Nama Diding Boneng mungkin sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang, terutama bagi penggemar film dan komedi Indonesia. Namun, di balik sosok antagonis yang sering beradu akting dengan trio Warkop DKI, ada seorang Zainal Abidin Zetta, aktor senior yang telah mengukir perjalanan panjang di dunia hiburan Indonesia sejak 1973.
Awal Karier di Dunia Teater
Sebelum dikenal luas dengan nama Diding Boneng, Zainal Abidin Zetta memulai kariernya di dunia teater pada tahun 1973. Perjalanan panjangnya dimulai dari panggung seni, yang kemudian membawanya ke layar lebar. Pada 1980, ia debut di film melalui “Tiga Dara Mencari Cinta”. Namun, namanya mulai dikenal luas setelah ia bergabung dengan Warkop DKI. Dalam sejumlah film Warkop DKI, Zainal sering kali memerankan karakter antagonis yang mengundang tawa penonton.
Dari Peran Antagonis Hingga Kembali ke Layar Lebar
Meskipun sempat vakum dari dunia hiburan, Zainal Abidin Zetta kembali menunjukkan bakat aktingnya lewat peran yang cukup mengejutkan. Di “KKN di Desa Penari” (2022) dan sekuelnya “Badarawuhi di Desa Penari”, ia memerankan Mbah Buyut, sebuah karakter yang menuntut kemampuan menguasai dialek Jawa. Peran ini menunjukkan bahwa meskipun usia tidak lagi muda, semangat untuk berkarya tetap membara.
Komedi dengan Filosofi
Diding Boneng, atau Zainal, juga dikenal dengan pandangan hidupnya mengenai komedi. Bagi dirinya, humor yang baik adalah humor yang tidak merendahkan atau menyakiti orang lain. Etika dan tanggung jawab dalam menyampaikan humor adalah hal yang selalu ia pegang teguh, yang mencerminkan sosoknya sebagai pribadi yang bijak dan penuh wawasan.
Filmografi yang Beragam
Tak hanya Warkop DKI, Zainal juga tampil di sejumlah film menarik lainnya, seperti “Bisa Naik Bisa Turun” (1992) dan “Dancing Village: The Curse Begins” (2024). Kemampuan aktingnya yang tak terbatas pada satu genre menunjukkan bahwa Zainal adalah aktor yang mampu beradaptasi dengan berbagai peran dan cerita.
Mengajar Teater: Hobi yang Menjadi Pekerjaan
Memasuki usia ke-74 pada 2024, Zainal kini lebih memilih hidup sederhana. Meskipun pernah menikmati masa kejayaan di industri hiburan, kini ia lebih fokus pada kegiatan mengajar teater. Dengan mengajarkan seni peran kepada generasi muda, Zainal tetap aktif dan terhubung dengan dunia seni. Mengajar teater baginya bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga cara untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Kesederhanaan yang Penuh Makna
Bagi Zainal, kebahagiaan bukan diukur dengan materi atau kemewahan. Dengan hidup sederhana, ia merasa cukup dan bahagia. Pilihan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga serta mengajarkan seni peran menjadi sumber kebahagiaan yang sesungguhnya. Kisah hidupnya mengajarkan kita bahwa kesederhanaan bisa membawa kebahagiaan yang mendalam, dan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada hal-hal yang tak selalu tampak di permukaan.
Zainal Abidin Zetta, yang dikenal dengan nama panggung Diding Boneng, adalah contoh nyata dari seorang seniman sejati yang tak hanya mengejar kemewahan, tetapi juga menjaga integritas, berbagi pengetahuan, dan terus berkarya meski usianya sudah tidak muda lagi. Kisahnya adalah inspirasi untuk kita semua, bahwa setiap fase dalam hidup bisa dimaknai dengan cara yang berbeda, dan kebahagiaan sesungguhnya ada pada apa yang kita pilih untuk kita jalani.