Kisah inspiratif Arif Prasetyo, seorang sutradara tunanetra pertama di Indonesia, kembali mencuri perhatian publik. Arif, yang terlahir sebagai penyandang disabilitas visual, telah berhasil menembus batasan dan mewujudkan impiannya untuk terjun ke dunia perfilman, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk berkarya.
Arif Prasetyo, yang akrab disapa Tupis, lahir dari pasangan difabel dan telah mengalami kebutaan sejak lahir. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, ia berhasil meraih pendidikan tinggi dan saat ini sedang menempuh program S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Perjuangannya untuk mendapatkan pendidikan yang layak menunjukkan tekad dan semangat juangnya yang tinggi. Ini mencerminkan bahwa dengan dukungan dan usaha keras, individu dengan disabilitas dapat mencapai impian mereka.
Ketertarikan Arif pada dunia film dimulai saat ia masih di bangku SMA. Ia merasa terpinggirkan karena tidak pernah diajak menonton film oleh teman-temannya. Namun, rasa ingin tahunya mendorongnya untuk mencari cara memahami film melalui dialog audio dan efek suara. Dengan bantuan teman bisik yang menjelaskan adegan non-verbal, ia mampu menikmati film meskipun dalam keterbatasan. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dapat muncul dari situasi yang sulit.
Setelah mengasah pengetahuannya tentang film, Arif bertekad untuk menjadi sutradara. Ia mengatasi berbagai tantangan dan stigma negatif yang sering dialami penyandang disabilitas. Kini, Arif tidak hanya menjadi sutradara, tetapi juga berperan sebagai inspirasi bagi banyak orang dengan disabilitas lainnya. Ini mencerminkan pentingnya representasi dalam industri film dan bagaimana individu dapat memecahkan batasan-batasan sosial.
Karya-karya Arif mulai mendapatkan perhatian dari komunitas perfilman dan masyarakat luas. Ia menerima dukungan dari berbagai organisasi yang peduli terhadap penyandang disabilitas, serta penghargaan atas keberaniannya dalam berkarya. Dukungan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan potensi penyandang disabilitas dalam dunia seni. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara individu dan komunitas dapat menciptakan perubahan positif.
Dengan perjalanan inspiratifnya, semua pihak berharap agar Arif Prasetyo dapat terus berkarya dan memberikan dampak positif bagi industri perfilman Indonesia. Diharapkan bahwa kisahnya akan memotivasi lebih banyak orang dengan disabilitas untuk mengejar impian mereka tanpa rasa takut atau ragu. Keberhasilan Arif dalam dunia perfilman akan menjadi indikator penting bagi kemajuan inklusi sosial di Indonesia.