Chemistry Tissa Biani dan Nugie di Film ‘7 Hari untuk Keshia’ Siap Memukau Penonton!

Film terbaru yang berjudul 7 Hari untuk Keshia siap tayang di KlikFilm pada 24 Januari 2025 mendatang. Disutradarai oleh Eman Pradipta, film ini menampilkan sejumlah aktor ternama seperti Nugie Nugroho, Tissa Biani, Kiki Narendra, Patty Sandya, Dewa Dayana, dan Royhan Hidayat. Menariknya, dalam film ini, Nugie Nugroho dan Tissa Biani berperan sebagai ayah dan anak untuk pertama kalinya.

Tissa Biani, yang memerankan Keshia, mengungkapkan kebahagiaannya bisa beradu peran dengan Nugie Nugroho. “Ini pertama kalinya saya dipasangkan dengan Papa Nugie,” ucap Tissa saat ditemui di Cipete, Jakarta Selatan, pada Selasa (14/1/2025). Nugie Nugroho juga memberikan komentar tentang film ini, yang mengangkat kisah tentang hubungan emosional antara seorang ayah dan anak. “Film ini menceritakan tentang seorang anak band yang nakal namun akhirnya bertobat. Cerita ini sangat relate dengan pengalaman pribadi saya,” ungkap Nugie. Ia juga menambahkan bahwa tema cerita film ini cukup ‘menampar’ dan memberikan pelajaran hidup yang dalam.

Film 7 Hari untuk Keshia membawa genre yang beragam, menawarkan kebahagiaan, komedi, hingga drama emosional. Tissa merasa senang bisa terlibat dalam proyek ini. “Film ini seperti gado-gado, ada banyak unsur yang bikin penonton bisa merasakan berbagai emosi,” jelasnya. Tissa berperan sebagai gadis muda yang berbakat bermain musik dan bisa ngeband.

Cerita dalam film ini berfokus pada sosok Sadewa, seorang ayah yang diberikan kesempatan untuk mengulang waktu selama tujuh hari sebelum putrinya, Keshia, meninggal dunia. Dalam tujuh hari tersebut, Sadewa berusaha memperbaiki semua kesalahannya, meminta maaf, dan membahagiakan Keshia, yang sebelumnya pernah ia tinggalkan. Namun, kesempatan yang luar biasa ini datang dengan harga yang sangat tinggi, di mana Sadewa harus rela mengorbankan nyawanya sendiri.

Film yang penuh emosi dan menggugah ini akan membawa penonton pada perjalanan emosional yang mendalam, menjelajahi tema penyesalan, pengorbanan, dan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya. 7 Hari untuk Keshia akan tayang perdana di KlikFilm pada 24 Januari 2025 dan pastinya akan menjadi tontonan yang tidak boleh dilewatkan.

Perdana Jadi Chaebol, Oh Jung-se Berbagi Cerita Lucu di Drama “When the Stars Gossip”

Dalam drama romantis terbaru yang berlatar luar angkasa, When the Stars Gossip, aktor Oh Jung-se membahas tantangan baru yang ia hadapi dalam memerankan karakter Kang Gang-su, seorang ilmuwan sekaligus pewaris konglomerat. Drama ini menjadi proyek pertama bagi Oh Jung-se yang memerankan seorang chaebol, sebuah peran yang berbeda dengan karakter-karakter sebelumnya yang lebih menonjolkan sisi profesional seperti dokter, ilmuwan, hingga peran emosional lainnya.

When the Stars Gossip merupakan drama Korea pertama yang mengangkat tema luar angkasa, dan Oh Jung-se memerankan Kang Gang-su, seorang chaebol yang sangat kaya namun tetap memiliki masalah dalam kehidupan pribadinya. Meski karakter ini adalah seorang pewaris kaya, Oh Jung-se mengungkapkan bahwa Kang Gang-su tidak merasa lebih superior dari ilmuwan lainnya di luar angkasa. Dalam konferensi pers pada Kamis, 9 Januari 2025, ia berkata, “Saya mencoba untuk tidak melihat isi tabungan saya saat memerankan karakter ini,” menekankan bahwa bagi Kang Gang-su, kekayaan bukanlah segalanya.

Namun, ada satu hal yang membedakan karakter Kang Gang-su dari Gong Ryong (Lee Min-ho), dokter kandungan yang menjadi calon menantu chaebol. Kang Gang-su adalah mantan pacar dari tunangan Gong Ryong, Choi Go-eun (Han Ji-eun). Oh Jung-se dengan candanya mengatakan, “Kang Gang-su memiliki segalanya selain cinta, sementara Gong Ryong hanya memiliki cinta.”

Drama ini mengisahkan Gong Ryong yang memiliki misi rahasia yang mengharuskannya pergi ke stasiun luar angkasa dengan biaya yang sangat besar dari calon mertuanya, sebagai bagian dari peran turis. Dalam perjalanan itu, ia bertemu dengan Eve Kim (Gong Hyo-jin), seorang ilmuwan luar angkasa yang kini menjabat sebagai komandan stasiun luar angkasa pertama mereka. Dalam kisah ini, romansa dan hubungan personal menjadi fokus utama, meski ada kemungkinan adegan-adegan yang lebih “berat” juga muncul di sepanjang cerita.

Oh Jung-se berharap penonton akan menikmati drama ini dan terus mendukung perjalanan karakter-karakternya. Drama ini juga menampilkan sejumlah nama besar lainnya seperti Han Ji-eun, EL, dan Kim Joo-heon, serta disutradarai oleh Park Shin-woo yang sebelumnya sukses dengan It’s Okay to Not Be Okay dan Jealousy Incarnate. Naskah drama ini ditulis oleh Seo Sook-hyang, yang juga dikenal lewat karyanya di Jealousy Incarnate dan Pasta.

Dengan alur cerita yang menegangkan dan penuh romansa di luar angkasa, When the Stars Gossip menjadi salah satu drama yang layak untuk dinantikan oleh penggemar drama Korea.

Gunpowder Milkshake: Sinopsis dan Keseruan yang Akan Ditampilkan di Bioskop Trans TV 11 Januari 2025

Bagi para penggemar film aksi dan thriller, malam ini, Sabtu 11 Januari 2025, Bioskop Trans TV akan menayangkan Gunpowder Milkshake (2021) pukul 21.00 WIB. Film yang dibintangi oleh Karen Gillan dan Michelle Yeoh ini akan membawa penonton dalam perjalanan penuh aksi dan ketegangan, mengisahkan kehidupan seorang perempuan muda yang mengikuti jejak ibunya sebagai pembunuh bayaran.

Sinopsis Gunpowder Milkshake

Gunpowder Milkshake dimulai dengan kisah Sam, seorang wanita berusia 27 tahun yang telah lama kehilangan kontak dengan ibunya, Scarlet, seorang pembunuh bayaran terampil. Ketika Sam masih berusia 12 tahun, Scarlet melarikan diri setelah gagal dalam misinya dan menjadi target pembalasan dendam dari banyak pihak. Sebelum pergi, Scarlet menitipkan Sam kepada Nathan, seorang mentor yang juga bekerja di dunia kejahatan sebagai bosnya.

Setelah bertahun-tahun tanpa kabar dari ibunya, Sam memilih untuk mengikuti jejak Scarlet sebagai pembunuh bayaran. Ia bekerja di bawah bimbingan Nathan, yang juga memiliki koneksi dengan dunia kelam yang sama dengan ibu Sam. Namun, suatu hari, Sam menerima misi baru dari Nathan yang membawa dirinya ke dalam situasi yang penuh bahaya dan tak terduga. Dalam misi tersebut, Sam ditugaskan untuk membunuh seorang pria yang mencuri uang dari lembaga tempatnya bekerja dan mengembalikan uang tersebut.

Namun, misi ini tak hanya mengungkapkan dunia kriminal yang lebih gelap, tetapi juga membuka misteri besar tentang keberadaan ibunya. Sam terjebak dalam serangkaian peristiwa yang mengancam nyawanya, dan tak lama setelah itu, dia menemukan lebih banyak tentang masa lalu ibunya dan keputusan yang membawanya pada petualangan yang tak terduga.

Tentang Film

Diarahkan oleh Navot Papushado, Gunpowder Milkshake menghadirkan sebuah kisah aksi yang seru dengan sentuhan thriller yang mendalam. Film ini menampilkan beberapa nama besar dalam dunia perfilman, termasuk Karen Gillan, Lena Headey, Carla Gugino, Michelle Yeoh, Angela Bassett, dan Paul Giamatti, yang membawa karakter-karakter kuat dengan keahlian masing-masing.

Film ini pertama kali dirilis di Amerika Serikat pada 14 Juli 2021 dan kini bisa dinikmati oleh penonton Indonesia melalui Bioskop Trans TV malam ini. Setelah Gunpowder Milkshake, jangan lewatkan juga tayangan Jolt yang akan dimulai pukul 23.00 WIB.

Jadi, bagi Anda yang ingin menyaksikan aksi seru dan penuh ketegangan, pastikan untuk menonton Gunpowder Milkshake malam ini hanya di Bioskop Trans TV!

Kilas Balik: 5 Film Seru yang Memulai Debutnya Pekan Ini

Pekan ini, industri perfilman Indonesia dan dunia akan menyuguhkan lima film baru yang siap menghibur penonton. Empat di antaranya adalah film lokal yang menarik, sementara satu lagi adalah dokumenter musik yang menggugah. Berikut adalah rangkuman dari kelima film yang akan tayang pada minggu ini:

1. Imam 2 Makmum Film ini mengisahkan perjalanan rumah tangga Anika (Amanda Manopo) dan Arman (Fedi Nuril). Arman, seorang duda yang masih terikat emosional dengan mendiang istrinya, Leila (Revalina S Temat), menyebabkan Anika menghadapi berbagai tantangan dalam pernikahannya. Konflik ini mengiris hati Anika, dan penonton akan diajak untuk menyelami pergulatan emosional pasangan yang terjebak antara masa lalu dan masa depan ini.

2. Bayang-bayang Anak Jahanam Cerita dalam film ini mengangkat kisah pasangan suami-istri, Gina (Taskya Namya) dan Gani (Rizky Hanggono), yang tengah menantikan kelahiran anak pertama mereka, Agni (Ali Fikry). Namun, kehadiran Agni justru membawa teror dan kejadian aneh dalam hidup mereka. Agni dianggap sebagai anak jahanam, kutukan dari masa lalu yang kembali hadir untuk menghancurkan kehidupan mereka. Film ini menawarkan ketegangan yang memacu adrenalin dengan elemen horor yang kental.

3. Eva: Pendakian Terakhir Film ini bercerita tentang Pasha (Kiesha Alvaro) yang mengajak pacarnya, Eva (Bulan Sutena), untuk mendaki gunung bersama teman-teman mereka: Nisa (Ashira Zamita), Vicky (Ilham Aji Santoso), dan Joni (Axel Matthew Thomas). Selama pendakian, Pasha berniat melamar Eva, namun yang terjadi adalah Eva tiba-tiba menghilang dan terjebak dalam dimensi lain. Film ini menggabungkan petualangan dengan elemen supernatural yang penuh misteri dan ketegangan.

4. Pengantin Setan Diangkat dari kisah viral di TikTok, Pengantin Setan mengisahkan pasangan suami-istri, Echa (Erika Carlina) dan Ariel (Emir Mahira), yang awalnya hidup harmonis. Namun, kehidupan mereka berubah menjadi mimpi buruk ketika Echa diganggu oleh jin bernama Dasim, yang terpikat padanya dan berusaha menghancurkan keharmonisan rumah tangga mereka. Dengan cerita yang menarik dan penuh ketegangan, film ini siap menguji mental penonton dengan nuansa horor yang mencekam.

5. TOMORROW X TOGETHER: Hyperfocus in Cinemas Bagi para penggemar K-pop, film dokumenter Hyperfocus tentang grup musik TOMORROW X TOGETHER menawarkan pengalaman unik. Film ini mengajak penonton untuk merasakan sensasi konser dunia dan penampilan spektakuler mereka di Lollapalooza. Dengan layar SCREENX yang lebar dan efek 4DX, penggemar bisa merasakan sensasi seolah-olah mereka berada di tengah-tengah konser tersebut. Lagu-lagu hits seperti “Sugar Rush Ride” dan “Deja Vu” juga akan memanjakan para penonton setia grup ini.

Dengan beragam genre yang ditawarkan, dari drama romantis hingga horor yang menegangkan, serta pengalaman musik yang memukau, kelima film ini pasti akan menjadi pilihan menarik bagi para penonton yang mencari hiburan di layar lebar.

Apa yang Harus Anda Ketahui Tentang Drama “When the Phone Rings”

Drama When the Phone Rings sempat menarik perhatian banyak penonton dengan premis yang menarik dan cerita yang menggabungkan romansa dan thriller. Namun, seiring berjalannya waktu, kualitas penceritaan drama ini mulai menurun drastis, berujung pada kekecewaan besar di bagian akhirnya.

Pada awalnya, drama ini tampil menjanjikan dengan memadukan elemen-elemen klasik yang biasa ditemukan dalam cerita romansa seperti pernikahan yang diatur dan hubungan yang berawal dari musuh menjadi kekasih. Penonton pun diajak untuk tenggelam dalam ketegangan cerita dengan ancaman “sentuh dia dan kamu akan mati”. Dua episode pertama berhasil menarik perhatian dengan alur yang memikat dan membuat penonton ingin tahu lebih lanjut.

Seiring berjalannya waktu, drama ini memunculkan masalah yang semakin rumit. Di tengah cerita yang sudah terasa makjang, alur drama masih tetap bisa dinikmati berkat chemistry yang kuat antara Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin sebagai pasangan utama. Karakter Kang Young-woo yang diperankan oleh Lim Chul-soo juga menyuntikkan elemen komedi yang menyegarkan di tengah ketegangan cerita.

Namun, memasuki paruh kedua, drama ini terjebak dalam pola yang berulang dengan kesalahpahaman yang tidak kunjung selesai antara para karakter. Salah satu hal yang paling mengecewakan adalah karakter Paik Sa-eon, yang semakin sulit dipahami seiring berjalannya waktu. Awalnya digambarkan sebagai sosok pria yang penuh dengan toxic masculinity, Paik Sa-eon semakin membingungkan ketika ia terus menyembunyikan perasaannya terhadap Hong Hee-joo, dengan alasan ingin melindungi istrinya. Karakter ini semakin mengingatkan penonton pada sosok protagonis dalam drama-drama FTV era 2000-an yang seringkali memanipulasi perasaan demi kepentingan pribadi.

Masalah bertambah ketika karakter Paik Sa-eon seolah kehilangan arah menjelang akhir drama. Daripada berusaha memperbaiki hubungan dengan Hong Hee-joo, ia malah lebih sibuk menebus dosa masa lalunya dengan menyalahkan berbagai kejadian yang telah berlalu. Konflik yang dihasilkan pun terasa dibuat-buat dan tidak masuk akal, menambah kekecewaan bagi penonton.

Bukan hanya itu, penggunaan alur maju mundur untuk menggali latar belakang karakter pendukung justru membingungkan, seakan-akan penonton sudah tahu semua detail cerita asli yang seharusnya diceritakan lebih jelas. Banyak plot yang telah dibangun di awal drama mulai terasa menguap, meninggalkan banyak celah yang tak terisi, membuat penonton merasa terputus dari cerita yang seharusnya lebih terstruktur.

Puncaknya, drama ini menyisipkan unsur politik internasional yang tidak relevan dengan cerita romantis yang ada. Masalah politik yang tiba-tiba muncul pada episode terakhir, dengan referensi yang jelas mengarah pada Palestina dan Israel, berusaha diselipkan dengan menggunakan nama negara fiksi seperti Paltima dan Izmael. Tentu saja, keputusan ini hanya menambah kebingunguan dan merusak alur cerita utama, yang seharusnya tetap fokus pada hubungan para karakter utama.

Namun, tidak semuanya buruk. Backstory muda dari Paik Sa-eon dan Hong Hee-joo yang diperankan oleh Shin Yeon-woo dan Lee Jae-joon memberikan nuansa baru yang menarik dalam cerita ini. Meskipun demikian, itu tidak cukup untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang semakin terasa di sepanjang drama.

Secara keseluruhan, When the Phone Rings adalah drama yang memulai dengan harapan besar tetapi berakhir dengan kekecewaan. Meski chemistry antara karakter utama masih bisa sedikit menyelamatkan drama ini, penulis dan tim kreatif gagal menyelesaikan cerita dengan baik, terutama dengan menyisipkan elemen politik yang tidak diperlukan dan merusak alur yang telah dibangun dengan begitu hati-hati di awal.

Kebakaran Menghentikan Premier Film Terbaru, Dampaknya di California

Serangkaian acara pemutaran perdana film di Los Angeles yang dijadwalkan pada Selasa, 7 Januari 2025, terpaksa dibatalkan akibat kebakaran besar yang melanda California. Beberapa film yang seharusnya tayang perdana pada malam itu termasuk Wolf Man, Unstoppable, Better Man, dan The Pitt. Bencana alam yang melanda wilayah tersebut memaksa studio-studio besar untuk mengambil keputusan yang sulit, demi keselamatan publik.

Batalnya Premiere Film Besar

Amazon MGM Studios dan Universal Studios mengumumkan pembatalan dua acara besar mereka, yakni pemutaran perdana Unstoppable dan Wolf Man, yang awalnya direncanakan pada Selasa malam. Kedua studio tersebut merilis pernyataan yang menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil mengingat situasi cuaca yang memburuk dan risiko kebakaran yang semakin mengancam.

“Mengingat situasi cuaca yang semakin buruk dan ancaman kebakaran yang semakin meluas di Los Angeles, kami dengan berat hati mengumumkan bahwa premiere Unstoppable malam ini dibatalkan,” ujar Amazon MGM Studios dalam pengumumannya.

Hal yang sama juga berlaku untuk Wolf Man, di mana pihak Universal menyampaikan bahwa acara tersebut terpaksa dibatalkan akibat peningkatan kebakaran dan peringatan evakuasi yang telah dikeluarkan.

Netflix dan Studio Lain Ikut Membatalkan Acara

Netflix, yang merencanakan acara perayaan untuk film Emilia Perez, juga terpaksa membatalkan pertemuan tersebut. Acara ini semula direncanakan untuk menampilkan bintang Karla Sofia Gascon serta penulis lagu Camille & Clement. Namun, karena kebakaran yang meluas di kawasan Los Angeles, acara tersebut tidak bisa dilanjutkan.

Selain itu, beberapa studio lain juga mengumumkan pembatalan pemutaran perdana film mereka pada Rabu, 8 Januari 2025. Paramount membatalkan premiere Better Man, sementara Max juga mengikuti langkah serupa dengan membatalkan acara The Pitt. Keputusan ini diambil untuk memastikan keselamatan para tamu undangan dan staf di tengah situasi yang semakin berbahaya.

Kebakaran yang Melanda Wilayah California

Kebakaran besar yang melanda kawasan California diperkirakan telah menghanguskan lebih dari 1.200 hektar wilayah, dengan pusat kebakaran berada di dataran tinggi Palisades. Dalam upaya mengurangi risiko lebih lanjut, pemerintah setempat telah mengeluarkan peringatan evakuasi untuk beberapa area seperti Sunset Mesa, Palisades Highlands, dan Rustic Canyon. Ratusan warga dari kawasan tersebut terlihat mengungsi dengan meninggalkan rumah mereka dan kendaraan yang terparkir di sepanjang jalan Palisades Drive.

Angin kencang yang menyertai kebakaran semakin memperburuk situasi, dengan kebakaran juga merambah ke kawasan Eaton Canyon di Altadena, yang terletak di utara Pasadena. Para petugas pemadam kebakaran dan tim penyelamat terus berusaha untuk mengendalikan api, namun ancaman terhadap keselamatan warga tetap tinggi.

Dampak pada Dunia Hiburan

Kebakaran yang memaksa pembatalan acara-acara besar ini menunjukkan betapa besar dampak bencana alam terhadap industri hiburan. Tidak hanya mengganggu jadwal yang telah dipersiapkan selama berbulan-bulan, tetapi juga membahayakan keselamatan banyak orang. Meskipun demikian, prioritas utama tetap pada keselamatan para individu yang terancam oleh bencana alam ini.

Bagi banyak orang di dunia hiburan, keputusan untuk membatalkan acara menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan perhatian terhadap lingkungan, terutama di kawasan yang rentan terhadap bencana alam seperti kebakaran hutan.

Tolak Tawaran Film Mirip Midsommar, Florence Pugh Sebut Pengalaman Tersebut Menyiksa

Aktris Florence Pugh mengungkapkan bahwa ia merasa enggan untuk kembali membintangi film seberat Midsommar, karya sutradara Ari Aster, setelah mengalami dampak psikologis yang cukup dalam akibat peran yang ia jalani. Pugh menggambarkan pengalamannya dalam memerankan karakter Dani, seorang perempuan yang menghadapi trauma emosional dalam sebuah festival yang ternyata berujung pada kengerian, sebagai suatu proses yang sangat menguras dirinya.

Menurut Pugh, meskipun ia merasa bangga dengan hasil kerja kerasnya dalam Midsommar, pengalaman tersebut meninggalkan bekas yang cukup dalam dan membuatnya menyadari pentingnya menjaga keseimbangan mental dalam memilih peran. “Ada peran-peran tertentu yang membuat saya mengerahkan seluruh kemampuan saya, tetapi setelah itu saya merasa seperti hancur dalam waktu yang lama,” jelas Pugh mengenai perannya dalam film horor yang membuat namanya semakin dikenal di seluruh dunia.

Aktris yang juga dikenal lewat Little Women ini menjelaskan bahwa meskipun Midsommar memberinya banyak kesempatan dan pengakuan, ia merasa proses penggarapan film tersebut terlalu berat. “Saat saya melihat kembali penampilan saya di Midsommar, saya merasa bangga, tetapi saya juga menyadari bahwa saya perlu memberi batas pada diri saya sendiri,” lanjut Pugh.

Pugh juga mengungkapkan bahwa ia telah belajar untuk menjaga kesejahteraan emosionalnya dan menghindari peran-peran yang bisa menguras dirinya secara berlebihan. Meski begitu, ia tidak menyesali keputusannya untuk bekerja sama dengan Ari Aster, dan merasa bangga dengan hasil yang dicapai melalui film tersebut. “Meskipun itu adalah pengalaman yang sangat berat, saya tidak menyesalinya,” tambahnya.

Peran sebagai Dani dalam Midsommar memang menjadi tonggak penting dalam karier Florence Pugh, membawanya ke sorotan internasional. Film horor yang penuh ketegangan dan emosi itu menggambarkan perjalanan Dani yang berusaha pulih dari kehilangan dan trauma, hanya untuk menghadapi kenyataan mengerikan dalam sebuah sekte. Akting Pugh sebagai Dani, dengan ekspresi yang kuat dan emosional, mendapat pujian luas dari kritikus dan penonton.

Sejak sukses besar di Midsommar, Florence Pugh semakin mendapat tempat di dunia perfilman internasional. Ia kemudian tampil dalam berbagai film besar, seperti Little Women, Black Widow, Don’t Worry Darling, dan yang terbaru, Oppenheimer. Keputusan Pugh untuk memilih peran dengan bijak dan mengutamakan kesehatan mental menunjukkan kedewasaannya sebagai seorang aktris yang terus berkembang dalam industri hiburan.

Namun, meskipun Pugh enggan mengambil peran yang terlalu membebani dirinya, ia tetap mengapresiasi setiap langkah yang telah membentuk kariernya hingga saat ini. Pugh kini lebih selektif dalam memilih proyek-proyek yang sejalan dengan visinya sebagai aktris, namun tetap menjaga integritas dan kesejahteraan pribadinya.

Viral Video Pria Medan Mengeluh Laporannya Tak Ditanggapi, Polda Sumut Berikan Penjelasan

Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria di Medan mengeluhkan ketidakpuasannya terhadap layanan kepolisian viral di media sosial. Dalam video tersebut, pria yang diketahui bernama Yogi Simamora mengaku bahwa laporannya tidak ditanggapi oleh petugas polisi saat ia berusaha melaporkan sebuah kejahatan.

Dalam video yang beredar luas, Yogi terlihat frustrasi dan marah karena merasa diabaikan oleh pihak kepolisian. Ia menyatakan bahwa saat mencoba melapor, petugas mengatakan bahwa mereka tidak bisa melayani karena sedang dalam jam istirahat. Hal ini memicu reaksi negatif dari masyarakat yang menilai pelayanan publik seharusnya tidak terganggu oleh waktu istirahat. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang baik antara masyarakat dan institusi penegak hukum.

Menanggapi viralnya video tersebut, Polda Sumut memberikan klarifikasi melalui juru bicara mereka. Pihak kepolisian menjelaskan bahwa mereka memiliki prosedur tertentu yang harus diikuti, termasuk waktu-waktu tertentu untuk menerima laporan. Mereka juga menegaskan bahwa setiap laporan akan tetap diproses meskipun ada keterbatasan waktu. Ini mencerminkan upaya Polda Sumut untuk menjelaskan situasi dan mengurangi kesalahpahaman di masyarakat.

Kejadian ini menyoroti pentingnya pelayanan publik yang responsif dan profesional dari pihak kepolisian. Masyarakat berhak mendapatkan layanan yang baik dan cepat, terutama ketika melaporkan kasus kejahatan. Hal ini juga menjadi pengingat bagi institusi penegak hukum untuk terus meningkatkan kualitas layanan mereka agar dapat memenuhi harapan publik.

Meskipun ada kritik terhadap pelayanan, sejumlah netizen juga memberikan dukungan kepada Polda Sumut dengan menyatakan bahwa tidak semua petugas polisi bersikap demikian. Mereka berharap agar masyarakat dan polisi dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Ini menunjukkan bahwa dukungan positif dari masyarakat dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antara polisi dan warga.

Dengan viralnya video Yogi Simamora, semua pihak kini diajak untuk merenungkan pentingnya komunikasi dan pelayanan dalam hubungan antara polisi dan masyarakat. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi pihak kepolisian untuk lebih responsif terhadap keluhan masyarakat dan bagi masyarakat untuk memahami prosedur yang ada. Melalui kerja sama yang baik, diharapkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian dapat terus terjaga dan meningkat.

Kemenangan Gemilang “The Brutalist” di Golden Globes 2025 Sebagai Film Drama Terbaik

Film “The Brutalist” berhasil meraih penghargaan Film Drama Terbaik di ajang Golden Globe Awards 2025, mengalahkan pesaing-pesaing kuat seperti A Complete Unknown, Conclave, Dune: Part Two, Nickel Boys, dan September 5. Kemenangan ini semakin lengkap dengan penghargaan Aktro Terbaik yang diraih oleh Adrien Brody dan Sutradara Terbaik yang diterima oleh Brady Corbet, yang juga mengarahkan film ini.

Brady Corbet, yang memberikan pidato penuh emosi saat menerima piala Golden Globe-nya, mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang mendalam kepada seluruh tim yang terlibat dalam pembuatan “The Brutalist”. “Saya sangat terharu,” kata Corbet, yang tampak tak bisa menyembunyikan perasaan bangga atas pencapaian ini.

Corbet juga mengenang perjuangannya dalam mewujudkan film berdurasi lebih dari tiga setengah jam ini, yang mengisahkan perjalanan seorang arsitek bernama Laszlo Toth, seorang penyintas Holocaust yang berjuang untuk memulai hidup baru di Amerika Serikat. “Tidak ada yang meminta film berdurasi tiga setengah jam tentang seorang perancang abad pertengahan, dengan ukuran 70 mm, tetapi film ini berhasil,” ujar Corbet. Pernyataan tersebut menggambarkan tantangan besar yang dihadapi selama proses pembuatan dan distribusi film ini.

Cerita “The Brutalist” mengangkat tema kehidupan Laszlo Toth yang harus menghadapi kenangan kelam masa lalunya serta adaptasi dengan lingkungan barunya. Dengan penggambaran yang mendalam dan visual yang memukau, film ini berhasil memenangkan hati para kritikus dan penonton. Sebelumnya, film ini juga meraih penghargaan di Festival Film Venesia, semakin menambah reputasinya sebagai salah satu karya sinematik yang sangat dihargai.

Proses produksi “The Brutalist” juga menarik perhatian, terutama penggunaan kamera VistaVision, yang terakhir kali digunakan dalam film One-Eyed Jack pada tahun 1961. Keputusan untuk menggunakan teknologi lama ini tidak hanya memberikan nuansa klasik pada film, tetapi juga menambah keindahan visual yang membedakan film ini dari karya-karya modern lainnya.

Kemenangan “The Brutalist” di Golden Globe Awards 2025 semakin mengukuhkan statusnya sebagai film dengan kualitas tinggi, dan menghantarkan Brady Corbet, serta seluruh tim yang terlibat, ke puncak kesuksesan dalam dunia perfilman internasional.

Deretan Film Indonesia Siap Menghibur Januari 2025, Horor Jadi Daya Tarik Utama

Jakarta – Memasuki tahun baru 2025, sejumlah film Indonesia siap meramaikan bioskop di seluruh Tanah Air. Beragam genre menarik seperti fantasi, horor, drama, romansa, hingga olahraga hadir untuk memanjakan pecinta sinema. Berikut ini adalah deretan film yang dijadwalkan tayang sepanjang Januari 2025:

  1. Zanna: Kisah di Pulau Vulkanik
    Film animasi ini menghadirkan petualangan magis Zanna, seorang gadis yang terpisah dari keluarganya dan menemukan dunia penuh keajaiban. Bersama dua peri, Zanna berjuang untuk kembali ke rumah. Film ini tayang mulai 2 Januari 2025.
  2. Utusan Iblis
    Kisah menegangkan ini mengikuti psikiater Olivia yang terlibat dalam kasus pembunuhan brutal melibatkan seorang wanita muda. Diwarnai elemen psikologi dan misteri, film ini tayang perdana pada 2 Januari.
  3. Almarhum
    Drama horor tentang keluarga yang mengalami teror setelah kehilangan anggota keluarga. Dibintangi Dimas Adhitya dan Rizky Hanggono, film ini hadir mulai 9 Januari 2025.
  4. Ambyar Mak Byar
    Happy Asmara memulai debut aktingnya dalam kisah tentang perjuangan band campursari “Konco Seneng” di tengah konflik cinta dan impian. Tayang mulai 9 Januari.
  5. Elang
    Film olahraga ini bercerita tentang dilema pemain sepak bola timnas Garuda yang dihadapkan pada pilihan besar. Dibintangi Ganindra Bimo, film ini akan tayang 9 Januari.
  6. Ketindihan
    Horor bertema atlet tenis yang menghadapi gangguan misterius. Haico Van der Veken tampil memukau dalam film yang tayang mulai 9 Januari.
  7. 1 Imam 2 Makmum
    Drama pernikahan yang menyentuh hati ini menggambarkan dilema seorang wanita yang menikahi pria yang masih mencintai mendiang istrinya. Film ini tayang mulai 16 Januari.
  8. Pengantin Setan
    Diadaptasi dari kisah viral, film horor ini mengangkat kisah rumah tangga yang diganggu makhluk gaib. Film ini tayang mulai 16 Januari.
  9. Bayang-Bayang Anak Jahanam
    Kisah tentang anak dengan kekuatan misterius yang membawa kehancuran. Dibintangi Taskya Namya, film ini hadir pada 16 Januari.
  10. Eva Pendakian Terakhir
    Diangkat dari kisah nyata, film ini mengisahkan tragedi pendakian gunung. Tayang mulai 23 Januari.
  11. Keajaiban Air Mata Wanita
    Film inspiratif yang diadaptasi dari buku “Rahasia Magnet Rezeki” ini akan tayang mulai 23 Januari.
  12. Sebelum 7 Hari
    Misteri dan supranatural mewarnai film ini yang tayang pada 23 Januari 2025.
  13. Mama
    Kisah haru seorang ayah yang berjuang melanjutkan hidup dengan anaknya, tayang mulai 23 Januari.
  14. Pengantin Iblis
    Drama horor tentang perjuangan seorang ibu demi anaknya yang menghadapi kondisi sulit. Film ini tayang mulai 26 Januari.

Januari 2025 menjadi bulan penuh warna bagi perfilman Indonesia, menghadirkan cerita-cerita yang mampu memikat penonton dari berbagai latar belakang. Jangan lewatkan kesempatan menyaksikan deretan film ini di bioskop terdekat!