Ulasan Drama “When the Phone Rings”: Kisah yang Memikat di Awal, Mengecewakan di Akhir

Ulasan Drama: “When the Phone Rings” – Hal yang Perlu Anda Ketahui

Drama When the Phone Rings berhasil mencuri perhatian di awal penayangannya dengan premis unik yang memadukan elemen romansa dan thriller. Namun, seiring berjalannya waktu, kualitas ceritanya menurun drastis, meninggalkan banyak penonton kecewa dengan akhir yang kurang memuaskan.

Di awal, drama ini menghadirkan cerita yang menjanjikan, memanfaatkan elemen klasik seperti pernikahan yang diatur dan hubungan dari musuh menjadi pasangan. Ketegangan semakin terasa dengan ancaman “sentuh dia, dan kamu akan mati.” Dua episode pertama benar-benar berhasil memikat penonton, menyajikan alur cerita yang membuat penasaran.

Namun, semakin jauh ceritanya berjalan, berbagai masalah mulai muncul. Alur cerita yang terasa semakin rumit dan penuh drama masih bisa dinikmati berkat chemistry kuat antara Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin sebagai pasangan utama. Selain itu, karakter Kang Young-woo yang diperankan oleh Lim Chul-soo menghadirkan humor segar yang menyelingi ketegangan cerita.

Sayangnya, paruh kedua drama justru terjebak dalam konflik berulang yang diwarnai oleh kesalahpahaman antar karakter. Salah satu tokoh yang menuai banyak kritik adalah Paik Sa-eon. Pada awalnya, ia digambarkan sebagai pria dengan sikap maskulinitas toksik, namun seiring waktu, tindakannya menjadi semakin sulit dipahami. Alih-alih menyelesaikan masalah dengan Hong Hee-joo, ia terus menyembunyikan perasaannya dengan alasan ingin melindungi istrinya, menciptakan dinamika yang mengingatkan pada drama-drama klasik yang seringkali manipulatif.

Semakin mendekati akhir, karakter Paik Sa-eon kehilangan arah. Alih-alih memperbaiki hubungan dengan Hong Hee-joo, ia lebih fokus menebus kesalahan masa lalunya dengan mengambil keputusan yang kurang masuk akal. Konflik yang timbul pun terasa tidak natural, membuat banyak penonton merasa frustasi.

Selain itu, penggunaan alur maju-mundur untuk menjelaskan latar belakang karakter pendukung menambah kebingungan. Banyak detail yang terkesan tidak dijelaskan secara mendalam, meninggalkan lubang besar dalam cerita. Beberapa subplot yang sebelumnya terasa menarik justru ditinggalkan tanpa resolusi yang memuaskan.

Puncak kekacauan terjadi ketika drama ini tiba-tiba memasukkan isu politik internasional yang tidak relevan dengan alur cerita utama. Konflik antara dua negara fiksi, Paltima dan Izmael, yang jelas merujuk pada situasi Palestina dan Israel, terasa dipaksakan dan tidak memiliki hubungan yang kuat dengan tema utama drama. Hal ini justru mengacaukan fokus cerita, yang seharusnya tetap berkutat pada hubungan antar karakter.

Meski begitu, tidak semuanya mengecewakan. Kisah masa muda Paik Sa-eon dan Hong Hee-joo, yang diperankan oleh Shin Yeon-woo dan Lee Jae-joon, memberikan warna baru yang cukup menarik. Namun, elemen positif ini tidak cukup untuk menutupi berbagai kekurangan yang muncul di sepanjang cerita.

Secara keseluruhan, When the Phone Rings adalah drama yang memulai dengan potensi besar, namun gagal memberikan akhir yang memuaskan. Chemistry antara karakter utama memang menjadi salah satu nilai plus, tetapi kelemahan dalam penyampaian cerita, terutama dengan memasukkan elemen yang tidak relevan seperti politik, justru mengurangi daya tarik drama ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *