Jakarta — Film “Joker 2” telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan penggemar film setelah penayangan perdananya. Banyak yang bertanya-tanya tentang makna akhir cerita dan nasib karakter utama, Arthur Fleck, yang diperankan oleh Joaquin Phoenix. Ending film ini meninggalkan banyak pertanyaan, terutama mengenai apakah Arthur benar-benar hidup atau mati.
Di akhir film, Arthur tampaknya berada dalam keadaan mental yang semakin memburuk. Setelah melakukan serangkaian kekacauan dan pembunuhan, ia berhadapan dengan konsekuensi dari tindakannya. Dalam momen klimaks, Arthur dihadapkan pada pilihan antara melanjutkan kehidupannya sebagai Joker atau menerima kenyataan pahit yang dihadapinya. Adegan terakhir menunjukkan Arthur tertawa sendirian di rumah sakit jiwa, menyiratkan bahwa dia mungkin telah sepenuhnya kehilangan akal sehatnya.
Beberapa penggemar berpendapat bahwa akhir ini mengisyaratkan kematian Arthur, dengan simbolisme yang kuat. Ketika dia tertawa, itu bisa diartikan sebagai pengakuan bahwa dia telah menemukan “kebebasan” dalam kekacauan yang dia ciptakan. Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa dia masih hidup dan melanjutkan hidup sebagai Joker, simbol perlawanan terhadap masyarakat yang telah menolaknya.
Reaksi terhadap ending film sangat beragam. Banyak kritikus film menilai bahwa akhir terbuka ini memberikan ruang bagi interpretasi penonton. “Akhir yang ambigu ini menciptakan diskusi yang menarik tentang kesehatan mental dan pengaruh trauma dalam kehidupan seseorang,” ungkap seorang kritikus film.
Dalam wawancara setelah perilisan, sutradara Todd Phillips menyatakan bahwa ia ingin penonton mempertanyakan moralitas dan kemanusiaan dalam diri Arthur. Dengan menutup cerita dengan cara yang tidak jelas, Phillips berhasil menciptakan perdebatan yang mendalam di kalangan penonton, memastikan bahwa “Joker 2” akan terus dibicarakan dan dianalisis dalam waktu yang lama.