Film Produksi MAXStream Studios Sukses Masuk ke Platform Netflix

Jakarta – MAXStream Studios, yang merupakan cabang dari Telkomsel, baru-baru ini mencapai sebuah tonggak penting dalam perjalanan mereka, setelah salah satu film hasil produksi mereka berhasil tampil di platform streaming internasional, Netflix. Film berjudul “Penantian Penuh Harapan” ini mulai ditayangkan pada 10 Desember 2024, dan dengan cepat menarik perhatian penonton dari berbagai negara.

Film “Penantian Penuh Harapan” mengangkat tema perjuangan hidup, kasih sayang keluarga, dan harapan dalam menghadapi berbagai tantangan. Disutradarai oleh Rudi Sulomo, film ini menceritakan kisah seorang ibu yang berjuang melewati berbagai kesulitan demi masa depan anak-anaknya. Film ini dibintangi oleh beberapa aktor ternama Indonesia, seperti Adinia Wirasti dan Reza Rahadian, yang berhasil memberikan penampilan emosional yang mendalam dalam peran mereka.

Pihak MAXStream Studios yang berlokasi di Jakarta menyatakan bahwa pencapaian ini menjadi sebuah tonggak penting dalam perkembangan industri film tanah air. Andriani Putri, Direktur MAXStream Studios, menyampaikan, “Kami merasa sangat bangga dengan capaian ini. Keberhasilan film kami memasuki Netflix membuktikan bahwa produk film Indonesia memiliki kualitas yang mampu bersaing di pasar global. Ini juga menjadi bukti bahwa industri film Indonesia terus maju dan siap untuk berkompetisi di kancah internasional.”

Di sisi lain, Netflix juga memberikan sambutan positif atas hadirnya film Indonesia di platform mereka, yang semakin memperkaya pilihan tayangan bagi pemirsa di seluruh dunia. “Kami sangat gembira bisa menampilkan film dari MAXStream Studios yang menceritakan kisah yang sangat menyentuh banyak orang. Ini adalah langkah penting dalam mendukung keberagaman konten dari berbagai belahan dunia,” kata perwakilan Netflix Asia.

Keberhasilan ini semakin memperkuat keyakinan bahwa perfilman Indonesia semakin mendapatkan tempat di dunia internasional, khususnya dalam pasar digital yang terus berkembang pesat.

Bulan Sutena dan Kiesha Alvaro Tampil Memukau dalam Film Petualangan Eva: Pendakian Terakhir

Film drama petualangan Eva: Pendakian Terakhir yang dibintangi oleh Bulan Sutena dan Kiesha Alvaro kini resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia. Mengangkat kisah inspiratif tentang perjuangan seorang wanita muda bernama Eva, yang berusaha mencapai puncak gunung sebagai lambang perjalanan untuk menemukan jati diri serta pemulihan dari trauma yang membayangi hidupnya. Bulan Sutena berperan sebagai Eva, sementara Kiesha Alvaro memerankan karakter Ari, teman setia yang mendampinginya sepanjang perjalanan. Kekuatan kolaborasi mereka berhasil menciptakan dinamika yang memikat penonton.

Cerita Eva: Pendakian Terakhir berfokus pada Eva, seorang wanita muda yang merasa kehilangan arah setelah mengalami peristiwa yang mengubah hidupnya. Untuk sembuh dan menemukan kembali makna hidup, ia memilih untuk mendaki gunung yang menjadi simbol kebebasan dan pembaruan. Ari (diperankan oleh Kiesha Alvaro), seorang pendaki berpengalaman dengan rahasia tersendiri, menjadi teman perjalanan Eva. Di sepanjang pendakian, keduanya harus menghadapi tantangan alam yang ekstrem, sambil berjuang dengan konflik batin yang mereka simpan dalam diri masing-masing. Kisah ini menyoroti pentingnya perjalanan fisik dan mental sebagai bagian dari proses penyembuhan dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup.

Bulan Sutena, yang sebelumnya dikenal lewat peran-perannya dalam beberapa serial televisi, berhasil menampilkan kedalaman emosi yang luar biasa dalam memerankan Eva, karakter yang penuh dengan pergulatan batin. Sementara Kiesha Alvaro, yang sebelumnya lebih dikenal lewat film-film remaja, memberikan penampilan yang memukau sebagai Ari, karakter yang lebih pendiam namun penuh pengorbanan. Kerjasama antara keduanya di layar membangun chemistry yang kuat, sehingga penonton dapat merasakan dan terhubung dengan perjalanan emosional yang dialami oleh kedua karakter ini. Keduanya mampu menggambarkan konflik internal masing-masing karakter dengan cara yang begitu menyentuh hati.

Proses syuting Eva: Pendakian Terakhir dilakukan di berbagai lokasi alam yang menantang, termasuk pegunungan di Jawa Barat, yang memberikan latar belakang visual yang dramatis. Syuting yang melibatkan pendakian nyata menambah kesan autentik, di mana Bulan dan Kiesha harus menjalani latihan fisik dan mental yang intens. Bahkan dalam beberapa adegan, mereka harus mendaki gunung sungguhan untuk menciptakan suasana yang lebih alami dan menyentuh. “Pengalaman ini sangat mengesankan, baik secara fisik maupun emosional. Kami benar-benar harus merasakan apa yang dialami oleh karakter-karakter kami,” kata Bulan Sutena dalam sebuah wawancara.

Dengan tema yang kuat dan akting yang memukau, Eva: Pendakian Terakhir diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi penonton untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih tegar dan berani. Film ini juga menjadi kontribusi penting bagi industri perfilman Indonesia, yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang kehidupan dan proses pencarian diri. “Kami berharap film ini dapat menyampaikan pesan yang positif dan membuka wawasan penonton tentang pentingnya perjalanan pemulihan dan pencapaian diri,” ujar Kiesha Alvaro. Film ini kini sudah tersedia di seluruh bioskop Indonesia.

Film “Sundul Langit” Diharapkan Mendorong Pembuatan Karya Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

Jakarta – Film Sundul Langit, yang baru saja tayang di bioskop Indonesia, menarik perhatian banyak pihak berkat tema besar yang diangkat, yaitu keberagaman dan inklusivitas, dengan fokus pada cerita seorang tokoh difabel. Para pembuat film berharap karya ini dapat menjadi langkah awal bagi industri film Indonesia untuk lebih ramah terhadap penyandang disabilitas, dengan memperhatikan aksesibilitas dan kebutuhan mereka dalam dunia hiburan.

Cerita dalam Sundul Langit mengisahkan perjuangan seorang pemuda difabel yang memiliki cita-cita besar meskipun harus menghadapi berbagai tantangan. Tokoh utama yang diperankan oleh seorang aktor difabel ini berusaha mengejar impiannya dan membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Film ini disutradarai oleh Asep Suparman dan diproduksi oleh tim kreatif yang memiliki kepedulian terhadap pemerataan akses bagi penyandang disabilitas dalam industri film.

Salah satu hal yang menonjol dalam produksi Sundul Langit adalah keterlibatan penyandang disabilitas baik dalam peran-peran utama maupun di balik layar. Tim produksi bekerja keras untuk memastikan bahwa film ini tidak hanya menyampaikan pesan yang relevan, tetapi juga memberi kesempatan bagi difabel untuk berpartisipasi aktif. Berbagai fitur seperti penyediaan subtitel, penggunaan bahasa isyarat, dan aksesibilitas bagi penonton difabel di bioskop menjadi bagian dari upaya ini.

Dengan hadirnya film ini, diharapkan dapat memicu perubahan yang lebih luas di industri film Indonesia, terutama terkait dengan representasi difabel. Para pembuat film berharap agar industri film tidak hanya fokus pada keuntungan materi, tetapi juga memberi perhatian lebih pada keberagaman, serta memberi ruang bagi semua lapisan masyarakat untuk tampil di layar lebar.

Sundul Langit merupakan bukti konkret bahwa film bisa menjadi lebih inklusif, menyentuh berbagai kalangan, termasuk difabel. Dengan melibatkan penyandang disabilitas langsung dalam proses produksi, film ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak rumah produksi untuk menciptakan karya yang beragam, mengutamakan kesetaraan, dan memberi kesempatan lebih luas bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi dalam industri film.