun, perjalanan cinta mereka tidak mudah karena dihadapkan pada berbagai rintangan, termasuk perjuangan Ode mengejar impiannya dan hadirnya orang ketiga yang memiliki keyakinan sama dengan Komang.

Disutradarai oleh Naya Anindita dan diproduksi oleh Starvision, film ini diangkat dari kisah nyata yang sebelumnya telah dituangkan Raim Laode dalam lagu “Komang”, yang dirilis pada 17 Agustus 2022 dan menjadi sangat populer. Dibintangi oleh Kiesha Alvaro, Aurora Ribero, Cut Mini, Arie Kriting, Mathias Muchus, hingga Pevita Pearce dan Afgansyah Reza, film ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Lebaran 2025.

David Cronenberg Kembali Hadirkan Kengerian dalam The Shrouds

Sutradara legendaris David Cronenberg kembali menghidupkan genre sci-fi dan horor tubuh dengan karya terbarunya, The Shrouds. Film ini akan debut di New York dan Los Angeles pada 18 April sebelum tayang secara luas di seluruh Amerika Serikat pada 25 April. Trailer perdana The Shrouds telah dirilis, menampilkan Vincent Cassel sebagai Karsh, seorang pengusaha teknologi yang tengah berduka setelah kehilangan istrinya, yang diperankan oleh Diane Kruger. Dalam latar dunia futuristik yang dingin, Karsh menciptakan Shrouds, sebuah sistem pemakaman canggih yang memungkinkan orang menyaksikan tubuh orang tercinta mengalami proses pembusukan secara perlahan di dalam makam mereka. Di saat yang sama, ia menjalin hubungan dengan saudari mendiang istrinya, yang juga diperankan oleh Kruger.

Ketegangan mulai meningkat ketika pemakaman Shrouds mengalami perusakan brutal, termasuk makam sang istri, yang mengarah pada dugaan bahwa peristiwa ini bukan sekadar aksi vandalisme. Karsh mulai menyadari adanya kekuatan misterius yang mengincar teknologinya untuk tujuan yang lebih mengerikan. Trailer berakhir dengan adegan mengejutkan ketika Karsh sendiri terbungkus dalam Shrouds, mempertanyakan apakah inovasinya benar-benar ditujukan untuk yang hidup, yang mati, atau sesuatu yang jauh lebih gelap.

Selain Cassel dan Kruger, film ini turut dibintangi oleh Guy Pearce, Sandrine Holt, Elizabeth Saunders, dan Jennifer Dale. The Shrouds menjadi proyek yang sangat personal bagi Cronenberg, yang membuat film ini setelah kehilangan istrinya, Carolyn Zeifman. Karakter Karsh dalam film bahkan dirancang menyerupai sang sutradara, menegaskan keterlibatan emosionalnya dalam cerita. Ulasan awal menggambarkan film ini sebagai karya yang “gelap, penuh humor, dan menggugah pemikiran.” Apakah The Shrouds akan menjadi mahakarya baru dari Cronenberg? Jawabannya akan terungkap saat film ini menghantui layar lebar.

Ketegangan Cinta dan Rahasia di My Dearest Nemesis

Drama Korea My Dearest Nemesis terus menarik perhatian dengan kisah rumit antara Ban Ju Yeon (Choi Hyun Wook) dan Baek Su Jeong (Mun Ka Young). Cerita ini berawal dari hubungan mereka di masa sekolah, di mana Ju Yeon menggunakan nama Black Dragon dan Su Jeong memakai nama Stroberi dalam permainan online. Hubungan yang awalnya penuh kebahagiaan berubah menjadi luka mendalam, hingga akhirnya mereka kembali bertemu 16 tahun kemudian sebagai atasan dan bawahan di sebuah perusahaan ternama. Su Jeong kini adalah pemimpin tim yang berdedikasi di divisi perencanaan strategis Yongseong Department Store, sementara Ju Yeon adalah pewaris chaebol yang ternyata merupakan cinta pertamanya yang dulu begitu memalukan.

Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin berkembang. Ju Yeon dan Su Jeong mulai menjalin hubungan diam-diam setelah mengakui perasaan satu sama lain. Namun, sebuah kejutan besar terjadi ketika Su Jeong akhirnya mengetahui bahwa pria yang selama ini bersamanya adalah Black Dragon, sosok yang pernah mengisi masa lalunya dengan berbagai kenangan manis sekaligus pahit. Dalam cuplikan adegan terbaru, Su Jeong tampak berusaha mengendalikan emosinya dan menghindari tatapan Ju Yeon, sementara Ju Yeon justru menatapnya dengan penuh cinta, seolah menegaskan bahwa ia tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja.

Dengan semakin kompleksnya dinamika hubungan mereka, penonton dibuat penasaran akan kelanjutan kisah ini. Akankah Ban Ju Yeon dan Baek Su Jeong bisa melewati rintangan yang ada dan bersatu, ataukah rahasia masa lalu mereka akan menjadi penghalang yang tak terhindarkan?

Siulan yang Menghantui: ‘Singsot: Siulan Kematian’ Hadir dengan Teror Mencekam

Film horor Indonesia Singsot: Siulan Kematian yang dirilis pada 2025 mengangkat mitos Jawa yang melarang bersiul di malam hari, terutama saat maghrib. Kisahnya berfokus pada Ipung, seorang anak yang tinggal bersama kakek dan neneknya di sebuah desa terpencil di Jawa. Meskipun keluarganya sangat percaya pada mitos ini, Ipung yang penuh rasa penasaran nekat melanggar larangan tersebut. Akibatnya, ia mulai dihantui oleh berbagai teror mengerikan, termasuk mimpi buruk dan bisikan yang tak henti-hentinya mengikutinya.

Film ini merupakan adaptasi dari film pendek berjudul sama yang sukses meraih penghargaan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2016. Disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo, Singsot: Siulan Kematian menghadirkan para pemain berbakat seperti Ardhana Jovin yang memerankan Ipung, Landung Simatupang sebagai Kakek, dan Sri Isworowati sebagai Nenek. Dengan atmosfer horor yang mendalam, film ini menawarkan pengalaman menegangkan yang menggugah emosi penonton.

Cerita pun semakin mencekam ketika Ipung harus menghadapi pilihan hidup atau mati, berusaha menghindari kutukan yang menuntutnya berpindah raga dengan mereka yang telah melanggar pamali yang sama. Lokasi syuting yang mendukung suasana mistis semakin memperkuat atmosfer horor yang tercipta. Singsot: Siulan Kematian dirilis pada 13 Maret 2025 dan siap memberikan pengalaman berbeda bagi penggemar film horor, dengan elemen budaya Jawa yang kental dan cerita yang sarat makna.

Keluarga Besar: Film Komedi Lebaran yang Mengangkat Kehidupan di Rusun

Film komedi aksi Keluarga Besar siap meramaikan layar lebar saat momen Lebaran tiba. Mengusung cerita unik tentang sebuah keluarga dengan anggota berbadan besar yang tinggal di rumah susun, film ini tidak hanya menyajikan humor segar, tetapi juga mengangkat isu komunikasi dalam keluarga. Lokasi syuting dilakukan langsung di salah satu rusun di Cakung, Jakarta Timur, demi memberikan nuansa yang autentik. Sutradara Ario Rubbik mengungkapkan bahwa ide cerita ini muncul dari bayangan tentang bagaimana jika satu keluarga bertubuh besar harus beradaptasi di lingkungan rusun. Tantangan utama dalam produksi film ini adalah kondisi syuting yang dilakukan di rusun dengan empat lantai, di mana para pemain harus naik turun tangga secara intensif. Namun, semangat para aktor tetap tinggi, meski menghadapi kondisi yang cukup melelahkan.

Film ini dibintangi oleh Mo Sidik, yang menegaskan bahwa Keluarga Besar merupakan tontonan ringan namun tetap bermakna. Selain komedi yang menghibur, film ini juga menyajikan realitas kehidupan bertetangga di rusun serta dinamika keluarga dengan berbagai konflik yang sering kali muncul akibat kurangnya komunikasi. Hal menarik lainnya adalah bagaimana film ini menggambarkan kehidupan di rusun secara realistis, termasuk kebiasaan unik penghuni yang menaruh barang di luar unit mereka, sesuatu yang jarang ditemukan di apartemen biasa. Sutradara memastikan bahwa komedi dalam film ini lebih menonjolkan situasi dibandingkan lelucon yang menjurus ke body shaming, sehingga tetap menghibur tanpa merendahkan. Dengan konsep cerita yang segar dan karakter yang beragam, Keluarga Besar diharapkan menjadi film keluarga yang bisa dinikmati semua kalangan saat Lebaran.

Novocaine Kuasai Box Office di Tengah Lesunya Industri Bioskop

Film aksi komedi Novocaine berhasil menduduki puncak box office Amerika Utara pada akhir pekan debutnya meski dengan raihan yang tergolong rendah. Berdasarkan data Box Office Mojo, film ini hanya mampu mengumpulkan pendapatan sebesar US$8,7 juta dari pasar domestik setelah tayang di 3.365 lokasi. Sementara itu, di pasar internasional, film yang dibintangi Jack Quaid ini hanya meraup US$1,8 juta, sehingga total pendapatan globalnya mencapai US$10,5 juta.

Novocaine mengisahkan Nathan Caine, seorang pegawai bank yang tidak dapat merasakan sakit, yang harus menyelamatkan rekan kerjanya yang menjadi sandera dalam aksi perampokan bank. Meski meraih posisi teratas, pencapaiannya justru menunjukkan lemahnya minat penonton terhadap film di bioskop, terutama dalam kuartal pertama tahun 2025. Variety bahkan mencatat bahwa ini adalah salah satu film dengan pendapatan terendah yang pernah memuncaki tangga box office sejak pandemi berakhir.

Secara keseluruhan, pendapatan industri perfilman masih mengalami penurunan signifikan. Data dari Comscore menunjukkan bahwa perolehan box office tahun ini lebih rendah 5 persen dibandingkan 2024 dan bahkan anjlok hingga 38 persen dibandingkan 2019. Paul Dergarabedian dari Comscore menyatakan bahwa industri ini sedang mengalami kejenuhan dengan pendapatan akhir pekan yang stagnan di angka US$50 juta.

Di peringkat kedua, Mickey 17 turun satu peringkat dengan pendapatan US$7,51 juta di pekan ini, membuat total domestiknya mencapai US$33,2 juta dan globalnya US$90,4 juta. Namun, angka ini masih jauh dari modal produksi sebesar US$118 juta. Sementara itu, di posisi ketiga, Black Bag debut dengan US$7,5 juta, diikuti oleh Captain America: Brave New World yang masih bertahan di pekan kelimanya dengan US$5,4 juta.

“In The Lost Lands”: Petualangan Magis Penuh Aksi dan Konspirasi

Film terbaru garapan Paul W.S. Anderson, In The Lost Lands, merupakan adaptasi dari cerita pendek karya George R.R. Martin. Film ini menampilkan Milla Jovovich sebagai pemeran utama sekaligus produser, bersama Dave Bautista yang turut memerankan karakter penting. Kisahnya mengikuti perjalanan Gray Alys, seorang penyihir yang menerima tugas dari Ratu Melange untuk menemukan kekuatan yang dapat mengubah bentuk manusia. Dengan ditemani Boyce, seorang penembak jitu, Gray Alys menempuh jalur berbahaya menuju Sungai Tengkorak, tempat kekuatan misterius itu berada.

Di tengah perjalanan, mereka menghadapi berbagai ancaman, termasuk kejaran dari Ash, eksekutor gereja yang menjalankan hukuman tanpa ampun. Selain itu, Jerais, seorang prajurit yang mencintai sang ratu, meminta Gray Alys untuk menggagalkan misinya demi mencegah Melange bersatu kembali dengan kekasihnya, manusia serigala. Sementara itu, konflik politik dalam kerajaan semakin memanas, membawa pertumpahan darah antara pihak gereja, penguasa, dan mereka yang menginginkan perubahan.

Perjalanan Gray Alys dan Boyce dipenuhi pertarungan sengit serta situasi yang menguji ketahanan mereka. Boyce, yang biasanya tenang dan tanpa emosi, mengalami momen duka setelah kehilangan ular berkepala dua kesayangannya. Film ini menampilkan visual yang memukau, memadukan efek komputer dengan latar nyata yang menambah kesan fantasi yang menawan. Adegan aksi yang menegangkan, termasuk baku tembak di kereta gantung yang melintasi kota yang terbakar, menjadi salah satu daya tarik utama.

Meskipun memiliki beberapa kekurangan, In The Lost Lands tetap menyuguhkan pengalaman menonton yang seru, terutama bagi penggemar film fantasi dengan elemen petualangan dan aksi yang solid. Milla Jovovich dan Dave Bautista sukses membawa karakter mereka ke dalam dunia yang penuh keajaiban dan bahaya, membuat film ini layak untuk disaksikan.