The Last Supper: Drama Reflektif dari Perspektif Murid Yesus

https://hqclix.net

Film The Last Supper karya sutradara Italia Mauro Borelli hadir dengan pendekatan yang berbeda dari film-film bertema Alkitab lainnya. Alih-alih berfokus pada penderitaan dan penyaliban Yesus, film ini mengangkat sisi batiniah para murid, terutama Petrus dan Yudas Iskariot. Cerita dikisahkan melalui sudut pandang Petrus yang juga bertindak sebagai narator, menyelami pertentangan batin dan keraguan yang dialami Yudas menjelang pengkhianatannya terhadap Yesus.

Yudas digambarkan mengalami dilema moral yang berat, terutama setelah menerima tawaran dari Imam Besar Kayafas untuk menyerahkan Yesus demi imbalan uang. Konflik batin ini diperkuat dengan kehadiran simbolik Setan dalam wujud ular yang menggoda Yudas. Ketegangan antara Petrus dan Yudas pun terlihat jelas, namun sesekali diimbangi oleh karakter Yohanes yang ringan dan bersahabat.

Film ini mengambil latar utama Perjamuan Terakhir, memperlihatkan Yesus bersama para murid menjalankan ritual Paskah Yahudi, sembari menyampaikan pesan-pesan penting secara halus. Di saat yang sama, sebuah keluarga Yahudi di lantai bawah menjalankan tradisi makan malam Paskah dengan hidangan khas. Kisah penderitaan Yesus hanya disampaikan singkat melalui kilas balik dan tidak menampilkan adegan penyaliban secara eksplisit.

Meskipun memiliki visual yang mendukung suasana spiritual, film ini terasa lambat dan kurang menyentuh secara emosional. Penokohan Yesus pun terkesan tenggelam oleh kekuatan akting Petrus dan Yudas. The Last Supper cocok bagi penonton yang ingin merenung di masa Prapaskah tanpa menyaksikan adegan brutal penyaliban.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *