Snow White 2025: Ketika Eksperimen Modernisasi Berujung Kegagalan

Disney menghadapi pukulan besar dengan kegagalan komersial dari adaptasi live-action Snow White tahun 2025. Film ini menerima ulasan negatif dan tampil buruk di box office, memicu diskusi luas mengenai keputusan kreatif yang diambil. Salah satu aspek yang paling disorot adalah perubahan signifikan terhadap materi sumber yang ikonik. Pemilihan Rachel Zegler sebagai pemeran utama menimbulkan kontroversi, karena banyak yang merasa karakter Snow White seharusnya tetap sesuai dengan deskripsi klasiknya. Selain itu, pernyataan Zegler yang mengkritik film animasi tahun 1937 dianggap meremehkan warisan Disney, membuat sebagian besar penggemar merasa terasing.

Tak hanya aspek pemeran, perubahan naratif juga menjadi faktor yang memperburuk penerimaan film ini. Snow White tidak lagi menunggu pangeran, tetapi diceritakan sebagai seorang pemimpin pemberontakan. Nama Snow White yang sebelumnya merujuk pada kulitnya kini diubah menjadi simbol badai salju saat kelahirannya. Tak hanya itu, penghapusan karakter tujuh kurcaci yang digantikan dengan makhluk CGI beragam juga memicu kritik luas. Banyak yang menganggap pendekatan ini sebagai pemaksaan agenda modern tanpa mempertimbangkan daya tarik asli cerita.

Kegagalan Snow White bukanlah yang pertama bagi Disney dalam tren adaptasi live-action. Beberapa film seperti Mulan (2020) dan Pinocchio (2022) juga mengalami nasib serupa. Kritik terhadap CGI yang kurang meyakinkan, perubahan karakter yang tidak sesuai ekspektasi, serta hilangnya elemen nostalgia menjadi pola berulang yang merusak citra Disney. Kegagalan ini memperlihatkan bahwa inovasi tanpa mempertimbangkan esensi cerita dapat berujung pada penolakan dari penonton setia.

Live-Action Snow White Siap Hadir dengan Kisah yang Lebih Segar dan Berani

Film live-action Snow White siap memanjakan para penggemar Disney di layar lebar Indonesia dengan tampilan yang lebih modern dan memukau. Disutradarai oleh Marc Webb, film ini merupakan adaptasi dari animasi klasik Snow White and the Seven Dwarfs (1937) karya David Hand, yang menjadi salah satu film animasi pertama dalam sejarah perfilman. Tidak hanya menghadirkan kembali kisah legendarisnya, versi terbaru ini juga diperkaya dengan sentuhan musikal dari Benj Pasek dan Justin Paul, yang sebelumnya sukses menciptakan lagu-lagu dalam The Greatest Showman dan La La Land. Kehadiran musik baru ini akan memberikan pengalaman yang lebih emosional dan menyentuh bagi para penonton.

Film ini kembali mengangkat kisah Putri Salju, seorang putri yang memiliki kecantikan luar biasa hingga membuat Ratu Jahat iri dan berambisi menyingkirkannya. Tak ingin nasibnya berakhir tragis, Putri Salju melarikan diri ke dalam hutan, tempat ia bertemu dengan tujuh kurcaci yang baik hati. Para kurcaci ini tidak hanya memberinya perlindungan tetapi juga menjadi sahabat sejati dalam perjalanan hidupnya. Namun, ancaman dari Ratu Jahat terus menghantui, karena ia menggunakan segala cara untuk memastikan Putri Salju tidak akan kembali merebut tahtanya. Dengan sihir hitamnya, Ratu Jahat menyusun rencana licik untuk menyingkirkan sang putri selamanya.

Berbeda dari versi animasi klasiknya, film live-action Snow White menghadirkan Putri Salju dengan karakter yang lebih berani dan mandiri. Jika dalam versi asli ia lebih banyak bergantung pada orang lain, kali ini Putri Salju digambarkan sebagai sosok yang lebih kuat, memiliki tekad untuk menentukan nasibnya sendiri, dan berjuang untuk mendapatkan keadilan. Tema tentang kekuatan perempuan dan perjuangan melawan kejahatan menjadi pesan utama yang ingin disampaikan dalam film ini, menjadikannya lebih relevan bagi penonton masa kini.

Selain alur cerita yang lebih kaya, film ini juga menampilkan visual spektakuler dengan efek CGI yang memukau, membawa dunia dongeng Snow White ke dalam realitas yang lebih hidup. Detail kostum dan latar yang megah semakin memperkuat nuansa magis khas Disney. Dengan elemen musikal yang lebih dinamis, drama yang lebih mendalam, serta pengembangan karakter yang lebih kompleks, Snow White siap menghadirkan pengalaman sinematik yang lebih imersif.

Film Snow White dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 19 Maret 2025. Dengan kombinasi elemen klasik dan modern, film ini diharapkan bisa menghadirkan keajaiban baru yang akan dikenang oleh generasi masa kini. Apakah film ini akan membawa kisah Putri Salju ke tingkat yang lebih epik? Para penggemar Disney tentu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menyaksikan petualangan magis ini di layar lebar.