Kontroversi Dukungan Mangaka Jepang Pada Ultah Rurouni Kenshin ke-30

Tokyo – Perayaan ulang tahun ke-30 untuk manga legendaris “Rurouni Kenshin” karya Nobuhiro Watsuki kini tengah menjadi sorotan. Meskipun banyak penggemar yang merayakannya, kontroversi muncul terkait dukungan dari beberapa mangaka Jepang terhadap karya ini, mengingat latar belakang sejarah karakter utamanya.

Beberapa mangaka terkenal, termasuk Eiichiro Oda dari “One Piece” dan Masashi Kishimoto dari “Naruto,” memberikan dukungan mereka dalam bentuk ucapan selamat dan pesan positif untuk “Rurouni Kenshin.” Mereka menekankan pentingnya manga ini dalam perkembangan industri dan pengaruhnya terhadap generasi pembaca. “Rurouni Kenshin telah menjadi bagian dari banyak kehidupan, dan perayaannya sangat berarti,” ujar Oda.

Namun, dukungan ini tidak lepas dari kritik. Banyak penggemar dan aktivis mengingat bahwa Nobuhiro Watsuki terlibat dalam kontroversi hukum terkait materi dewasa yang tidak pantas, yang pernah mengganggu reputasinya. Kritikus merasa bahwa memberikan dukungan pada Watsuki berarti mengabaikan kesalahan masa lalunya. “Kita tidak bisa melupakan apa yang terjadi. Menghormati karya tidak berarti mengabaikan etika,” kata seorang penggemar.

Kontroversi ini memunculkan diskusi lebih luas di kalangan penggemar dan pelaku industri. Beberapa pihak menilai bahwa dukungan dari mangaka ternama akan mempengaruhi pandangan publik terhadap Watsuki dan “Rurouni Kenshin.” Ini juga menjadi refleksi bagi komunitas manga dalam menanggapi kesalahan yang dilakukan oleh kreator mereka. “Kami perlu bijak dalam memberikan dukungan,” ungkap seorang analis industri.

Nobuhiro Watsuki sendiri belum memberikan komentar resmi tentang kontroversi ini. Penerbit Shueisha juga memilih untuk tidak mengambil posisi dalam perdebatan ini. Mereka lebih fokus pada perayaan yang direncanakan, termasuk pameran dan acara diskusi seputar “Rurouni Kenshin.”

Dengan dukungan dan kritik yang muncul bersamaan, perayaan ulang tahun ke-30 “Rurouni Kenshin” menjadi momen yang menggugah perdebatan tentang moralitas dalam seni. Komunitas manga harus menghadapi kenyataan bahwa menghargai karya tidak selalu sederhana, terutama ketika melibatkan kontroversi yang kompleks. Momen ini akan menjadi pelajaran berharga bagi industri manga ke depan.