Gus Miftah, seorang ulama yang juga dikenal aktif di media sosial, tiba-tiba menjadi sorotan setelah video yang memperlihatkan dirinya berkonfrontasi dengan seorang pedagang es teh viral di X (sebelumnya Twitter). Dalam video tersebut, Gus Miftah tampak marah dan mengucapkan kata-kata kasar kepada pedagang es teh yang dinilai melakukan kesalahan. Salah satu kata yang membuat heboh adalah “Goblok,” yang diucapkan dengan nada tinggi dan langsung memicu reaksi publik.
Setelah video tersebut tersebar, perdebatan sengit muncul di media sosial, dengan banyak pengguna yang mengkritik ucapan kasar Gus Miftah, sementara sebagian lainnya berusaha membela dengan alasan bahwa cara berbicaranya merupakan bagian dari karakter pribadinya yang tegas. Di platform X, topik ini menjadi perbincangan utama, dengan hashtag #GusMiftahViral dan #GusMiftahEsTeh menjadi trending topic.
Sebagai seorang tokoh agama yang dihormati banyak orang, pernyataan Gus Miftah memicu kontroversi besar di kalangan masyarakat Indonesia, yang cenderung sangat sensitif terhadap ucapan publik dari tokoh agama. Banyak yang menilai bahwa perkataan seperti itu tidak pantas keluar dari seorang ulama, mengingat ajaran agama Islam mengedepankan sikap santun dan beradab.
Merespons kejadian tersebut, Gus Miftah menyampaikan permohonan maaf melalui akun media sosialnya. Dia menjelaskan bahwa ucapannya tidak dimaksudkan untuk merendahkan atau menyinggung penjual es teh tersebut. Gus Miftah mengungkapkan bahwa ia kadang-kadang terlalu terbawa perasaan dalam situasi tertentu, dan berharap peristiwa ini menjadi pelajaran berharga untuk lebih berhati-hati dalam berbicara di depan publik.
Kejadian ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga etika komunikasi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. Walaupun permohonan maaf telah disampaikan, insiden ini tetap menunjukkan betapa besar pengaruh ucapan atau tindakan seorang tokoh publik terhadap opini publik. Sebagai figur agama yang dihormati, kehatian-hatian dalam berbicara sangatlah penting agar pesan yang disampaikan tetap sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang.