Pada 27 Oktober 2024, film terbaru dalam franchise Marvel, “Venom: The Last Dance,” resmi dirilis di bioskop-bioskop seluruh dunia. Meskipun banyak penggemar yang menantikan kelanjutan cerita antihero Venom, hasil pendapatan pembuka film ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan dua film sebelumnya dalam franchise ini. Penurunan ini menimbulkan pertanyaan tentang daya tarik film di kalangan penonton.
“Venom: The Last Dance” mencatatkan pendapatan pembuka sebesar $45 juta di akhir pekan pertamanya, jauh di bawah $80 juta yang diraih oleh “Venom” (2018) dan $65 juta dari sekuelnya, “Venom: Let There Be Carnage” (2021). Penurunan ini menandakan bahwa meskipun franchise ini memiliki basis penggemar yang kuat, minat penonton tampaknya mulai berkurang. Hal ini menjadi perhatian bagi pihak studio dan para pemangku kepentingan lainnya.
Beberapa faktor mungkin berkontribusi terhadap penurunan pendapatan ini. Persaingan dari film-film lain yang dirilis bersamaan, serta ulasan campuran dari kritikus dan penonton, dapat memengaruhi keputusan orang untuk menonton film ini di bioskop. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa mungkin penonton sudah mulai jenuh dengan formula cerita yang serupa dalam franchise ini.
Pihak studio, Sony Pictures, menyatakan bahwa mereka tetap optimis dengan kinerja film dalam jangka panjang. Mereka mengungkapkan harapan bahwa penjualan tiket akan meningkat seiring dengan waktu, terutama melalui word-of-mouth positif dari penonton. Selain itu, mereka juga berencana untuk melakukan kampanye pemasaran tambahan untuk menarik lebih banyak penonton.
Dengan hasil awal yang kurang memuaskan, masa depan franchise “Venom” mungkin dipertanyakan. Namun, para penggemar dan kritikus masih berharap bahwa “Venom: The Last Dance” dapat memberikan kejutan positif di box office dalam minggu-minggu mendatang. Semua mata kini tertuju pada bagaimana film ini akan beradaptasi dan berkembang dalam industri yang semakin kompetitif, serta apa langkah selanjutnya untuk karakter ikonik ini.