6 Drama dan Film Taiwan yang Di-Remake Versi Korea, Mana yang Jadi Favoritmu?

Drama dan film Taiwan telah lama dikenal dengan cerita yang penuh emosi, mengangkat tema-tema seperti cinta, kehilangan, dan perjalanan waktu yang banyak disukai penonton. Tidak mengherankan jika beberapa karya Taiwan diadaptasi menjadi drama dan film Korea yang populer. Berikut enam drama dan film Taiwan yang di-remake versi Korea, yang berhasil mencuri perhatian penonton.

Salah satu drama yang di-remake adalah A Time Called You, yang diadaptasi dari drama Taiwan legendaris Someday or One Day. Drama ini mengisahkan Jun-hee yang terbangun di tahun 1998 dalam tubuh seorang remaja dan bertemu dengan pria yang wajahnya mirip dengan cinta lamanya. Lalu, ada Fated to Love You, yang merupakan remake dari drama Taiwan berjudul sama, mengisahkan Mi-yeon, seorang pegawai yang terlibat one-night stand yang mengubah hidupnya.

Selanjutnya, The Time We Were Not in Love adalah adaptasi dari In Time With You, yang mengangkat kisah dua sahabat yang saling mencari pasangan hidup. Kemudian, A Witch’s Love mengadaptasi drama Taiwan My Queen, bercerita tentang hubungan antara seorang wanita karier dan pria muda. Tak ketinggalan, film Secret: Untold Melody yang diadaptasi dari film Taiwan Secret, mengisahkan tentang dua orang yang bertemu melalui musik misterius. Terakhir, Hear Me: Our Summer yang merupakan remake dari film Taiwan Hear Me, mengisahkan kisah cinta yang penuh pengertian antara dua orang dengan latar belakang berbeda.

Setiap versi membawa sentuhan budaya dan nuansa baru, namun tetap mempertahankan keunikan dan emosi dari cerita aslinya. Mana yang menjadi favoritmu?

Warner Bros Menang Gugatan Hak Cipta Superman, Film Superman (2025) Segera Rilis

Warner Bros Discovery baru saja memenangkan gugatan terkait hak cipta Superman, membuka jalan untuk perilisan film Superman (2025) yang disutradarai oleh James Gunn. Sengketa ini dimulai pada Februari 2025, ketika ahli waris Joe Shuster—salah satu pencipta Superman bersama Jerry Siegel—mengklaim bahwa hak cipta karakter Superman telah berakhir sesuai dengan hukum pengalihan hak yang berlaku setelah 25 hingga 30 tahun kematian penciptanya. Namun, Hakim Jesse Furman dari Distrik Selatan New York menolak gugatan tersebut, menyatakan bahwa pengadilan tidak memiliki yurisdiksi atas masalah ini, terutama yang melibatkan hak di luar hukum Amerika Serikat.

Perselisihan terkait hak cipta Superman bermula sejak 1938, ketika Siegel dan Shuster menjual hak cipta karakter tersebut kepada DC Comics seharga hanya 130 dolar AS. Pada tahun 1947 dan 1973, mereka berusaha merebut kembali hak tersebut, namun selalu gagal, meski akhirnya menerima pensiun seumur hidup dan asuransi kesehatan.

Dengan keputusan ini, Warner Bros siap meluncurkan Superman (2025) pada 9 Juli 2025. Film ini akan memperkenalkan David Corenswet sebagai Clark Kent/Superman, dengan pemeran lain seperti Rachel Brosnahan sebagai Lois Lane, Nicholas Hoult sebagai Lex Luthor, dan Edi Gathegi sebagai Michael Holt/Mister Terrific.

Dalam cerita film tersebut, Superman berjuang untuk menggabungkan warisan Kryptonian-nya dengan nilai-nilai kemanusiaan, menghadapi dunia yang semakin sinis. Ia digambarkan sebagai “mercusuar harapan,” yang terus menginspirasi umat manusia untuk melihat kebaikan di dunia dan mempercayai masa depan yang lebih baik.

Manga dengan Visual Menakjubkan yang Akan Membuat Pembaca Terpukau

Dalam dunia manga, kualitas ilustrasi memainkan peranan penting dalam menarik perhatian pembaca. Meski cerita menjadi inti utama, gambar yang memukau dapat menjadikan setiap momen lebih mengesankan. Di banyak manga, terutama di genre seinen dan josei, yang memiliki jadwal rilis lebih fleksibel, karya seni luar biasa banyak ditemukan. Meskipun begitu, genre shonen juga tak kalah mengesankan dalam hal visual. Berikut adalah beberapa manga dengan ilustrasi terbaik yang dapat membuat pembaca terpukau.

“Blue Lock” menawarkan kisah sepak bola dengan gaya dramatis, berfokus pada ketegangan karakter yang digambarkan dengan pencahayaan dinamis dan shading yang tajam. “Dan Da Dan,” karya Yukinobu Tatsu, memberikan pengalaman visual yang menegangkan dengan monster menyeramkan yang sangat detail. Sementara itu, “Bakemonogatari” memadukan desain monster yang menakutkan dengan panel yang penuh estetika, berkat karya Oh! great.

“Akane-banashi” menghidupkan seni rakugo tradisional dengan sentuhan modern melalui ilustrasi yang indah. “Fist of The North Star” memanfaatkan goresan tajam untuk menggambarkan perjuangan dan emosi yang mendalam, sedangkan “JoJo’s Bizarre Adventure” mengubah setiap adegan menjadi karya seni yang tak terlupakan dengan gaya visual yang unik. “Death Note” menghadirkan kegelapan dan ketegangan melalui ilustrasi karakter yang kaya detail, sementara “Slam Dunk” menyajikan keahlian menggambar gerakan basket yang realistis, menciptakan sensasi seolah pembaca sedang berada di tengah pertandingan.

Manga-manga ini memperlihatkan bagaimana ilustrasi yang luar biasa dapat membawa sebuah cerita menjadi lebih hidup dan mendalam.

The Snitch: Drama Kelam di Dunia Abu-Abu Antara Hukum dan Kejahatan

Dalam dunia kejahatan yang penuh tipu daya, The Snitch mengajak penonton menyelami kisah seorang pria biasa yang harus menjadi informan rahasia demi menyelamatkan keluarganya. Yoo Hai-Jin tampil memukau sebagai Jang Doo-sik, mantan narapidana yang berusaha menjalani hidup baru setelah bebas dari penjara. Namun, keinginannya untuk hidup lurus justru membawanya kembali ke dunia kriminal saat pihak kepolisian menawarkan “kesempatan kedua” jika ia bersedia menjadi mata-mata dalam sebuah operasi besar. Di tengah dilema berat, Doo-sik dihadapkan pada pilihan sulit antara menegakkan hukum atau mempertaruhkan nyawa.

Yoo Hai-Jin berhasil menghidupkan karakter Doo-sik dengan emosi yang autentik, memperlihatkan sosok ayah yang rapuh namun penuh kasih. Kang Ha-Neul menambah warna sebagai detektif muda idealis, menciptakan dinamika menarik dengan karakter Doo-sik, sementara Park Hae-Joon menghadirkan ketegangan melalui peran kriminal berkarisma yang mengintimidasi. Alur cerita yang disusun dengan cermat menampilkan konflik psikologis dan etika, memperkuat tema utama film tentang pilihan moral dalam situasi ekstrem.

Sutradara Hwang Byeong-Gug mengemas film ini dengan atmosfer kelam yang realistis, mempertegas dunia kriminal yang jauh dari glamor. Lokasi-lokasi syuting seperti lorong-lorong kumuh dan kantor polisi yang lusuh menambah nuansa autentik cerita. The Snitch bukan hanya tentang kejahatan, melainkan juga tentang pergulatan batin manusia biasa di tengah dunia abu-abu, menghasilkan sebuah thriller Korea yang kuat, emosional, dan penuh ketegangan yang patut dikenang.

Penjagal Iblis: Dosa Turunan, Aksi Horor dengan Dunia Supranatural yang Mencekam

Film horor berbalut aksi, Penjagal Iblis: Dosa Turunan, karya Sutradara Tommy Dewo, siap tayang di bioskop Indonesia mulai 30 April 2025. Disutradarai oleh Tommy Dewo, film ini hadir sebagai penjelajahan baru dalam genre horor Indonesia yang menggabungkan aksi intens dan dunia supranatural yang penuh misteri. Ceritanya berfokus pada pertarungan antara dua keturunan iblis, Satine Zaneta sebagai Ningrum dan Niken Anjani sebagai Pakunjara, yang memiliki misi berbeda dalam dunia yang penuh ancaman. Mereka saling berhadapan dengan tujuan masing-masing yang melibatkan kehidupan umat manusia.

Selain kedua aktris utama, film ini juga menghadirkan aktor-aktris berbakat seperti Marthino Lio, Naomi Christy, Kiki Narendra, Gusty Pratama, Eduwart Manalu, dan aktor senior Budi Ros. Tommy Dewo mengungkapkan bahwa dalam pembuatan film ini, ia banyak terinspirasi oleh dunia anime yang menggambarkan pertarungan antara kekuatan supranatural dan dampaknya terhadap manusia. Dalam kisah ini, Ningrum berperan sebagai Penjagal Iblis yang berusaha mencegah Pakunjara, seorang Pemuja Iblis, yang berencana membangkitkan Eyang Guru dengan cara mengorbankan pemuka agama.

Selain menampilkan duel yang penuh ketegangan, film ini juga memperkenalkan konsep baru dalam horor Indonesia dengan menggabungkan elemen mistis dan pertarungan fisik yang brutal. Setiap kematian dalam film ini memiliki pola, dan setiap ritual dilakukan dengan tujuan yang tersembunyi. Produser Wicky V. Olindo mengungkapkan bahwa Penjagal Iblis: Dosa Turunan akan memberikan pengalaman menonton yang segar dengan pendekatan supranatural yang mengancam kehidupan manusia, sambil menyuguhkan adrenalin dari pertarungan yang intens.

Until Dawn, Teror Tanpa Akhir dari Kabin Terpencil Kini Hidup di Layar Lebar

Film horor Until Dawn yang telah lama dinantikan akhirnya resmi menghantui layar lebar tanah air. Disutradarai oleh David F. Sandberg, film ini tayang perdana di bioskop pada Rabu, 23 April 2025. Diadaptasi dari game survival horor dengan judul yang sama, Until Dawn mengisahkan perjuangan Melanie dan Clover yang terjebak di sebuah kabin misterius di tengah hutan, dihantui oleh teror yang terus berulang setiap malam. David F. Sandberg, yang sebelumnya menggarap Lights Out (2016) dan Annabelle: Creation (2017), kembali menunjukkan kepiawaiannya membangun ketegangan. Hingga Jumat, 25 April 2025, film ini meraih rating 6.1 berdasarkan penilaian lebih dari 700 pengguna di IMDb.

Kisah dimulai ketika Melanie Paul, diperankan Maia Mitchell, menghilang secara misterius di sebuah lembah terpencil. Sang adik, Clover Paul yang diperankan Ella Rubin, menolak menyerah dan mengajak teman-temannya, Max (Michael Cimino), Megan (Ji-young Yoo), Nina (Odessa A’zion), dan Abel (Belmont Cameli), untuk mencari kebenaran. Mereka menemukan kabin tua yang sepi tak berpenghuni, namun malam tiba membawa keanehan yang mengerikan. Sosok bertopeng mulai memburu mereka dengan cara-cara brutal, dan setiap kematian diikuti kebangkitan kembali di tempat dan waktu yang sama, menciptakan siklus horor yang tak berujung.

Adaptasi ini mengambil esensi dari game, namun dengan pendekatan sinematik yang lebih padat. Sandberg mengubah latar dari pegunungan bersalju menjadi hutan lebat, memberikan nuansa baru tanpa kehilangan rasa ngeri khas Until Dawn. Selain Maia Mitchell dan Ella Rubin, film ini juga dibintangi Peter Stormare dan Willem van der Vegt yang memperkuat suasana mencekam yang ditawarkan sepanjang film.

“Angkara Murka”: Horor Psikologis yang Menggali Luka Sosial Indonesia

Forka Films akan merilis film horor terbaru berjudul “Angkara Murka” pada 22 Mei 2025, yang menyajikan perpaduan antara ketegangan horor psikologis dan realisme sosial. Film debut panjang dari sutradara muda Eden Junjung ini berfokus pada kisah yang lebih dari sekadar teror, melainkan juga menyentuh aspek emosional dan kritik terhadap ketidakadilan sosial.

Dibintangi oleh Raihaanun, Aksara Dena, dan Simhala Avadana, “Angkara Murka” menawarkan cerita yang menggugah mengenai kerakusan kekuasaan yang meninggalkan luka dari generasi ke generasi. Eden Junjung, dalam wawancaranya, menyatakan bahwa pengalaman hidupnya di kaki gunung yang dianggap angker memberinya perspektif baru mengenai ketakutan yang sering kali sengaja diciptakan untuk menutupi kenyataan. Gunung yang dianggap dihuni oleh setan ternyata menyimpan rahasia kelam mengenai eksploitasi tambang ilegal.

Produser Ifa Isfansyah menambahkan bahwa “Angkara Murka” adalah langkah berani Forka Films dalam menghadirkan horor yang tidak hanya menakutkan tetapi juga menyuarakan kritik sosial yang mendalam. Film ini menggambarkan kehidupan Ambar, seorang ibu muda yang bekerja di tambang pasir untuk mencari suaminya yang hilang secara misterius. Ambar kemudian terjerat dalam ketegangan antara teror alam dan praktik-praktik gelap yang terjadi di balik dunia pertambangan.

Selain tayang di Indonesia, film ini akan melakukan world premiere di Far East Film Festival (FEFF) 2025 di Udine, Italia, pada 30 April 2025, sekaligus berkompetisi untuk White Mulberry Award for Best Debut Feature.

“10 Drakor Romantis Terbaik di Netflix yang Bikin Baper dan Tak Terlupakan”

Bagi kamu yang sedang mencari drama Korea (drakor) romantis yang bisa membuat hati berbunga-bunga, Netflix punya deretan pilihan terbaik. Kisah cinta yang manis, karakter-karakter yang menggemaskan, serta momen-momen yang bisa bikin senyum-senyum sendiri menjadi ciri khas drama-drama ini. Di bawah ini, ada 10 rekomendasi drakor romantis yang wajib kamu tonton.

Di urutan pertama ada Queen of Tears (2024), yang menceritakan pasangan suami istri yang tengah menghadapi masalah perceraian, namun akhirnya menemukan kembali cinta mereka. Drama ini berhasil meraih rating tertinggi di Netflix. Kemudian, ada Crash Landing on You (2019), kisah cinta antara seorang pewaris chaebol dan seorang tentara Korea Utara yang terlarang namun penuh ketulusan. Twenty Five Twenty One (2022) juga tak kalah menarik, mengangkat romansa masa muda di tengah krisis ekonomi tahun 1998, penuh semangat dan harapan.

Drama lainnya seperti Hometown Cha-Cha-Cha (2021) menghadirkan kisah cinta yang tumbuh antara seorang dokter gigi dan pria lokal di desa pesisir. Business Proposal (2022) menawarkan kisah lucu tentang kencan buta yang berujung pada pertemuan dengan bos sendiri. When Life Gives You Tangerines (2025) membawa kisah cinta mendalam yang berlangsung selama beberapa dekade. Ada juga Love Next Door (2025), tentang dua sahabat kecil yang menemukan cinta di usia dewasa.

Something in the Rain (2018) adalah pilihan tepat bagi yang ingin melihat cinta yang lebih dewasa dan penuh konflik batin. Our Blues (2022) menyuguhkan cerita cinta dari berbagai sudut pandang di Pulau Jeju, sementara Romance is A Bonus Book (2019) menginspirasi dengan kisah penulis jenius yang juga seorang ibu tunggal di dunia penerbitan. Semua drama ini penuh dengan nuansa romantis yang bikin baper!

Film Minecraft Meraih Keuntungan Rp 11,7 Triliun, Cuan Maksimal!

Film “A Minecraft Movie” telah meraih pendapatan luar biasa setelah dirilis pada 4 April 2025. Film yang diadaptasi dari game Minecraft ini telah mengumpulkan lebih dari USD 700 juta, setara dengan sekitar Rp 11,7 triliun.

Disutradarai oleh Jared Hess, seorang sutradara ternama, film ini berhasil meraih USD 41 juta di box office domestik pada akhir pekan Paskah. Pendapatan tersebut berasal dari USD 16 juta pada hari Jumat, USD 15,8 juta pada hari Sabtu, dan USD 9,5 juta pada hari Minggu.

Hingga saat ini, “A Minecraft Movie” telah mengumpulkan USD 345 juta di Amerika Serikat dan USD 375 juta di seluruh dunia. Secara keseluruhan, pendapatan bruto film ini sudah mencapai USD 721 juta atau sekitar Rp 12 triliun.

Namun, meskipun angka tersebut sangat mengesankan, film ini belum bisa mengalahkan “The Super Mario Bros Movie,” yang saat ini menjadi film adaptasi game dengan pendapatan tertinggi. Untuk bisa menyaingi pendapatan film garapan Illumination Studios tersebut, “A Minecraft Movie” perlu menambah sekitar USD 279 juta, atau sekitar Rp 4,7 triliun.

Saat ini, “A Minecraft Movie” masih diputar di beberapa bioskop, sehingga masih ada peluang untuk menambah pendapatannya. Namun, apakah film ini akan mampu menyaingi kesuksesan “The Super Mario Bros Movie” atau tidak, masih belum dapat dipastikan.

Film ini ditulis oleh Chris Bowman, Hubbel Palmer, dan Neil Widener, dengan jajaran pemeran yang terdiri dari nama-nama besar seperti Jason Momoa, Jack Black, dan Sebastian Hansen. Ceritanya mengikuti empat orang yang tiba-tiba terhisap ke dalam portal misterius dan terperangkap di dunia berbentuk kubus yang berkembang berkat kekuatan imajinasi. Untuk kembali ke dunia asal mereka, mereka harus menguasai dunia baru ini melalui serangkaian petualangan seru, bergabung dengan karakter terkenal Minecraft, Steve.

Para pemeran utama film ini antara lain Jason Momoa (Garret Garrison), Jack Black (Steve), Emma Myers (Natalie), Danielle Brooks (Dawn), Sebastian Eugene Hansen (Henry), serta Jennifer Coolidge, Kate McKinnon, Jemaine Clement, dan Matt Berry.

Judul: “Heavenly Ever After”: Drakor Fantasi tentang Kehidupan di Surga yang Menyentuh Hati

Pernahkah kamu berpikir tentang kehidupan setelah meninggal? “Heavenly Ever After” adalah drakor fantasi yang mengangkat kisah kehidupan setelah kematian, dengan cerita yang penuh makna dan emosional. Drama ini dibintangi oleh Kim Hye Ja, Son Suk Ku, dan Han Ji Min, yang siap membawa penonton ke dalam dunia yang penuh perasaan dan kejutan.

Cerita dimulai dengan Lee Hae Sook, seorang nenek berusia 80 tahun yang harus merawat suaminya, Go Nak Joon, yang menderita akibat kecelakaan besar. Sebagai tulang punggung keluarga, Hae Sook mengelola bisnis peminjaman uang di pasar. Suatu hari, ia bertemu Young Ae, seorang anak kecil yang dipukuli oleh ayahnya. Demi membayar utangnya, Hae Sook mengambil Young Ae sebagai anak angkatnya. Setelah bertahun-tahun, Go Nak Joon akhirnya meninggal, meninggalkan Hae Sook yang sangat terpukul. Tak lama setelah itu, Hae Sook juga meninggal dan ditemukan oleh malaikat yang membawanya menuju alam berikutnya.

Di surga, Hae Sook diberikan pilihan untuk hidup kembali dalam usia berapa pun. Ia memilih untuk tetap berada di usia 80 tahun, seperti saat ia meninggal. Namun, ketika bertemu kembali dengan suaminya yang kini berusia 30 tahun, Hae Sook merasa kecewa karena penampilannya berbeda. Ia juga bertemu dengan Sonya, kucing kesayangannya yang kini menjadi perempuan cantik. Meskipun bertemu lagi dengan suaminya, Hae Sook merasa tidak puas. Kehidupan mereka mulai berubah ketika So Mi, seorang wanita misterius, muncul tanpa ingatan, kecuali tentang Go Nak Joon.

Drama ini mengajak penonton untuk merenung tentang hidup setelah mati, terutama bagi mereka yang hidup dengan kebaikan dan berhasil memasuki surga. “Heavenly Ever After” tayang mulai 19 April 2025 di Netflix, jadi jangan lewatkan kelanjutan cerita seru ini!