10 Film Indonesia Paling Laris Sepanjang Masa yang Wajib Ditonton

Industri film Indonesia semakin berkembang pesat, dengan jumlah penonton yang terus meningkat, menunjukkan bahwa film lokal semakin diterima dan dicintai oleh masyarakat. Kalau kamu penasaran film mana saja yang menjadi favorit sepanjang masa, yuk simak daftarnya!

Berikut adalah 10 film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak yang pernah tayang di bioskop tanah air, dari yang bikin ngakak hingga yang menegangkan!

  1. KKN di Desa Penari (2022)
    Total Penonton: 10.061.033
    Film horor ini menjadi yang terlaris sepanjang masa. Diangkat dari cerita viral yang sebelumnya sudah menggemparkan dunia maya, KKN di Desa Penari berhasil mencetak rekor sebagai film Indonesia paling banyak ditonton. Ceritanya mengisahkan sekelompok mahasiswa yang mengalami kejadian mistis saat melaksanakan KKN di sebuah desa terpencil, yang tentunya penuh dengan ketegangan.
  2. Agak Laen (2024)
    Total Penonton: 9.125.188
    Kejutan datang dari film komedi absurd ini. Mengisahkan empat sahabat yang membuka rumah hantu demi meraup keuntungan di pasar malam, namun situasi menjadi kacau ketika rumah hantunya ternyata menjadi lokasi pembunuhan anggota DPR. Agak Laen menggabungkan humor dengan twist yang tak terduga, membuat penonton tercengang.
  3. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016)
    Total Penonton: 6.858.616
    Legenda tidak pernah pudar. Warkop DKI Reborn membawa kembali trio Dono, Kasino, dan Indro dalam versi terbaru, memerankan petualangan mereka sebagai penjaga keamanan di sebuah tempat hiburan. Film ini berhasil memadukan nostalgia dengan humor segar yang membuat penonton terus tertawa.
  4. Pengabdi Setan 2: Communion (2022)
    Total Penonton: 6.391.982
    Sekuel dari film horor Pengabdi Setan ini kembali menghadirkan ketegangan yang semakin menegangkan. Mengikuti kesuksesan film pertama, Pengabdi Setan 2 berhasil memperdalam ceritanya dengan nuansa yang lebih mengerikan, kali ini berlatar di sebuah rumah susun yang semakin memperkuat suasana horornya.
  5. Dilan 1990 (2018)
    Total Penonton: 6.315.664
    Dilan 1990 menjadi fenomena dengan kisah cinta remaja yang bikin baper se-Indonesia. Adaptasi dari novel ini menceritakan kisah Dilan dan Milea, dua remaja yang jatuh cinta di masa SMA, dan langsung menjadi film yang banyak digemari, terutama oleh kaum muda.
  6. Miracle in Cell No. 7 (2022)
    Total Penonton: 5.860.917
    Versi Indonesia dari film Korea yang mengharukan ini menceritakan Dodo, seorang pria dengan keterbatasan mental yang terpaksa dipenjara meski tidak bersalah. Miracle in Cell No. 7 sukses mengaduk perasaan penonton dengan cerita yang penuh haru, membuat banyak orang terharu hingga menangis.
  7. Vina: Sebelum 7 Hari (2024)
    Total Penonton: 5.815.492
    Mengangkat kisah nyata yang tragis, Vina: Sebelum 7 Hari menjadi film horor yang bukan hanya menakutkan, tapi juga menggugah emosi. Cerita tentang pembunuhan Vina dan Eky pada tahun 2016, disajikan dengan penuh ketegangan, sekaligus mengangkat isu kekerasan dan keadilan hukum.
  8. Dilan 1991 (2019)
    Total Penonton: 5.253.411
    Sekuel dari Dilan 1990 ini melanjutkan perjalanan cinta Dilan dan Milea. Namun, kali ini hubungan mereka tidak seindah yang dibayangkan. Berbagai drama dan konflik menguji mereka, namun tetap berhasil menarik perhatian penonton yang sudah akrab dengan kisah cinta mereka.
  9. Jumbo (2025)
    Total Penonton: 5.000.000+
    Film petualangan penuh imajinasi ini mengisahkan Don, seorang anak berbadan gempal yang mewarisi sebuah buku dongeng dari orang tuanya. Ia berusaha mewujudkan kisah dalam buku tersebut ke dalam sebuah pertunjukan seni, namun harus menghadapi masalah bullying dan… arwah yang belum tenang. Jumlah penonton Jumbo terus bertambah karena film ini masih diputar di bioskop.
  10. Sewu Dino (2023)
    Total Penonton: 4.891.609

Sewu Dino kembali menambah daftar film horor Indonesia yang mendominasi pasar. Mengisahkan Sri Rahayu yang terjebak dalam kutukan mistis setelah bekerja sebagai pembantu di keluarga Atmojo. Ketegangan, santet, dan unsur mistis lainnya membuat film ini wajib ditonton bagi penggemar horor.

Selain itu, film Pabrik Gula juga berpotensi masuk ke dalam daftar ini, meskipun jumlah penontonnya masih belum diumumkan secara resmi oleh rumah produksi.

Jadwal Tayang dan Sinopsis Film Jumbo, Pabrik Gula, dan Komang di Banjarmasin

Sejak libur Lebaran kemarin, banyak film layar lebar karya anak bangsa yang kini hadir di bioskop. Bagi detikers yang berada di Banjarmasin, ada beberapa film seru yang wajib ditonton. Semua film tersebut merupakan karya anak bangsa, lho! Ada Jumbo, Pabrik Gula Uncut, dan Komang, yang masih bisa dinikmati hari ini!

Bingung memilih film yang tepat? Tenang, berikut ini kami hadirkan sinopsis dan jadwal tayang film Jumbo, Pabrik Gula Uncut, dan Komang di bioskop Banjarmasin, lengkap dengan informasi harga tiketnya. Langsung aja, simak selengkapnya!

Sinopsis, Jadwal Tayang, dan Harga Tiket Film di Bioskop Banjarmasin 10 April 2025

  1. Jumbo
    Film animasi karya anak bangsa ini menceritakan tentang Don, seorang anak yang sering dibuli karena tubuhnya yang besar. Suatu hari, saat merasa kesepian, Don bertemu Meri, peri kecil yang muncul di sebuah taman bermain tua. Meri membawa Don dalam petualangan penuh tantangan yang mengajarkan keberanian, persahabatan, dan penerimaan diri. Film ini cocok banget buat ditonton bersama keluarga karena selain menghibur, juga mengandung pesan moral yang dalam.

Jadwal Tayang dan Harga Tiket
Studio XXI Banjarmasin:
12.30, 14.30, 16.30, 18.30, 20.30 WITA (Regular 2D, Rp 50.000)
KCM Belda Banjarmasin:
13.00, 15.15, 17.30, 19.45, 22.00 WITA (Regular, Rp 40.000)

  1. Pabrik Gula Uncut
    Bagi pecinta film horor, Pabrik Gula Uncut wajib masuk dalam daftar tontonan. Film ini mengisahkan sebuah pabrik gula tua di Jawa Timur yang dihantui oleh arwah penasaran. Enam buruh musiman yang bekerja di pabrik tersebut terpaksa menghadapi serangkaian peristiwa aneh, mulai dari kecelakaan yang misterius hingga munculnya penampakan makhluk gaib. Dengan atmosfer mistis dan cerita yang menegangkan, film ini berhasil membuat penonton merinding. Versi uncut-nya juga menampilkan adegan dewasa yang hanya boleh ditonton oleh orang berusia 17 tahun ke atas.

Jadwal Tayang dan Harga Tiket
Studio XXI Banjarmasin:
13.00, 15.35, 18.10, 20.45 WITA (Regular 2D, Rp 50.000)
KCM Belda Banjarmasin:
12.45, 15.00, 17.15, 19.30, 21.45 WITA (Regular, Rp 40.000)
Kota Cinema Mall Banjarmasin:
13.15 WITA – KOTA 2 (Regular, Rp 40.000)
15.30 WITA – KOTA 1 (Regular, Rp 40.000)
20.30 WITA – KOTA SUITE 1 (Suites, Rp 75.000)

  1. Komang
    Film drama romantis Komang mengisahkan kisah cinta Ode, seorang pemuda asal Sulawesi Tenggara, dan Ade, seorang perempuan Bali, yang harus menghadapi perbedaan budaya dan keyakinan yang mereka miliki. Cerita mereka penuh dengan momen-momen mengharukan yang dibalut dengan keindahan budaya Indonesia yang autentik. Terinspirasi dari lagu Raim Laode dengan judul yang sama, film ini berhasil menyuguhkan kisah cinta yang menyentuh sekaligus memperkenalkan keberagaman Indonesia.

Jadwal Tayang dan Harga Tiket
Studio XXI Banjarmasin:
12.05, 14.10, 16.15, 18.20, 20.25 WITA (Regular 2D, Rp 50.000)
KCM Belda Banjarmasin:
12.30 , 14.45 , 17.00 , 19.15 , 21.30 WITA (Regular, Rp 40.000)
Kota Cinema Mall Banjarmasin:
13.30 WITA – KOTA 3 (Regular, Rp 20.000)
16.10, 21.00 WITA – KOTA 2 (Regular, Rp 20.000)

Itulah sinopsis, jadwal tayang, dan harga tiket film Jumbo, Pabrik Gula Uncut, dan Komang di Banjarmasin.Jangan lupa untuk memesan tiket melalui aplikasi atau langsung di loket bioskop, dan nikmati film-film seru karya anak bangsa!
Jangan sampai ketinggalan, ya!

5 Pilihan Film Menarik untuk Akhir Pekan, Dari Jumbo Hingga Qodrat 2

Pada akhir pekan ini, bioskop di Indonesia akan menampilkan sejumlah film lokal yang dapat menjadi pilihan hiburan selama libur Lebaran 2025. Salah satu yang menarik adalah Jumbo, film animasi keluarga terbaru dari Indonesia. Penggemar film horor dapat menikmati Qodrat 2, yang kembali dibintangi oleh Vino G. Bastian, atau Pabrik Gula, yang merupakan bagian dari SimpleMan Universe dan disutradarai oleh kreator KKN di Desa Penari.

Bagi para penggemar film aksi, ada A Working Man yang menampilkan Jason Statham, sementara untuk mereka yang suka film melodrama, Norma akan mengisahkan tentang perselingkuhan dalam keluarga.

Berikut adalah lima rekomendasi film terbaru yang bisa Anda saksikan di bioskop:

Jumbo

Jumbo mengisahkan perjalanan Don, seorang anak yang berusaha mewujudkan impian untuk membuat pertunjukan buku dongeng milik orang tuanya. Namun, tidak semua orang mendukungnya; ada yang mengejek bahkan mencuri buku dongeng tersebut. Untungnya, Don selalu didukung oleh Oma, sahabatnya Nurman dan Mae, serta Meri, seorang gadis dari dunia lain yang tengah mencari orang tuanya.

Norma: Antara Mertua dan Menantu

Norma (Tissa Biani), seorang wanita pendiam dan pemalu, merasa bahagia menikah dengan cinta pertamanya, Irfan (Yusuf Mahardika). Mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis, di mana Irfan juga sangat menghormati orang tua Norma, Abdul (Rukman Rosadi) dan Rina (Wulan Guritno). Namun, kebahagiaan itu runtuh ketika Norma mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan ibunya sendiri.

Qodrat 2

Setelah bertarung melawan Assuala, Qodrat (Vino G. Bastian) melanjutkan pencariannya untuk menemukan istrinya, Azizah (Acha Septriasa), yang mengalami depresi setelah menjual dirinya untuk menyelamatkan anak mereka, Alif (Jason Bangun). Azizah kini bekerja di pabrik pemintalan yang tengah dilanda serangkaian kematian misterius. Qodrat berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya, meskipun teror dari iblis terus mengancam.

A Working Man

Levon Cade (Jason Statham) memutuskan meninggalkan profesinya yang penuh kekerasan untuk menjalani kehidupan yang lebih tenang. Namun, ketika putri temannya hilang, ia terpaksa kembali menggunakan keterampilannya untuk menyelamatkan nyawa orang yang ia cintai.

Pabrik Gula

Pabrik Gula menceritakan kisah Endah (Ersya Aurelia) dan teman-temannya yang bekerja sebagai buruh musiman di sebuah pabrik gula. Mereka awalnya tidak menemukan keanehan apa pun, namun mulai merasakan teror setelah terjadinya serangkaian kecelakaan dan kematian misterius di sekitar pabrik. Mereka akhirnya mengetahui bahwa pabrik tersebut berdampingan dengan kerajaan demit yang menginginkan nyawa mereka.

Fadli Zon Perkuat Kiprah Film Indonesia di Kancah Global lewat Hong Kong FILMART 2025

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, memperkuat diplomasi budaya serta ekosistem perfilman Indonesia di kancah global melalui keikutsertaan dalam Hong Kong Asian Film Financing Forum (HAF) ke-23 dan Hong Kong International Film & TV Market (FILMART) yang akan berlangsung pada 18-21 Maret 2025.

Keterlibatan Indonesia dalam ajang perfilman terbesar di Asia ini menjadi strategi penting untuk memperluas jaringan kerja sama, menarik investasi, dan memperkuat distribusi film nasional ke pasar internasional.

“Film adalah produk budaya yang menjadi bagian dari objek pemajuan kebudayaan dan merepresentasikan identitas serta narasi bangsa,” ujar Fadli dalam pernyataan tertulis pada Selasa (18/3/2025).

Ia menambahkan bahwa film bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat diplomasi budaya dan kekuatan ekonomi yang sejalan dengan amanat Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945, di mana negara bertanggung jawab memajukan kebudayaan nasional dalam peradaban dunia. Menurutnya, Indonesia tidak hanya berperan sebagai pasar industri film global, tetapi juga sebagai produsen yang aktif memasarkan karya-karya berkualitas, memperluas kolaborasi, dan memperkuat ekosistem perfilman nasional agar lebih kompetitif di tingkat Asia maupun global.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri film Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dengan meningkatnya jumlah produksi, ekspansi pasar domestik, serta berbagai pencapaian di festival internasional. Sepanjang 2024, jumlah penonton film nasional mencapai rekor tertinggi, menembus angka 81 juta orang, bahkan melampaui jumlah penonton film impor. Hal ini menunjukkan bahwa industri film dalam negeri semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat.

Meskipun memiliki potensi besar, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi industri film Indonesia, seperti keterbatasan akses pendanaan, distribusi global yang belum optimal, serta ekosistem yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan pasar internasional.

Partisipasi Indonesia dalam Hong Kong FILMART 2025 menjadi langkah konkret dalam mengatasi tantangan tersebut dengan memperluas jaringan kerja sama dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri kreatif di kawasan Asia. Fadli menekankan bahwa Indonesia harus lebih proaktif dalam membangun kemitraan lintas negara.

“Melalui forum ini, kita berupaya menjalin aliansi strategis dengan pelaku industri film internasional, menarik lebih banyak investasi, serta memastikan distribusi film Indonesia semakin luas,” jelasnya.

Dalam ajang ini, Indonesia akan menghadirkan “Indonesia Pavilion” yang didukung oleh Telkom Metra. Paviliun tersebut akan menjadi wadah bagi 14 rumah produksi dan pemilik konten yang menawarkan lebih dari 100 proyek film serta konten siap jual kepada distributor, investor, dan platform streaming global seperti Netflix, Amazon Prime, serta Disney+. Fadli juga dijadwalkan membuka seminar bertajuk “Ready to Connect: Indonesia’s Diversity Fuels Creative Global Partnerships”.

Dalam sesi tersebut, ia akan menyoroti bagaimana keberagaman budaya Indonesia menjadi modal utama dalam pengembangan industri budaya populer, termasuk perfilman. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, pasar domestik menjadi kekuatan besar bagi ekspansi global, sementara keberagaman cerita dari berbagai daerah membuka peluang produksi konten yang dapat diterima secara luas di pasar internasional.

Selain itu, Fadli juga akan mengadakan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat regional maupun global, seperti Asian Film Alliance Network (AFAN), Hong Kong Trade Development Council, FINAS Malaysia, serta Red Sea Souk atau Jeddah Film Market. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan komunitas diaspora Indonesia di Hong Kong untuk memperkuat peran masyarakat dalam diplomasi budaya.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam membangun ekosistem industri kreatif yang lebih kuat dan kompetitif. Keikutsertaan Indonesia di Hong Kong FILMART 2025 menjadi momen penting dalam menggalang dukungan mitra global serta merealisasikan kebijakan yang dapat mempercepat perkembangan industri perfilman nasional.

“Jika strategi yang tepat diterapkan, Indonesia bisa menjadi pusat industri film di Asia, bahkan dunia,” tegas Fadli.

Dengan peluang investasi yang semakin luas dan dukungan penuh dari pemerintah, kehadiran Indonesia dalam FILMART 2025 diharapkan dapat membuka jalan bagi perkembangan industri film nasional yang lebih mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan di tingkat global.

Widi Mulia Bagikan Kisah Mencekam di Balik Syuting “Iblis Dalam Kandungan 2”

Widi Mulia berbagi pengalaman saat menjalani proses syuting film horor “Iblis Dalam Kandungan 2: Deception”. Selama dua minggu, ia terlibat dalam pengambilan gambar di lokasi yang sudah lama terbengkalai dan tidak dihuni.

Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah ketika ia menyaksikan langsung seorang pemeran pendukung mengalami kesurupan di tengah syuting. Widi mengakui bahwa ini adalah pengalaman pertamanya melihat kejadian semacam itu secara langsung.

“Aku jadi saksi saat ada pemain pendukung yang mengalami possession, istilah anak muda sekarang. Tapi aku enggak melihat prosesnya, hanya melihat setelah orang itu dibawa ke atas untuk beristirahat. Dia masih terlihat linglung,” ujar Widi Mulia saat ditemui di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

Memilih Tidak Menginap di Lokasi

Mengingat lokasi syuting yang terkesan angker, Widi memilih untuk tidak menginap dan lebih nyaman pulang ke rumah setiap hari. Selain faktor ketakutan, ia juga ingin tetap menghabiskan waktu bersama keluarganya.

“Terus terang aku enggak mau menginap di sana. Jadi, meskipun selesai syuting sampai larut, aku tetap memilih pulang. Selain takut, aku juga ingin tetap dekat dengan anak-anak. Kalau tempatnya enggak spooky, mungkin aku bisa bawa anak untuk ikut menginap,” ungkapnya.

Berharap Film Diterima dengan Baik

Widi bersyukur karena seluruh proses syuting berjalan lancar dan kini filmnya siap tayang di bioskop. Ia berharap film ini bisa diterima dengan baik oleh penonton dan pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan baik.

“Semoga film ini bisa disukai oleh banyak orang. Ada banyak pesan yang ingin disampaikan lewat cerita ini,” tambahnya.

Peran Amelia dan Teror yang Mencekam

Dalam film “Iblis Dalam Kandungan 2: Deception”, Widi Mulia berperan sebagai Amelia, seorang wanita hamil yang menghadapi teror mengerikan. Awalnya penuh harapan menyambut kelahiran buah hatinya, Amelia justru terseret dalam sebuah konspirasi gelap yang melibatkan dokter dan rumah sakit tempat ia dirawat.

Film yang disutradarai oleh Johansyah Jumberan ini juga dibintangi oleh Denira Wiraguna, Ananda George, Muhammad Ahdiyat, dan beberapa aktor lainnya. “Iblis Dalam Kandungan 2: Deception” dijadwalkan tayang di bioskop pada 27 Februari 2025.

Gowok Kamasutra Jawa: Menembus Batas di Festival IFFR 2025

Film “GOWOK KAMASUTRA JAWA” dengan judul internasional Gowok-Javanese Kamasutra telah mencetak prestasi gemilang dengan berhasil masuk ke dalam ajang Big Screen Competition di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025. Festival bergengsi yang berlangsung dari 30 Januari hingga 9 Februari 2025 ini dikenal sebagai salah satu perhelatan terbesar di dunia perfilman internasional, menonjolkan karya-karya yang mengutamakan eksplorasi estetika dan unsur hiburan.

Disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduseri oleh Raam Punjabi, film ini bersaing dengan 12 karya internasional lainnya. Keikutsertaannya dalam kompetisi ini merupakan pencapaian membanggakan bagi industri perfilman Indonesia, karena berhasil menyuguhkan cerita yang kaya akan budaya lokal dan mampu menarik perhatian penonton dari berbagai belahan dunia.

Produser Raam Punjabi menyatakan,

Dengan rasa bangga dan syukur, kami umumkan bahwa GOWOK KAMASUTRA JAWA telah berhasil terpilih untuk berkompetisi di Big Screen Competition IFFR 2025.Ini membuktikan bahwa cerita dengan akar budaya lokal yang kuat dapat diapresiasi di kancah internasional.”

Sementara itu, Hanung Bramantyo juga mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan berharga ini. Ia menuturkan bahwa meskipun temanya cukup kontroversial, film ini memiliki daya tarik universal sehingga layak tampil di tingkat dunia. “Awalnya saya sempat berpikir film ini hanya akan menjadi bagian dari seleksi resmi. Namun, ketika mengetahui bahwa film ini mendapatkan kesempatan untuk bersaing, saya merasa sangat terharu. Ini adalah berkah dan jawaban atas doa saya semasa haji, agar karya saya dapat dikenal di seluruh dunia,” ujarnya.

Berlatar antara tahun 1955 hingga 1965, film ini mengisahkan kehidupan seorang perempuan yang bekerja sebagai guru gowok—pengajar keterampilan seksual untuk calon pengantin pria. Meskipun profesi tersebut dianggap kontroversial, tujuan utamanya adalah untuk mengajarkan cara menghargai dan mencintai pasangan di ranjang. Seiring berjalannya waktu, profesi ini dihentikan pasca peristiwa 1965 dan kini hanya tersisa sebagai bagian dari legenda.

Film ini juga dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama Indonesia, seperti Raihaanun, Lola Amaria, Reza Rahadian, Slamet Rahardjo, dan Devano Danendra. Dengan perpaduan antara cerita yang mendalam dan penampilan akting yang memukau, GOWOK KAMASUTRA JAWA diharapkan dapat menyentuh hati penonton dari berbagai penjuru dunia.

Penayangan film ini di IFFR dijadwalkan pada tanggal 2, 3, 5, dan 6 Februari 2025. Partisipasinya di festival internasional tersebut tidak hanya menjadi simbol keberhasilan sineas Indonesia, tetapi juga membuka peluang lebih luas bagi karya-karya berbasis budaya lokal untuk dikenal di panggung perfilman global. Keikutsertaan ini semakin menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing dan meraih pengakuan di kancah dunia perfilman internasional.

Tantangan Syuting ‘PSYKOPAT’: Cornelio Sunny Ungkap Pengalaman Serunya

Psykopat: Film Horor Indonesia dengan Konsep Sinematografi Unik

Industri film horor Indonesia semakin berkembang dengan hadirnya karya terbaru yang menawarkan pengalaman berbeda bagi penonton. Psykopat, produksi dari Elior Tesla Pictures dan R1 Pictures, menghadirkan konsep horor yang lebih mendalam dengan pendekatan sinematografi yang tidak biasa.

Disutradarai oleh Renaldo Samsara dan Matthew Hart, film ini menantang para pemainnya dengan teknik pengambilan gambar inovatif. Salah satu elemen uniknya adalah penggunaan helm khusus yang menopang kamera, menciptakan pengalaman akting yang berbeda dari biasanya. Cornelio Sunny, salah satu pemeran utama, membagikan pengalamannya selama proses syuting yang penuh tantangan dengan perangkat ini.

“Helm ini cukup berat, sekitar 4,5 kilogram, tetapi pengalaman yang dihadirkan sangat menarik.”Pengalaman ini menghadirkan sudut pandang baru dalam industri perfilman Indonesia,” kata Cornelio Sunny saat diwawancarai di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, pada Kamis (30/1/2025).

Renaldo Samsara menambahkan bahwa tantangan utama dalam produksi Psykopat adalah bagaimana para aktor bisa tetap mendalami peran mereka meskipun harus mengenakan perangkat berat yang membatasi gerakan. Kamera diposisikan langsung di depan wajah aktor dengan berat total sekitar 4,5 kilogram. Para pemain tidak hanya harus fokus dalam berakting tetapi juga menyesuaikan diri dengan aspek teknis,” jelasnya.

Tak hanya unik dari segi teknis, Psykopat juga berusaha menciptakan atmosfer yang lebih intens dan mendalam. Dengan sudut pandang kamera yang dekat dan personal, film ini bertujuan membawa penonton langsung ke dalam ketegangan yang dialami oleh para karakter. Tim produksi berharap film ini tidak sekadar menjadi hiburan, tetapi juga mampu memberikan pengalaman sinematik yang membekas bagi penonton.

“Kami berharap Psykopat dapat menghadirkan pengalaman yang unik dan diterima dengan baik oleh para penggemar film horor.”Lebih dari sekadar tontonan yang menegangkan, kami ingin film ini memberikan kesan mendalam,” tambah Renaldo.

Film ini dibintangi oleh deretan aktor ternama, seperti Arifin Putra, Nino Fernandez, Nadine Alexandra, Irwansyah, Marthino Lio, dan Hannah Al Rashid. Psykopat mengisahkan tentang Rufus (diperankan oleh Arifin Putra), seorang mentalis terkenal yang mengundang empat peserta untuk tinggal di sebuah rumah mewah yang menyimpan masa lalu kelam—lokasi terjadinya kasus pembunuhan.

Dengan pendekatan horor yang segar dan penuh tantangan, Psykopat siap memberikan sensasi seram yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Film ini dijadwalkan untuk tayang di bioskop pada 6 Februari 2025.Jangan sampai ketinggalan!

Tissa Biani dan Nugie Nugroho Ciptakan Chemistry Memukau dalam Film ‘7 Hari untuk Keshia

7 Hari untuk Keshia: Film Penuh Emosi yang Siap Tayang di KlikFilm. Film 7 Hari untuk Keshia akan segera hadir di KlikFilm pada 24 Januari 2025. Disutradarai oleh Eman Pradipta, film ini menghadirkan deretan aktor berbakat, termasuk Nugie Nugroho, Tissa Biani, Kiki Narendra, Patty Sandya, Dewa Dayana, dan Royhan Hidayat. Uniknya, film ini menjadi momen pertama di mana Nugie Nugroho dan Tissa Biani berperan sebagai ayah dan anak.

Tissa Biani, yang memainkan karakter utama bernama Keshia, berbagi antusiasmenya saat berkolaborasi dengan Nugie Nugroho. “Ini pengalaman pertama saya bekerja sama dengan Papa Nugie di layar,” ungkap Tissa ketika ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, pada Selasa (14 Januari 2025). Nugie Nugroho juga menyampaikan pandangannya mengenai cerita film ini, yang mengangkat hubungan emosional antara ayah dan anak. “Kisahnya tentang seorang ayah yang dulu dikenal sebagai anak band berperilaku nakal, tetapi kemudian mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Saya merasa cerita ini sangat menyentuh karena ada beberapa kesamaan dengan pengalaman pribadi saya,” ujar Nugie. Ia menambahkan bahwa film ini memberikan pesan moral yang kuat dan relevan bagi banyak orang.

Mengusung berbagai elemen cerita, 7 Hari untuk Keshia menggabungkan kebahagiaan, humor, hingga drama yang menyentuh hati. Tissa menyebutkan bahwa proyek ini sangat istimewa baginya. “Film ini seperti campuran rasa dalam satu sajian. Penonton akan diajak tertawa, terharu, bahkan merenung,” jelasnya. Dalam cerita ini, Tissa memerankan seorang gadis muda berbakat di bidang musik yang memiliki impian besar untuk bermain band.

Alur utama film ini berpusat pada Sadewa, seorang ayah yang diberikan kesempatan tak terduga untuk kembali ke masa lalu selama tujuh hari sebelum kehilangan putrinya, Keshia. Dalam waktu singkat tersebut, Sadewa berusaha memperbaiki kesalahan masa lalunya, meminta maaf, dan menciptakan kenangan indah bersama Keshia. Namun, kesempatan ini membawa konsekuensi besar, karena Sadewa harus rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan sang putri.

Film ini menawarkan perjalanan emosional yang mendalam, mengangkat tema tentang penyesalan, cinta tanpa syarat, dan pengorbanan. 7 Hari untuk Keshia siap menyentuh hati para penonton dan akan tayang perdana di KlikFilm pada 24 Januari 2025. Jangan lewatkan film yang sarat makna ini!