Waspada! Inilah Wilayah di Jawa Timur yang Berpotensi Banjir pada Desember 2024

Jawa Timur tengah menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa wilayah ini akan mengalami curah hujan yang sangat tinggi pada bulan Desember 2024, yang berpotensi menimbulkan banjir dan gelombang tinggi di sejumlah daerah. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa fenomena cuaca ekstrem ini terjadi akibat adanya pengaruh kondisi global yang memengaruhi pola cuaca di Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Bali.

Berdasarkan data BMKG, curah hujan di Jawa Timur diperkirakan akan sangat tinggi pada Desember 2024. Beberapa daerah memiliki peluang curah hujan menengah (51-150 mm) lebih dari 70 persen, sementara beberapa lainnya dapat mencapai intensitas curah hujan tinggi (151-300 mm) dengan peluang lebih dari 60 persen. Hal ini tentu menjadi ancaman potensial bagi wilayah yang rawan banjir. BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir dan cuaca buruk lainnya.

Wilayah yang Berpotensi Banjir
Beberapa wilayah di Jawa Timur telah dipetakan sebagai daerah yang berisiko tinggi terhadap banjir. Di antaranya adalah:

  1. Blitar – Kecamatan Gandusari, Kecamatan Nglegok
  2. Gresik – Kecamatan Sangkapura, Kecamatan Tambak
  3. Jember – Kecamatan Bangsalsari, Kecamatan Panti, Kecamatan Sumberbaru, Kecamatan Tanggul
  4. Malang – Kecamatan Ngantang
  5. Pacitan – Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Pringkuku
  6. Probolinggo – Kecamatan Krucil, Kecamatan Tiris

Dengan intensitas hujan yang diprediksi cukup tinggi, masyarakat di wilayah-wilayah tersebut diminta untuk lebih waspada terhadap kemungkinan banjir yang dapat terjadi secara mendadak.

Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Jawa Timur
Selain potensi banjir, BMKG juga memperingatkan adanya potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan selatan Jawa Timur. Gelombang dengan ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter diprediksi terjadi di perairan Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan Banyuwangi. Bagi para nelayan atau wisatawan yang beraktivitas di kawasan pesisir, imbauan ini sangat penting untuk menghindari risiko yang ditimbulkan oleh gelombang laut yang tinggi.

Penyebab Cuaca Ekstrem di Jawa Timur
Cuaca ekstrem yang melanda Jawa Timur ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi. Pertama, wilayah Jawa Timur kini tengah memasuki musim hujan, bahkan beberapa daerah sudah mencapai puncak musim hujan, yang menyebabkan curah hujan meningkat tajam. Kedua, fenomena gelombang atmosfer seperti Kelvin, Equatorial Rossby, dan Madden Julian Oscillation (MJO) juga melintasi wilayah Jawa Timur, yang meningkatkan pembentukan awan-awan penghujan di langit.

Selain itu, aktifnya Monsun Asia turut memperburuk kondisi cuaca dengan menambah suplai uap air ke atmosfer. Suhu muka laut yang hangat di sekitar perairan Jawa Timur juga berkontribusi dalam meningkatkan uap air, yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah ini.

Dengan adanya potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan memantau perkembangan informasi cuaca secara berkala. Keberadaan sistem peringatan dini dari BMKG diharapkan dapat membantu mengurangi dampak dari bencana yang mungkin terjadi, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi cuaca buruk.

Kesimpulan
Desember 2024 menjadi bulan yang penuh tantangan bagi Jawa Timur dengan potensi cuaca ekstrem yang melibatkan hujan lebat, banjir, serta gelombang tinggi. Penting bagi masyarakat untuk memperhatikan peringatan BMKG dan mengutamakan keselamatan diri serta keluarga, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan banjir. Bersama-sama, kita bisa menghadapinya dengan persiapan yang matang dan kewaspadaan yang tinggi.

Pray For Sukabumi Trending Di Media Sosial, Karena Banjir Dan Longsor Dimana-mana

Pada tanggal 5 Desember 2024, tagar #PrayForSukabumi menjadi trending di media sosial setelah bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Banjir dan longsor melanda beberapa wilayah di sana, mengakibatkan kerusakan yang signifikan dan mempengaruhi kehidupan ribuan warga.

Sejak awal Desember, hujan deras terus mengguyur wilayah Sukabumi, menyebabkan banjir besar dan longsor di berbagai daerah. Curah hujan yang tinggi memperburuk kondisi tanah yang sudah jenuh air, menyebabkan beberapa titik di kawasan tersebut terendam banjir. Di tempat lain, longsor menutupi jalan utama, menghambat aktivitas warga, dan mengancam keselamatan jiwa.

Banjir yang melanda Sukabumi mengakibatkan rusaknya banyak infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan rumah-rumah warga. Beberapa fasilitas publik juga dilaporkan rusak parah. Kondisi ini membuat aktivitas perekonomian terganggu, terutama bagi warga yang bergantung pada sektor pertanian dan perdagangan kecil yang terimbas bencana tersebut.

Masyarakat Sukabumi tidak tinggal diam. Mereka bersama dengan relawan dan aparat setempat, bekerja sama untuk mengevakuasi warga yang terdampak, membersihkan sisa-sisa material longsoran, serta memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Tindakan solidaritas ini memperlihatkan kekuatan gotong-royong yang masih kental di masyarakat Indonesia.

Pemerintah daerah Sukabumi telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa langkah-langkah penanganan darurat sedang dilaksanakan. Tim SAR dan aparat terkait terus dikerahkan untuk menyelamatkan warga yang terperangkap. Selain itu, bantuan logistik dan medis juga mulai disalurkan untuk memenuhi kebutuhan dasar korban bencana.

Di media sosial, warganet yang menggunakan tagar #PrayForSukabumi menunjukkan rasa simpati dan doa untuk masyarakat yang terdampak bencana. Banyak pihak turut menggalang donasi untuk membantu korban dan memastikan mereka mendapatkan bantuan yang cepat. Harapan agar bencana ini segera berlalu dan bantuan cepat sampai semakin menggema di dunia maya.